Gadis Kepang (2)

4K 130 17
                                    

Perjalanan 2 km rasanya seperti lebih dari itu. Angin ban masih oke, accu baru ganti, rantai baru dioles pelumas tadi, jadi apa yang salah? Weekend besok perlu dibawa ke bengkel untuk diperiksa mungkin ada kabel lepas atau kesalahan teknis lainnya. "Sudah ambil barang nduk?" sapa umi ketika dia membukakan pintu untukku "Sudah mi, semoga diwaktu yang akan datang ada satpamnya. Masak iya sih mi, Aiyya masuk mudah banget kalau Aiyya mau maling gimana ya? Hehe" jawabku dengan selingan candaan agar suasana menjadi cair karena umi terlihat tegang. "Ya sudah, cuci kaki cuci muka wudhu lalu tidur" jawabnya lagi yang kubalas dengan senyuman. Pukul 22.30 wib aku masih terjaga dengan novel yang urung usai kubaca. 'tok..tok..tok' suara ketukan yang aneh karena biasanya umi tak pernah mengetuk pintu jika hendak ke kamarku karena memang pintu tak pernah kukunci dan di rumah hanya ada kami berdua. "iya mi, Aiyya tidur" ucapku sedikit keras agar terdengar, tapi tidak ada sahutan, hening dan sepi itu saja.

Kembali aku menenggelamkan wajah di balik lembar novel. Genre novel romance religi kenapa perasaanku seolah membaca genre horror, seolah ada yang memperhatikanku sekarang. Perlahan kuturunkan buku untuk melihat apa aku sedang halusinasi karena bacaan atau.. Deg! Jika jantung ini bukan buatan ALLAH pasti sudah meloncat dari tempatnya, mataku bertemu dengan rasa takutku atau halusinasiku sendiri. Di ujung kamar tepat di depan pintu berdiri perempuan dengan ciri hampir sama dengan yang kulihat saat ke kantor tadi.

Hanya saja.. hanya saja lantaiku kini basah karena darah dari bagian kanannya yang remuk seperti tergilas sesuatu, mukanya kirinya yang cantik  tak pantas disandingkan dengan wajah rusak mata keluar tengkorak kepala retak dan semua kerusakan parah bagian kanannya. Dengan terseok dia berusaha mendekat sembari mengulurkan tangan lunglainya yang kulihat tulangnya remuk hingga beberapa mencuat diantara jemarinya. Sialnya aku justru seperti terpaku tak bisa bergerak, segera aku istighfar dan menolak rasa takut agar ia segera menghilang, bantal guling selimut boneka atau apapun yang ada di hadapan semua kulempar padanya agar ia paham aku tak menginginkannya disini.

Crash! Tangannya kini telah sampai menyentuh pundakku, bau anyir bercampur busuk mayat menusuk hidung hingga mual dan ingin mengeluarkan semua isi perut rasanya. "Ayah" lirih dia mengucap kata itu sembari melihatku dengan mata bolongnya itu. "Ayah" lagi-lagi kata ayah yang muncul, terbesit di fikiran 'beneran kagak punya mata emang, gue cewek dia panggil ayah, miring ini setan'. "Aku ingin minta maaf dengan ayahku, tolong aku" dia berucap tepat di telingaku seolah tak menghiraukan bahwa kini semua indra sedang sekarat karenanya. 'Shit!' rutukku dalam hati "Oke, menjauhlah dan bicaralah baik-baik."

....

Doakan semoga segera kembali lagi meneruskan yak. Perlu perjuangan membuat cerita ini :D 

BERCAK MASA LALU (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang