Diluar matahari mulai terlihat kembali memberikan cahaya pada bumi, namun keadaan dalam rumah itu masih berselimut duka ditambah lagi Morin yang dari tadi belum membuka matanya.
"Bun..da..Aya..h.."
Jari-jari Morin bergerak dan mulutnya mulai mengeluarkan suara memanggil kedua orangtuanya.Lando langsung sigap membelai rambut Morin yang masih tertutup jilbab.
"Tenang Morin, kakak akan selalu menjagamu." Ucap Lando menenangkan Morin.
Morin membuka matanya, berharap yang dilihat itu adalah kedua orangtuanya.
"Kakak..Bunda dan Ayah.."
"Mereka berdua sudah tenang diatas sana." Balas Lando menahan air matanya keluar.
Morin berdiri dari tidurnya dan memeluk kakaknya itu. Ia kembali menangis dipelukan kakaknya.
Lando hanya bisa membalas pelukan adiknya tersebut seraya menenangkannya.
*****
Di ruang tamu, terlihat Alif dan Kelvin sedang duduk bersama paman dan bibi Morin.Tok tok tok
"Permisi?"
Semua teman-teman sekolah Lando dan Morin yang dahulu mulai berdatangan."Tante? Kami turut berdukacita atas meninggalnya Om Andi dan Tante Inar." Ucap Ketty mewakili semua teman-temannya yang berdiri di belakangnya.
"Duduklah!" Balas Sara dengan nada yang masih berselimut duka.
"Hmm, Tante! Apa tante tidak mau mengenalkan kedua orang yang duduk disebelah om?"
Kebiasaan Loli yang sudah melihat orang baru, apalagi kalau cowok seperti Alif. Rasanya ingin sekali segera berkenalan.Ketty mendengar pertanyaan yang Loli lontarkan, sedikit menyenggol lengan Loli.
"Apaan sih? Orang gue nanya doang!" Celetuk Loli.
"Perkenalkan ini Alif dan yang disebelahnya itu, Kelvin. Mereka berdua adalah teman Morin di ponpes." Jelas Andi.
"Wah! Pantesan-" Hampir aja Loli berniat mengatakan ganteng, namun Ketty segera menyelanya.
"Perkenalkan namaku Ketty, ini Loli, Kak Verdy, Kak Roy, dan kakak gue, Karel." Jelas Ketty menunjuk satu persatu sahabatnya sambil tersenyum.
Alif dan Kelvin pun membalas senyum mereka semua.
"Assalamualaikum."
Daranglah Hjh. Maryam datang bersama Ilham, Nisa, Sonya dan Lulu."Waalaikumsalam." Balas semua orang yang ada disana, menyambut kedatangan mereka.
"Silakan duduk." Ucap Sara mepersilakan.
Belum saja mereka semua duduk, tiba-tiba polisi datang terlihat membawa sebuah buku yang separuh terbakar.
"Permisi. Kami menemukan ini dalam mobil korban." Kata polisi tersebut seraya menyerahkan buku tersebut.
"Terimakasih." Ucap Aldo menerima buku itu.
"Yasudah kami pergi dulu. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Aldo mengusap buku itu, dia kenal dengan buku yang kini berada ditangannya. Ia ingat betul, Inar sering menulis sesuatu diatas buku tersebut.
"Sebaiknya kita berikan itu kepada Morin, mungkin akan membantu." Saran Hajah yang dari tadi ia sendiri belum melihat batang hidung Morin.
"Semoga aja. Mari ikut saya." Kata Aldo yang mengajak Hajah menemui Morin di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To be Better [END]
Roman d'amourPada awalnya Morin tak ingin melakukan hal yang sejatinya dibenci oleh semua orang namun, mau bagaimana lagi. Sesuatu telah membuatnya tertekan sehingga pilihan satu-satunya untuk bersenang-senang adalah dengan mengikuti jejak Lando, sang kakak yang...