Malam hari pun datang menggantikan sang pagi.
"Kamu mau kemana, Sayang?" tanya Inar yang sedang membaca majalah di ruang tamu.
"Jas ayah kamu mau dibawa kemana?" sambung Inar saat melihat jas suaminya yang sudah kekecilan dipakai oleh Lando.
"Mau ke pesta, Mom. Jadi jas ayah aku pinjem dulu ya," jawab Lando sambil membenahi setelan jas-nya.
"Iya. Kamu pakai aja. Lagian itu sudah nggak muat dipake ayah kamu."
"Ya udah. Lando pergi dulu ya, Mom."
Lando menghampiri tempat ibunya duduk lalu mencium tangannya."Iya hati-hati," balas wanita tersebut sambil mengusap pipi anaknya.
Lando berjalan menuju teras rumah untuk menunggu teman-temanya datang.
'Pada kemana sih ni anak. Lama amat. Gue chat aja deh.'
Karena dirasa ia menunggu terlalu lama, kemudian ia pun menghidupkan layar gajed-nya.
Landogtmn: Kalian pada kemana sih?
Karelmeg: Ini gue ama Verdy udah mau nyampe rumah lo.
Landogtmn: Gue tunggu diteras rumah.
Verdysyah: Lo nggak pergi ama Megi, Ndo?
Landogtmn: Yah, nanti ketemuan disana. Roy nggak ikut?
Verdysyah: Nggak. Katanya ada acara keluarga.
Lando menambahkan TitanV ke grup
Landogtmn: Titan. Lo ikut kan?
TitanV: Gua sih sebenernya males ke acara pesta, tapi bokap gua maksa gua buat dateng.
Verdysyah: Ya udah lo dateng aja ke rumah Lando. Lo tahu rumahnya kan?
Karelmeg: Ya tahu lah, Ver. Dia kan bisa tanya GPS mobilnya melalui akun Lando.
Verdysyah: Oh iya gua lupa.
TitanV: Gue bakal sampe disana mungkin lima menit lagi.
Landogtmn: Ok. Gua tunggu kalian di teras.
Lima menit kemudian Titan datang dan langsung memarkirkan mobilnya dihalaman Lando karena gerbangnya sudah terbuka.
Lalu Titan keluar dari dalam mobil dan menghampiri Lando yang sedang menunggu kedatangannya.
"Akhirnya lo nyampe juga," lirih Lando.
"Mau pergi sekarang?" sambung Lando bertanya kepada Titan.
"Verdy ama Karel gimana?" balas Titan.
Selang beberapa menit Verdy dan Karel pun datang, keduanya segera menemui Lando yang sedang berdiri bersama Titan.
****
"Pokoknya gue harus dateng ke pestanya Lolipop," lirih Morin setelah selesai memakai gaunnya.Morin mencopot sepasang sepatu kacanya dan berjalan menuju depan jendela kamar. Awalnya ia berniat untuk kabur melalui jendela kamarnya, namun diurungkanya niat tersebut karena satu hal.
"Waduh. Tinggi amat. Bisa mati gue kalo loncat dari sini," lirih Morin saat melihat jarak antara jendela kamarnya dengan tanah yang terlalu jauh.
"Gue lewat pintu belakang aja deh."
Kemudian Morin keluar kamar dan menutup pintunya dengan pelan lalu mengendap-endap menuruni tangga.
'Untung Bunda nggak ada,' batin Morin saat melihat hanya majalah Inar yang ada diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
To be Better [END]
RomancePada awalnya Morin tak ingin melakukan hal yang sejatinya dibenci oleh semua orang namun, mau bagaimana lagi. Sesuatu telah membuatnya tertekan sehingga pilihan satu-satunya untuk bersenang-senang adalah dengan mengikuti jejak Lando, sang kakak yang...