21. Dia

649 45 0
                                    

Setelah beberapa jam perjalanan. Akhirnya sore hari Lando sampai di asrama milik tantenya yang ada di Arab.

Lando berjalan mengikuti Siti sambil menarik kopernya. Siti memang tidak memberi Lando kamar yang ada diantara asramanya, namun ia memberi Lando kamar tamu di rumahnya. Sekalian agar ia bisa mengawasi Lando karena ia sudah berjanji kepada kakaknya akan membuat Lando berubah.

"Lando ini kamar kamu." Ucap Siti saat sampai didepan kamar tamu yang berada di lantai bawah. Siti memberikan kunci kamar itu kepada Lando.

"Assalamualaikum, Ummi?"
Tiba-tiba seorang cowok yang seumuran dengan Lando tengah berjalan ke arah tantenya sambil memberi salam. Cowok itu menyalami tangan Siti dengan penuh kasih sayang.

"Waalaikumsalam." Balas Siti sambil mengusap rambut anaknya itu.

"Ummi! Ini siapa?" Tanya Jamal penuh rasa penasaran karena ia merasa tak asing dengan wajah cowok yang ada didepanya ini.

"Masak kamu lupa sih? Ini anak paman kamu."

"Paman Andi?"

"Iya."

"Oh aku inget. Kamu Lando kan?!"

"Iya. Dan kamu Jamal kan?!" Lando pun ikut menebak siapa orang yang ada didepanya itu.

Jamal memeluk Lando ala pelukan sesama lelaki.

"Terus? Kamu disini ngapain?" Tanya Jamal.

"Mulai sekarang dia akan tinggal dirumah kita dan dia juga akan kuliah sama kamu." Jelas Siti kepada anaknya yang terlihat sangat senang itu.

"Benarkah?!" Tanya Jamal merasa tak percaya karena sebelumnya keluarga pamanya Andi hanya akan berkunjung dan menginap dirumahnya saat ada kegentingan saja.

"Iya. Dan sekarang kamu bantu Lando beradaptasi disini ya! Sekarang Ummi harus balik ke kantor abi kamu." Jelas Siti.

"Iya."

"Yaudah, Ummi pergi dulu."

Jamal menyalami tangan ibunya itu begitu juga dengan Lando.

"Assalamualaikum." Ucap Siti kemudian pergi menuju kantor.

"Waalaikumaalam." Balas Jamal dan Lando hampir bersamaan.

****
Lando membuka kamar tamu yang sekarang sudah menjadi kamarnya selagi ia kuliah di Arab. Ia menyematkan kunci dilubang kunci pintu agar tidak hilang. Kemudian ia melangkahkan kaki masuk kedalam kamar bersama kopernya itu.

Kamarnya cukup berdebu dan berantakan. Suasanya sunyi dengan sedikit sinar matahari yang masuk karena tirai jendela masih belum dibuka.

Jamal yang bertemu dengan sepupu lamanya itu merasa sangat senang. Ia ikut Lando masuk kedalam kamar untuk membantu Lando menata ruangan yang sudah cukup lama tidak ditempati sejak terakhir kalinya keluarga Lando menginap dirumahnya.

"Lando! Aku bantu membersihkan ya."
Tawar Jamal yang berdiri dibelakang Lando.

"Iya."

Akhirnya Lando dan Jamal bersama-sama membersihkan kamar itu. Sehingga tertata rapilah sesudahnya.

Terlihat indah saat keduanya selesai membersihkan kamar itu, dan juga membuka tirai jendela sehingga sinar matahari bisa masuk.

"Alhamdulillah akhirnya selesai. Ayo kita beristirahat dulu diruang keluarga." Ajak Jamal kepada Lando berdiri didepan jendela kamar.

"Iya. Ayo!"

Lalu Lando dan Jamal menuju ruang keluarga untuk mengistirahatkan badan mereka.
Di ruang keluarga sudah ada cemilan dan minuman yang memang sudah biasa Siti siapkan untuk Jamal sebelum ia sendiri pergi ke kantor. Karena anaknya itu biasa beristirahat di sofa ruang keluarga sambil menghafalkan Al-Quran. Namun, hari ini Jamal tidak menghafalkan Al-Quran karena ada sepupunya yang tanpa perkiraan akan datang.

"Eh bagaimana dengan Morin yang sekarang? Dia masih suka jahil nggak?" Tanya Jamal membuka pembicaraan.

"Ya begitulah. Masih sama seperti dulu, tapi mungkin kini dia bakal berubah."

"Kok gitu, apa yang terjadi?"

Kini Jamal semakin antusias mendengarkan cerita Lando. Karena Jamal tahu bahwa sepupunya itu tidak mudah berubah termasuk Lando. Jadi Jamal harus berusaha keras untuk membuat Lando berubah menjadi lebih baik. Jamal tahu kalau adanya Lando disini dan kuliah bersamanya, bahwa pamanya ingin Lando berubah menjadi pribadi yang lebih sopan.

"Ya..karena ulah gua ama Morin yang menjadi troublemaker di sekolah. Morin ditaruh pondok oleh ayah dan gua..lo tahu sendiri kan."

"Ya mungkin paman Andi hanya ingin Morin dan kamu menjadi seseorang yang mempunyai kepribadian yang lebih baik."

"Iya juga sih..akhir-akhir ini juga gua merasa kalo gua emang salah."

"Dan Lando! Kalau bisa, pada saat kamu berbicara tidak menggunakan kata 'gua' agar lebih sopan dan juga agar orang lain lebih menghormatimu."

"Iya akan gua. Eh maksudnya akan aku coba mulai dari sekarang."

Jamal tersenyum kepada Lando. Ia merasa senang mendrngar perkataan Lando, yang berarti ada celah keinginan Lando untuk berubah.

****
Makan malam yang awalnya tersaji diatas meja makan dengan keadaan lengkap, kini hanya tersisa bekasnya saja.

"Jamal, Lando. Setelah ini kalian berdua langsung pergi ke kamar masing-masing lalu siapkan apa saja yang harus kalian bawa besok ke kampus."

Kata Siti kepada Jamal dan Lando yang baru saja selesai meneguk minuman mereka.

"Iya." Balas Jamal.

Kemudian Jamal dan Lando berpisah di meja makan, keduanya segera menuju kamar masing-masing.

****
Lando menyalakan lampu meja belajar yang ada disebelah jendela kamarnya. Ia membuka isi koper yang belum sempat ia buka sejak selesai merapikan kamarnya tersebut.

Lando mengeluarkan peralatan sekolahnya diatas meja. Tiba-tiba mata Lando terarahkan kepada sepucuk surat yang terselip diantara pakaiannya.

Lando teringat bahwa itu adalah surat pemberian dari Megi melalui perantara sahabat-sahabatnya.

Lando perlahan membuka surat itu, pikirnya terbayang dengan kenangan-kenangan yang sempat ia lakukan bersama Megi sebelum akhirnya ia harus berpisah dengan orang yang disayanginya.

Sekarang, selembar kertas yang dipenuhi coretan tinta terpampang di depan mata Lando.

Dear Lando landakku

Bagaimana kabarmu? Mungkin ketika kau membaca surat ini, aku sudah sampai di asrama kampus, di Arab.
Sebenarnya aku tak ingin ini menjadi surat terakhir untukmu, namun dunia tak menyetujui keinginanku itu. Landakku sayang, jangan rindu aku nanti kamu sakit dan aku tak mau sampai itu terjadi. Walaupun kita berdua dipisahkan oleh jarak dan waktu, cintaku kepadamu akan tetap sama seperti dulu, aku akan selalu menantimu dalam doaku. Aku berharap perasaanmu juga begitu, tak akan pernah aku lupa namamu dan akan selalu ku ucapkan dalam doaku. Aku cinta kamu. Semoga kau adalah jodoh dari Allah untukku.

Salam rindu dan cinta
Megiana Prataman

Tak terasa air mata Lando jatuh menetes diatas surat itu.

Lando tersenyum sekaligus merasa rindu kepada pujaan hatinya itu.

"Megi akan kupastikan kita bertemu dan saat itu terjadi, kau tak akan kulepaskan lagi selamanya." Pikir Lando dalam hati.

Lando pun kembali menata isi tasnya. Ia memasukkan apa saja yang perlu ia bawa ke kampus, kecuali surat dari Megi. Lando menyimpan surat itu bersama foto-foto kenangan bersama di dalam laci meja belajarnya.

Karena malam semakin larut akhirnya Lando pun segera tidur setelah membereskan kopernya.

_____________ Bersambung.

To be Better [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang