Suasana di rumah tamu seketika berubah menjadi ketegangan saat tiba waktunya Lando, Morin, dan Ranu mengatakan keputusan mereka bertiga. Semua orang yang ada disana berharap itu keputusan yang baik sesuai harapan kedua orangtua mereka.
"Setelah kami bertiga bermusyawarah. Kami memutuskan untuk melanjutkan pendidikan masing-masing." Ucap Lando yang memberi kabar baik untuk semuanya.
"Alhamdulillah. Akhirnya kalian mengerti juga." Ucap Aldo diikuti senyum dari semuanya.
"Tapi, kami berdua boleh nggak nitip Ranu ke paman dan bibi selama kami pergi?"
"Tentu saja, paman dan bibimu ini akan menjaga Ranu. Dia juga kan keponakan kami berdua."
"Terimakasih."
"Oh iya, sebaiknya kamu segera ke bandara. Takutnya kamu akan ketinggalan penerbangan nanti." Kata Aldo kepada Lando. Sedangkan Lando hanya mengangguk.
"Paman! Aku ikut nganter ya?"
Morin ingin mengantar kakaknya itu ke bandara, karena hari ini adalah hari terakhirnya bertemu Lando sampai kuliah Lando berakhir."Tidak Morin. Kamu juga harus segera balik ke ponpes." Jawab Aldo membuat Morin cemberut.
"Baiklah."
"Udah lo jangan sedih, delapan tahun lagi gue balik." Ucap Lando sambil mengusap kepala Morin.
"Lama amat. Ngapain aja Lo?" Tanya Morin heran.
"Mungkin kakak lo nyari jodohnya yang hilang, kan tempat kuliah kak Megi sama dengan tempat kuliahnya kakak lo." Sela Loli agak keras, padahal dilain hari Miki sudah memberi tahukan agar tidak bilang kepada siapapun mengenai tempat kuliah Megi yang ternyata sama dengan Lando.
Ketty segera menyenggol Loli karena ia juga tahu tentang hal itu.
"Ups! Keceplosan gue. Maaf ?" Lanjut Loli.
"Oh ya?! Bagus deh kalo gitu gue harus cepet-cepet nih." Ucap Lando girang. Ia mengucapkan perpisahan kepada semua orang yang ada disana.
"Ayo, Paman!" Lanjut Lando menarik tangan Aldo lalu pergi menuju bandara.
*****
Karena hari mulai sore, Morin segera mengambil sepatu dan tasnya, lalu berpamitan kepada bibi dan sahabat-sahabatnya.'Ayah, Bunda. Morin janji bakal jadi seperti yang ayah dan bunda harapkan kepada Morin.' Ucap Morin dalam hatinya sambil menatap pintu rumah yang terdapat berbagai kenangan didalamnya.
"Morin! Ayo! Guruan!" Panggil Sonya dari dalam mobil.
Mendengar panggilan itu, Morin segera berlari masuk kedalam mobil. Ia tak mau membuat Sonya naik pitam.*****
Suasana dalam perjalanan tampak sunyi karena semuanya pada tidur kecuali Alif, Sonya, dan Nisa.
Diantara ketiga orang tersebut, Morin hanya bisa mengobrol dengan Nisa."Nisa!" Panggil Morin memulai percakapannya.
"Iya? Kau perlu sesuatu?"
"Ya. Aku ingin setelah sampai di ponpes kau bersedia mengajariku beribadah. Bagaimana?"
"Bagus. Tentu aku mau, dan jika kau ingin belajar Alquran kau bisa meminta Alif mengajarimu, dan-"
Penjelasan Nisa terpotong karena tiba-tiba Sonya berbicara.
"Dan kau bisa belajar hadis bersamaku kalau kau mau." Tawar Sonya yang membuat Morin dan Nisa menoleh kearahnya. Sonya teringat akan kata-kata Ketty tentang Morin kepadanya.
"Kau serius ingin mengajariku?" Tanya Morin agak tidak yakin, karena selama ini dia tidak pernah bisa akur dengan Sonya.
"Ya. Bolehkan aku menjadi temanmu juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
To be Better [END]
RomancePada awalnya Morin tak ingin melakukan hal yang sejatinya dibenci oleh semua orang namun, mau bagaimana lagi. Sesuatu telah membuatnya tertekan sehingga pilihan satu-satunya untuk bersenang-senang adalah dengan mengikuti jejak Lando, sang kakak yang...