Di sebuah tempat yang sangat gelap. Lembab dan menguarkan aroma apek berkepanjangan menjadikan sepetak ruang bawah tanah itu tidak nyaman. Bahkan cahaya yang menjadi satu-satunya penerangan hanya dari lentera kecil.Nick menyesuaikan dirinya sendiri untuk tempat persembunyiannya yang baru. "Apa selama ini anda bersembunyi di tempat ini,"
"Mr. C."
Paul duduk dengan gaya khas berkuasa miliknya mendongakkan kepalanya guna melihat lawan bicaranya. Paul dapat melihat Nick segera memalingkan tatapannya karena merasa takut kepada Paul. Entah karena hawa Paul yang keras atau juga wajah baru Paul.
"Menurutmu?" Paul melemparkan pertanyaan yang membuat Nick bungkam.
Paul terkekeh, "Tidak perlu setakut itu padaku," Paul meraih sebuah botol kecil terbuat dari aluminium yang mulai berkarat. Dilemparnya botol itu kepada Nick, "Kita rekan, bukan?"
Nick kesulitan menelan ludahnya sendiri. Nick meminum apa yang ada di dalam botol aluminium itu. "Bagaimana bisa anda hidup kembali?"
Paul menyenderkan punggungnya dengan gerakan elegannya, yang semakin membuktikan Nick bahwa Paul memang benar-benar ada di depannya. "Aku dari awal memang tidak pernah mati." Ujar Paul setenang air yang mengalir.
"Saat mobil sialan itu terjun dan meledak, aku masih ada di dalam mobil hingga wajahku seperti ini," Paul menunjuk wajah setengan hancur miliknya. "Tapi sepertinya takdir memihak kepadaku, karena tak jauh dariku ada mayat bunuh diri." Nick terus memperhatikan Paul.
Nick benar-benar tidak menyangka bahwa takdir masih begitu baiknya menyelamatkan Paul.
"Tapi... bagaimana bisa anda tahu, saya berada di Corpus Christi?" Nick mulai menyuarakan apa yang membuatnya penasaran hingga ingin mati rasanya. Karena munculnya Paul tiba-tiba membuat dirinya masih tidak percaya.
Paul tersenyum miring hingga lukanya yang belum sepenuhnya sembuh terangkat, "Tentunya aku menyelidiki kalian semua."
Nick membelakkan matanya. "Mah, dari semua itu, aku ingin sekali menemuimu saat kau masih berstatus polisi di kantor pusat. Tapi karena antek-antek sialan dari bajingan itu membuatku tidak bisa berkutik. Apalagi mereka hampir menemukan diriku saat di pusat perbelanjaan."
"Anda berada di pusat kota?!" Nick tak percaya karena paul sangat nekat berkeliaran.
Walaupun penampilannya yang jauh berbeda dari sebelumnya. Tapi bila Paul berkeliaran di pusat kota, maka akan banyak mata yang tertuju padanya, karena luka di wajah Paul benar-benar menarik perhatian.
Tatapan mata Paul nampak kosong beberapa saat, "Aku merindukan isteriku."
"Tapi setahu saya, Mrs. Clayton sudah menandatangani surat cerai mati serta pengalihan harta dari pengacara anda." Ucap Nick dengan sangat hati-hati. Takutnya dia malah dibunuh di tempat.
Paul tersenyum miring, "Persetan. Karena dia tetap milikku."
"Lalu apa rencana anda?"
"Tentunya aku ingin menemui orang itu," Paul menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salvager ( END )
RomanceTampan, sukses, dan genius dari Asia, itulah sebutan pemilik nama Hyun In Seo. Pria dengan darah asli negara Korea itu merintis kesuksesannya di dunia kepolisian Texas. Hanya dengan kurun waktu yang singkat, ia dapat menduduki posisi tertinggi di s...