25. Jatuh

601 40 0
                                    

Hari mulai malam, Namun Morin tidak menghiraukannya, justru sekarang ini Morin sedang duduk di salah satu ranting pohon.

Ia membuka isi kotak merah tersebut. Mata Morin seketika berkaca-kaca setelah melihat isi kotak itu adalah kumpulan foto kenangan bersama para sahabatnya waktu masih di Jakarta. Morin memeluk salah satu foto yang ada didalamnya.

Ternyata tidak hanya kumpulan foto-foto saja didalam kotak itu, Morin juga menemukan sepucuk surat didalamnya.

Dear Morin,
Walupun kini kita bertiga tidak bersama lagi. Kita berdua akan selalu mengingatmu, dan kita berdua berharap kamu juga  seperti itu.
Morin,mungkin saat nantinya kamu bertemu dengan kita berdua, kita sudah berubah. Karena kita telah memutuskan untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya .
Morin, jangan khawatirkan kita berdua ya?! Kita baik-baik saja, dan kamu semangat mondoknya.

                Sahabatmu tercinta,
                          Ketty&Loli

"Ketty, Loli... Gue rindu kalian berdua. Gue ingin kita bertiga seperti dulu lagi."

Sekarang air mata Morin telah menetes, ia memeluk surat dan memejamkan matanya mengingat masa-masa indah bersama kedua sahabatnya.

Morin menyandarkan kepalanya di batang pohon dan tak dirasa ia pun tertidur diatas sana.

                         ****
Semua penghuni ponpes melaksanakan sholat berjamaah di masjid dan tak ada satupun orang yang menghiraukan keberadaan Morin sampai sholat isya selesai.

"Nisa! Apa kamu sudah memberi tahu kepada Morin bahwa saya memanggilnya." Tanya Hajah kepada Nisa yang baru saja ingin memakai sendalnya.

"Iya sudah saya beritahu tadi." Jawab Nisa dengan yakin.

"Apa Morin tidak menemui anda, Umma?" Sambung Nisa yang baru merasakan ada hal ganjil.

"Tidak. Besok, tolong kamu suruh Morin menemui saya lagi ya?!"

"Baik, Umma."

Alif tak sengaja mendengar percakapan keduanya. Ia sendirian langsung pergi menuju kolam, berharap bisa bertemu dengan Morin untuk bertanya apa sebenarnya tujuan Morin ada disini.

Sesampainya di kolam. Alif tidak menemukan siapapun disana, kecuali hanya ikan dalam kolam.

Namun saat Alif ingin balik ke asramanya sesuatu terjatuh dihadapannya. Ia segera memungut sesuatu yang terjatuh itu. Ternyata itu adalah kotak berisi foto-foto kenangan, dan ia tahu itu milik siapa.

"Morin!!"
Alif menolehkan pandangannya ke atas pohon. Akhirnya ia menemukan Morin yang terlihat sedang bersandar sambil memeluk kertas diatas sana.

Morin yang enak tertidur ditempatnya, terbangun karena suara Alif memanggilnya.

"Apa?! Siapa?!!"
Morin sangat terkejut hingga ia kehilangan keseimbangan.

"Eh! Morin jangan bergerak nanti jatuh!"
Sayang peringatan Alif terhadap Morin telat.

"AAAAAaa.."

Morin terjatuh ditangan Alif yang refleks menangkapnya. Morin merasa melayang, entah karena ia ditangkap Alif atau Morin yang merasa senang memandang mata Alif yang juga sedang memandangnya.

"Astaghfirullah!"
Alif terkejut dan langsung menurunkan badan Morin yang tak sengaja ia tangkap.

"Maaf Morin?!" Lanjutnya meminta maaf kepada Morin yang masih melongo.

'Yah matanya jadi kembali ke langit lagi.'

"Morin??" Alif melambai-lambaikan tangannya ke wajah Morin.

To be Better [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang