18. Adaptasi

715 48 0
                                        

Kini hanya ada Morin dengan Hajah Maryam yang berada di ruang kantor, sedang Ilham dan Alif pergi keluar menuju masjid.

hihihihi

Tiba-tiba ringtoon suara tawa kunti keluar dari ponsel yang sedang dipegang Morin, yang tentunya itu milik Morin.

Lalu Morin segera membuka gajednya. Dan ternyata itu adalah pesan dari grup gilanya yaitu trio trauble.

Kettymgls: Morin! Gimana?udah nyampe belom?

Lolisweety: Pasti udah kan, Rin.?

Kettymgls: H'm

Lolisweety: Eh, disana cowoknya ganteng-nganteng ggk? Terus kamu udah punya temen berapa disana? Tempatnya bagus nggak?😍

Kettymgls: Loli apa-apaan sih lo😒

Lolisweety: Kan gue cuma nanya doang😣
...
Karena saking ributnya Ketty dengan Loli akhirnya Morin pun membalas chat mereka.

KBMmorin: Kalian bisa diem nggak?

Kettymgls: Maaf, Rin.

Lolisweety: Iya gue juga, Rin.

"Morin!" Panggil Hjh. Maryam kepada Morin yang akan kembali mengetik pesan.

"Eh. Iya! Ada apa tante?, Eh bu Hajah?" Sahut Morin agak gugup karena dipanggil saat lagi fokus pada layar gajednya.

"Panggi Umma saja. Semua di ponpes ini memanggil saya begitu." Jelas Hjh. Maryam.

"Morin, sekarang kamu bisa menyerahkan gajed kamu!" Lanjutnya dengan tangan meminta.

"Kok gitu sih..itu nggak adil namanya, Umma." Bantah Morin.

"Apa kamu tahu adil itu bagaimana?"

"Ya tahulah. Adil itu kalo gue dapetin apa yang gue mau."

"Itu namanya egois, Morin. Yang benar adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sekarang jika kamu di ponpes maka kamu harus menyerahkan semua barang yang tidak berhubungan dengan ponpes."

"Tapi, kalo ayah nelfon gimana? Kalo temen-temen Morin ngechat gimana?"

"Kamu bisa ngunain telephon pondok yang disediain di setiap kamar."

"Sini gajednya!" Lanjut Hjh. Maryam meminta kembali gajed yang masih dipegang Morin.

Dengan rasa berat hati Morin mencium gajednya dan dengan terpaksa ia menyerahkanya ke Hjh. Maryam.

"Akan saya jelaskan peraturan utama di ponpes ini." Kata Hjh Maryam.

"Tidak usah deh, lambat laun gue juga bakal ngerti kok." Tolak Morin dengan nada santainya, tanpa rasa sopan sedikitpun.

"Sedikit saja dan perlu selalu kamu inget, Morin." Tekan Hjh. Maryam yang melihat cara Morin berperilaku, ia takut kalau Morin akan terbiasa seperti ini selamanya.

"Sebaiknya kamu duduk!" Suruh Hjh. Maryam dengan nada yang agak tegas, sehingga akhirnya Morin duduk di kursi yang ada didepannya.

"Peraturan pokok. Kamu harus memakai rok bukan celana dan kamu harus berjilbab dengan benar seperti ini." Jelas Hjh. maryam.

Ia mendekati Morin dan membenahi kerudung yang Morin kenakan.
Kerudung yang awalnya hanya diselempangkan kanan kiri, kini telah dibenarkan oleh Hjh. Maryam sesuai dengan cara berjilbab yang baik dan benar.

"Begini baru benar, Morin." Ucap Hjh. Maryam setelah selesai membenarkan jilbab Morin.

 Maryam setelah selesai membenarkan jilbab Morin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
To be Better [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang