"Aku nggak ingin lihat kamu sedih selama aku masih di bumi, apalagi kalau aku alasannya. Jadi, maaf kalau aku memilih keputusan yang suatu saat akan menyakitimu."
SANJAK TEDUH***
"Ngedate mulu, bosen sih," celetuk Rembulan, si bungsu dari tiga Alya bersaudara. Alyari Rembulan lengkapnya.
Rembulan yang sedari tadi memang sedang sibuk memakan es krim stoberi dan cheesecake kesukaannya di ruang keluarga, tak sengaja melihat salah satu kakaknya sudah rapi.
Sinar menyomot cheesecake miliknya yang selalu dicuri terang-terangan oleh Rembulan, lagian Sinar tak mempermasalahkan. Sebab Cheesecake adalah makanan wajib bagi Rembulan setiap kali dia patah hati. Masalahnya tiap Minggu Rembulan ini patah hati sama orang yang sama melulu.
"Lebih bosen liat lo galau mulu, ganti pacar sih biar nggak nyomotin cheesecake gue mulu."
"Masalahnya cuma pacar gue yang suka sama gue, kalau ada yang lain juga udah ganti gue," jawab Rembulan sesuai fakta.
Sinar duduk di samping Rembulan, menepuk pelan bibir adiknya, "Enteng banget kalo ngomong. Jangan-jangan ini alasan gak ada yang suka sama lo. Soalnya kalau ada, nanti lo selingkuh, parah."
"Emang. Enteng lah ngomong mah, yang gak enteng itu perasaan gue, berat sampe pengin gue buang aja tapi ga kuat soalnya gak ada orang ketiga dari pihak gue yang ngebuangin. Ah, capek banget jadi manusia."
Rembulan mengigit semua cheesecake di tangannya yang masih sisa setengah. Belum ada tiga detik, Rembulan menarik tangan Sinar dan melepehkan cheesecake yang belum dia telan.
"Dimakan jangan ngga, Kak. Itu dari mulut wangi gue, hadiah."
"Makan tuh hadiah!" Sinar menempelkan tangannya ke wajah Rembulan, dan meraup wajah Rembulan.
"KAKAK! NANTI KALAU MUKA ADE BERUBAH JADI SAMPAH GIMANA?"
Rembulan meraup mukanya, melempar sisa cheesecake yang ada di tangannya ke arah Sinar yang sudah lari terbirit ke arah pintu sambil tertawa, "Kan, katanya lo males jadi manusia, yaudah jadi sampah aja, gak ngapa-ngapain, gak cape, tapi juga gak berguna."
"Berantem terus! Pacar Lo udah di depan tuh!" celetuk Alyarene Jingga yang baru pulang, anak pertama yang sudah sukses menjadi seorang penyiar berita selama tiga tahun. Sebentar lagi kak Jingga mau tunangan, lho.
"Biar nggak stress, Kak. Kasian anak orang galau mulu mana cita-citanya jadi penyelingkuh. "
"Sial, tapi bener."
"Gue kasih tau aja, gue yang stress liat kalian berantem," jujur Jingga.
Drama Alya bersaudara tidak hanya sampai situ, Rembulan yang masih nggak terima mulai mengejar Sinar yang baru saja menyalimi tangan Kak Jingga dan pergi ke luar rumah yang sudah ada Kama di sana.
Di sisi lain, Kak Jingga menarik belakang baju Rembulan agar tidak melakukan kegilaan di halaman rumah. Katanya, bisa-bisa jadi bahan omongan tetangga. "Rembulan, mending lo bersihin muka aja nanti keburu membusuk jadi sampah, berabe."
Rembulan menunjuk Sinar yang memeletkan lidahnya, "Awas lo kalau pulang, denda. Gue minta transfer shopeepay!"
"Beli apa lo di shopee? Kentut pacar lo?" tanya Jingga.
Rembulan menghentakkan kakinya, "Tainya sekalian, Ne. Cape banget punya kakak."
Setelah itu Rembulan benar-benar pergi ke dalam rumah, diikuti Jingga yang sebelumnya mengucapkan have fun untuk Kama dan Sinar. Sekedar informasi, kalau Rembulan udah manggil Jingga dengan sebutan Nene artinya Rembulan benar-benar ngambek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanjak Teduh
Novela Juvenil[BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA] "Memang benar ya, Sinar selalu menghangatkan hati Teduh meski dengan cara yang paling menyakitkan. Terima kasih Sinar, selepas semua kegelapan yang datang, kujamin bumimu akan tetap aman."