PART 48 - NICE TO MEET YOU

1.1K 123 22
                                    

"Finally, i can face to face with you. Now." - Paul

.

.

.

Kedua mata Paul senantiasa mengikuti setiap langkah yang menghasilkan bunyi yang menggema menyeluruh indra pendengarannya saat ini. Kedua mata yang berkobar semangat juang untuk membunuhnya terasa menggetarkan tubuh Paul. Kepuasan yang tak bisa dijabarkan olehnya sekalipun, membuat sosok asing dalam tubuhnya bersorak ria.

Langkah itu berhenti. Bersamaan telah tibanya Seo tepat berada di depan Paul. Kedua pandangan yang bersinggungan tak melunturkan hawa membunuh yang sangat kental. Amarah, kekecewaan, dan sakit. Pandangan itulah yang Paul lihat di kedua mata hitam kelam milik Seo.

"Selamat datang, Tuan Polisi Asia." seringaian Paul mengembang penuh di wajahnya.

"Dimana Dove?"

Paul tertawa tanpa suara, "Kalau diingat, kau mengatakan hal yang sama, saat pertemuan pertama kita, bukankan begitu?"

Kaki Seo terangkat dan melewati anak tangga terakhir yang menjadi pemisah antaranya dengan Paul. Kesejajaran yang tidak perlu Seo susah payah selaraskan, keduanya memiliki aura tersendri untuk saling menakhlukkan apa yang ada di depan mereka masing-masing.

"Dimana Dove, Paul?"

Paul hanya tersenyum kosong. Hal itu membuat Seo bertanya dalam hatinya. Emosi Paul lebih terkendali, tidak seliar sebelumnya yang walau Seo hanya menyebut nama Dove, emosi Paul layaknya dunia akan segera berakhir.

Paul yang berada di depannya ini... sangat tenang dan kolektif.

Paul mengusap rambut lebatnya yang menjuntai bebas mengitari keningnya, "Entahlah, ingin mencarinya bersama?"

Seo mengerutkan dahinya, "Hal brengsek apa yang kau katakan sekarang?"

Paul menyerong tubuhnya, mempersilahkan Seo menjelajahi ruang satu lantai tempat spesial dimana Paul menyaksikan pertarungan Seo sebelumnya. "Sesuai ucapanku, Mr. Police."

Seo semakin dibuat emosi oleh kelakuan Paul saat ini. Satu hal yang Seo ketahui, apa yang ada di depannya ini bukanlah Paul. Seolah ada jiwa yang berbeda memerankan perannya saat ini di tubuh Paul.

"... Siapa kau?"

Paul semakin mengembangkan senyumnya. Ujung bibir yang sebelumnya hanya terangkat sekilas, kini seolah ujung bibir paul dapat menembus antar telinganya sendiri. Kilat mata asing yang baru kali ini Seo lihat menyala misterius.

Seo mencoba menghiraukan Paul 'yang lain' itu untuk mencari dimana Dove. Namun yang ia lihat hanyalah satu lantai yang kosong dan gelap. Sumber penerangan hanyalah dari sela berkas cahaya bulan purnama sempurna menembus dinding berlubang di sepanjang mata memandang. Namun, pandangan Seo terhenti setelah melihat sosok yang Seo rela menukarkan nyawanya sendiri, tergeletak tak bergerak sedikitpun berada di ujung ruangan.

Seo melangkahkan kakinya lebar melewati Paul, menuju inti dari dunianya, hidupnya. Namun langkahnya langsung disambut oleh sebetan belati perak yang hampir saja memutuskan nadi Seo.

Seo segera saja mengeluarkan senjata cadangannya yang berada di saku tempat penyimpanan pisau miliknya di pinggangnya. Pisau yang masih berupa bercak darah tertinggal di sepanjang mata pisaunya, seolah-olah meneriaki bahwa baru saja kehidupan seseorang telah direnggut hanya berupa sebilah baja dingin itu.

Paul yang menyaksikan senjata yang Seo acungkan, semakin tak bisa mengendalikan jiwanya semakin berdansa menikmati euforia yang Seo picu.

Salvager ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang