15. Kejutan

22.8K 706 81
                                    

Kadang, menahan sebuah pertanyaan untuk tidak dipertanyakan adalah hal yang menyakitkan, apalagi kata kita sedang berada pada ruang ketidakjelasan dan melepaskanmu pun sangat susah untuk dilakukan.
SANJAK TEDUH

"Teduh! Ada Sinar, nih!"

Teriakan ami membuat Teduh yang sedang memberi makan ikan-ikannya itu menghentikan pergerakannya. Dia menaruh makanan ikan di samping akuarium barunya. Teduh membuka pintu kamarnya yang langsung disambut dengan uluran piring berisi macaron strawberry kesukaannya.

Sinar terkekeh melihat wajah polos Teduh, rambut Teduh yang belum sepenuhnya kering membuat Sinar langsung berpikir kalau Teduh baru saja mandi. "Gak mau?" tanya Sinar pada Teduh yang masih menatap macaron yang dia bawa.

"Mau. Makasih, Sinar. Aku ambil, ya?"

Sinar mengangguk, Teduh mengambil alih piring dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya mengambil macaron yang dilahap satu persatu. Sebelum makan, Teduh sempat izin. "Aku makan, ya?"

Sinar terkekeh geli. "Iya Teduh, gak usah izin segala."

"Enak banget!" seru Teduh seraya mengunyah. Mata bobanya terlihat begitu menggemaskan sekarang. Sinar tertawa melihat reaksi lucu Teduh. "Makasih-makasih."

Sinar berjalan masuk ke dalam, matanya tertuju pada akuarium baru Teduh yang baru dia lihat hari ini, juga ikan-ikan kecil yang baru Teduh pelihara. "Aku mau bantu rawat ikan kamu sebentar boleh?"

"Semua permintaan Sinar pasti Teduh bolehin, kok."

Sinar mengambil makanan ikan, menaburkan makanan secara perlahan di atas air, hampir seluruh ikan mendekati permukaan untuk berebut makanan. Namun, satu ikan yang sudah agak besar hanya mundar-mandir di dasar akuarium.

Sinar mengambil jaring ikan untuk mengambil ikan Angel Napoleon yang terlihat sedang sakit. Sinar berniat untuk memberinya obat dan memindahkannya di akuarium kosong.

"Mau ambil ikan yang mana, Nar?"

"Itu si Nippon," kata Sinar yang masih fokus untuk mengambil Nippon dengan jaringnya. Saat Nippon sudah di dalam jaring, Sinar terlihat sedikit kesusahan karena Nippon sudah bertumbuh cukup besar.

Teduh menaruh piring macaron di atas kasur, ikut memegang pegangan jaring, membantu Sinar yang sepertinya keberatan untuk mengangkat Nippon.

Tangan kekar dengan pembuluh darah yang nampak itu tepat berada di atas tangan Sinar. Sinar agak terkejut. Ditatapnya Teduh yang fokus menarik jaring.

Sinar bisa melihat dengan jelas bekas luka di dekat mata Teduh yang begitu indah. Sejak pertama kali Sinar melihatnya, sampai sekarang luka itu tetap menjadi luka favorit Sinar.

Saat Nippon sudah tertangkap, Nippon sedikit memberontak, hingga menciptakan air ke wajah Sinar dan juga Teduh. Keduanya tertawa sebentar.

"Maaf Nippon, sebentar doang, sebentar," ucap Teduh.

"Pindahin ke akurium satunya, lagi sakit dia."

Teduh menuruti permintaan Sinar, mereka berdua menaruh Nippon di akuarium sebelah. Setelahnya Sinar berkutik pada obat-obatan ikan yang Teduh punya.

Sinar mencampurkan pelet ikan dengan Seachem Focus dan beberapa tetes air menggunakan pipet tetes. Setelah pelet dan obat tercampur, Sinar menaburkannya di akurium yang hanya berisi Nippon-bukan merek cat ya, tapi nama ikan yang dinamai langsung oleh Sinar tahun lalu.

Sinar menatap Teduh yang sedari tadi menatapnya. "Apa liat-liat?"

"Gemes aja liat kamu. Sebentar lagi jadi dokter hewan, padahal waktu SMP kamu takut tuh sama ikan."

Sanjak TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang