27. Tiga Ibu Peri

19.3K 618 18
                                    

"SINAR! ADA TEDUH DI BAWAH!"

Jingga menggendor pintu kamar Sinar. Lantas pergi begitu saja sebelum sang pemilik kamar keluar. Jingga sibuk. Dia harus cepat pergi untuk bertemu wedding organizernya.

Sementara, Sinar baru selesai mandi terburu-buru memakai baju dan mengeringkan rambutnya.

Tak lama, Sinar membuka pintu. "Eh, kaget!"

Sinar sedikit terkejut dengan kehadiran Teduh yang berdiri di depan pintu kamarnya dengan senyum lebar yang sangat manis, seperti biasanya.

Teduh terkekeh melihat Sinar yang terkejut. "Sorry."

"Kok gak bilang kamu mau ke sini? Tumben? Ada apa, Teduh?"

Teduh mengeluarkan dua buah tiket dari belakang tubuhnya. Sinar membelalakan matanya. Dua tiket konser Tulus.

"TEDUH? SERIUS? INI GAK PALSU KAN?" Sinar mengambil tiket tersebut, melihat detail tiket. Selain menyukai grup Korea, Sinar sangat suka dengan penyanyi bernama Tulus. Sangat, suka, dan Teduh tahu itu.

"Asli, dong. Sebagai permintaan maaf aku. Aku gak enak waktu kamu gagal ikut konser gara-gara aku."

"Eh? Gak gitu ah Teduh! Aku udah bilang kan kamu gak salah. Tapi makasih banget tiketnya. Aku ganti, sebentar mau ambil uang."

Sinar masuk ke dalam kamar, diikuti oleh Teduh yang menghalangi jalannya. Teduh menggeleng. Gemas. "Gak usah diganti. Ini namanya hadiah bukan utang."

Sinar mendengus. "Tapi nanti waktu makan, aku yang bayar ya!"

Teduh terkekeh, lantas mengganguk. "Iya, Sinar, makasih, ya."

"Makasih juga, Teduh." Sinar tampak berpikir sebentar. "Teduh, lagi capek, gak?"

"Kenapa?"

Sinar menggeleng. "Gak jadi. Takut Teduh kecapean."

Terdengar decakan dari mulut Teduh. "Kebiasaan. Teduh gak capek, Sinar. Kenapa? Bilang aja Sinar, mumpung Teduh masih bisa jalan."

Senyuman Sinar luntur. Tatapan bersinarnya berubah menjadi redup. "Teduh, jangan ngomong kayak gitu. Maksudnya apa coba?" Sinar tahu cepat atau lambat Teduh tidak akan bisa berjalan dengan kakinya. Hanya saja, Sinar akan meminta pada Tuhan untuk memperlambatnya.

"Kok sedih? Maksud Teduh itu Teduh kan lagi ngejar skripsi, mumpung belum banyak revisi mau jalan-jalan yang banyak sama Sinar." Teduh Mengusap rambut Sinar dengan lembut. Merasa bersalah.

Sinar menggeleng. "Enggak, Sinar gak mau jalan-jalan, tadi mau ngajak Teduh nonton Netflix bareng."

"Boleh, ayo!"

"Kajjja!!!"

Siang ini, mereka berdua menonton Netflix di TV, menonton series Stanger Things season 3. Selagi Teduh mempersiapkan alat untuk menonton, Sinar mengambil beberapa camilan dan minuman yang diletakkan di meja keluarga, bertepatan dengan TV yang sudah menampilkan tampilan Netflix.

Keduanya duduk bersebelahan. Mata keduanya fokus melihat ke layar TV dengan tangan yang sibuk mengambil makanan dan mulut yang mengunyah. Baru berjalan empat puluh menit, Sinar menghela napasnya. Biasanya Sinar menonton sambil tiduran.

Sanjak TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang