29. Bertemu

706 41 0
                                    

Delapan tahun kemudian

Rumah yang dulunya ditempati lima anggota keluarga kini telah ditempati oleh enam anggota keluarga. Ada Lando, Morin, Megi, Stefen dan Stefani (anak kembar dari Lando dan Megi), ada juga Ranu yang kadangkala menginap disini saat mengambil cuti kuliah.

Lando sekarang menjalankan perusahaan milik ayahnya dan Morin membuka kembali butik yang dulu pernah dikelola oleh ibundanya. Sedangkan Ranu menganyam pendidikan kuliah di Singapura.

Pagi ini Morin sedang mencari kunci butik yang entah kemana hilangnya, padahal itu adalah kunci keempat kalinya yang hilang selama seminggu ini.

"Jangan sampai hilang, atau aku harus memanggil tukang kunci lagi." Keluh Morin sambil mencari kuncinya di laci kamar.

"Apa Tante mencari ini?"
Tiba-tiba datanglah dua keponakan Morin yang telah mengalungkan kunci itu di lehernya sambil mengejek Morin.

Morin memang mengikatkan tali pada lubang kunci itu agar ia bisa menggantungkannya di lemari pakaian. Namun masih saja bisa diambil oleh dua keponakannya yang hampir masuk sekolah dasar.

"Kesini. Berikan pada Tante, Sayang!" Pinta Morin dengan lembut sambil meminta dengan kedua tangannya.

"Tante jawab pertanyaan aku dulu!" Kata Stefani.

"Yang pasti tante tidak tahu jawabannya."

"Tante kan belum tahu pertanyaannya." Sambung Stefan.

"Baiklah. Apa?"

"Tante kapan punya pacar?" Tanya keduanya secara bersamaan.

"Tante tidak tahu."
Entah kenapa pertanyaan yang dilontarkan keduanya selalu sama setiap hari, dan Morin hanya menjawab dengan jawaban yang sama.

"Tidak tahu lagi." Ucap Stefani. Anak kecil itu mengharapkan jawaban yang berbeda tapi Morin tetap saja menjawab dengan jawaban yang sama.

"Padahal om Ranu sudah punya lho." Kata Stefan tanpa berfikir dahulu. Terlihat Stefani menyenggol tangan Stefan.

"Stefan. Dimana kamu melihatnya, Sayang?"

"Jangan kasih tahu, nanti Tante marah." Bisik Stefani kepada Stefan, namun bisikannya itu masih bisa didengar oleh Morin.

"Tante janji tidak akan marah."

"Baiklah. Kami berdua melihatnya di kedai pizza saat mengantar papi ke kantor." Jelas Stefan.

"Sekarang kembalikan kunci Tante ya?"

"Tidak." Jawab keduanya begitu kompak dihadapan Morin.

"Kak Megi! Tolonglah diriku ini!" Karena kehabisan akal dan waktu hampir menunjukkan pukul tujuh, Morin berteriak meminta tolong kepada Megi yang sedang memasak di dapur.

"Stefan! Stefani! Berikan kuncinya ke tante, Sayang. Nanti mama buatin kue untuk kalian berdua!"

Setelah mendengar perkataan Megi, keduanya pun memberikan kunci kepada Morin, lalu turun menemui Megi di dapur.

Morin mengambil tasnya, lalu turun ke dapur untuk berpamitan kepada Megi sebelum akhirnya ia pergi ke butik.

*****
Hari ini cuacanya kurang mendukung, awan hitam dan gemuruh menandakan hujan akan segera datang.

Lain suasana di kedai pizza yang ramai pengunjung, terutama anak-anak muda. Terlihat Ranu tengah mengobrol dengan seorang gadis berambut pendek dengan kerudung yang menutupi separuh kepalanya.

"Ranu! Gue denger lo bisa mengaji dengan baik ya?" Tanya gadis itu yang kerap disapa Rara.

"Ya. Memangnya kenapa?" Tanggap Ranu.

To be Better [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang