PART 12 - FINISH

2.4K 226 21
                                    

"Ms. Dove, apa kesaksian anda?" ucap Hakim menagih jawaban dari Dove yang tak kunjung menunjukkan respon.

Semua yang berada di ruangan itu hanya bingung dengan isteri dari tersangka tersebut. Tangannya hanya diam dan pena itu bahkan menggelinding jatuh. Dove lebih menundukkan kepalanya dan wajahnya tertutupi rambut pirang miliknya.

John menjelajahi pandangannya mengamati suasana sidang, "Gawat, Sir. Sepertinya Ms. Dove ketakutan. Sudah kuduga dia belum siap untuk sidang ini..." Seo hanya diam dengan tenang.

John merasa ucapannya hanya angin lalu karena melihat sikap acuh dari Seo. Tapi setelah itu, raut John menunjukkan kebingungan.

Hakim yang sadar sebuah tangan yang terangkat itu langsung bertanya, "Apa yang ingin anda sampaikan,"

"Sir Hyun?" Paul menaikkan alisnya melihat musuhnya dengan tatapan meremehkan. "Apa yang bajingan itu lakukan?" Keano ikut bingung, tak bisa menebak apa yang dipikirkan anaknya itu.

Seo tersenyum, "Maafkan saya karena mengganggu jalannya sidang, Hakim. Tapi saya menggunakan posisi saya untuk," tatapan Seo menghunus tajam ke arah pendamping Dove. Pendamping Dove yang dilihat tajam oleh Seo menciut ketakutan.

Seo tersenyum miring, "Mengganti pendamping dari Mrs. Clayton."

Semua terkejut. Pasalnya, pendamping Dove tak melakukan hal yang meresahkan atau mengganggu jalannya sidang. Tapi kenapa petinggi dari kepolisian Austin mengutus pengganti?

"Ke...kenapa saya, Sir Hyun?" ucap pendamping Dove itu dengan ketakutan namun ia dapat menyembunyikannya dengan baik.

Seo hanya menatap pendamping tersebut pongah, "Apakah permintaan saya diperbolehkan, Hakim?"

Hakim menganggukkan kepalanya "Silahkan, pengganti pendamping Mrs. Dove Clayton segera mengambil posisi."

Pendamping itu membelakkan matanya terkejut. Dia tidak menyangka, belum dirinya menghasut Dove lebih jauh, Seo sudah tahu lebih dulu. Pendamping itu berjalan meninggalkan sidang dengan wajah yang tertekuk masam.

Dove yang sedari tadi memperhatikan Seo dari belakangnya, hatinya menghangat. Getaran tangan Dove tak lagi sehebat sebelumnya. Dove tersenyum lemah ke arah Seo. Seo yang sadar Dove tersenyum kearahnya, membalasnya dengan tatapan datar.

Namun setelah itu, Dove menangkap ucapan tanpa suara dari Seo yang dove artikan, 'kau bisa'

Dove menganggukkan kepalanya dan mengembalikan pemandangannya ke arah depan. Dove menghapus air matanya dan mulai menulis di buku berukuran A3 itu dengan segenap kekuatannya.

Paul yang melihat aksi Seo hanya menatap datar ke arah Seo. "Anakmu peka sekali. Aku tidak menduganya." ucap Paul dengan mengetukkan borgol di pergelangan tangannya di meja tersangkanya.

Keano yang sadar dengan ucapan Paul secara tak langsung menghina Seo hanya tersenyum. "Anda benar,"

Dove menunjukkan tulisannya ke arah pendampingnya yang baru. Pendamping itu membacanya dengan lantang. "Saya, Dove Clayton, isteri dari tersangka. Usia pernikahan kami berusia dua tahun. Dua tahun, suami saya selalu menyiksa saya. Saya tak bisa berkutik. Saya kesakitan. Mental saya hancur. Hak saya untuk bicara ia renggut. Saya tidak kuasa menahan ikatan suami isteri ini lagi."

Semuanya tertegun. Banyak tatapan mencela yang ditodongkan dan langsung mengarah ke arah paul. Paul hanya menunjukkan raut tenang, tak bersalah.

Seo melihat ekspresi Paul tak habis pikir. "Lihatlah, raut wajahnya yang seolah semua ini dapat dilewati dengan mudah." gumam Seo.

Hakim mengangguk paham, "Selanjutnya, apa pembelaan anda, Mr. Keano?"

Keano bangkit dari posisinya, "Terima kasih atas saksi anda," Keano tersenyum ke arah Dove. Dove menatap takut-takut kearah Keano yang menatapnya dalam. "Mrs. Clayton."

Salvager ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang