TERUNTUK SARAH (Part Intermezzo)

654 44 6
                                    

Ya, author tahu harusnya kisah Maranti diteruskan dulu. Tapi author tidak bisa meneruskan menulis ketika ada suatu hal yang membuat pikiran author ke distract. Author ingin meluapkan semua itu sejenak. Kalian pasti tidak asing dengan nama Sarah bukan? Maka ini adalah part yang khusus author dedikasikan untuk Ayuning Sarah. 


Aku tahu, kau tak memegang sosial media. Aku tahu kalau kau juga tak akan membaca ini. Tapi aku percaya jika kau akan bisa merasakan apa yang sedang ku tulis saat ini untukmu. Konyol memang jika aku bisa berteman dengan yang sepertimu sampai seperti ini. 

Kamu dengan segala bawelmu, segala cuitanmu, segala tingkah usilmu seringkali membuatku dongkol. Membuatku risih dan merasa jika kau terlalu rese. Tapi itulah dirimu, tanpa sungkan tanpa segan dan sangat apa adanya. Aku terlalu sering menulis, mendengar cerita yang lainnya. Kemudian mulai lupa jika ada dirimu yang juga butuh didengarkan. Aku mulai tak peduli meski kau sedang melakukan hal aneh demi perhatianku. Aku mulai tak peduli dengan keberadaanmu yang menurutku mengganggu konsentrasiku dalam bercerita. Ketika kau kuajak untuk melihat pawai di kota, dan saat itu aku sedang bersama keponakanku. Kau hanya memasang muka masam, karena aku lebih banyak menghabiskan waktu mengobrol dengan keponakan. Sekali lagi aku mengabaikanmu padahal aku sendiri yang mengajakmu ikut. Ketika malamnya kau protes, masuk dalam mimpiku dan mengulang kejadian siang itu. Hanya berdua menikmati pawai "Jika begini, kau tak akan mengabaikanku lagi kan Aiyy? Kau bisa melihatku dengan jelas dan tiada orang yang akan melirikmu aneh ketika berbicara denganku." Ucapmu kala itu. Kau peduli denganku, tapi aku tak kunjung paham dengan kesalahan yang sebenarnya sudah mulai membesar.

Tapi ketika kini kau menghilang, aku baru merasa kehilangan. Ada yang kurang ketika aku berjalan, ketika aku belanja ke minimarket, ketika aku sedang motoran malam-malam sendirian ke arah taman. Kau selalu mengagetkanku dari belakang, memeluk spontan dengan suara nyaring. Kau selalu bertanya makanan ini itu ketika aku pergi ke minimarket, dan tetap jasmine tea menjadi favoritmu. Aku rindu bernyanyi bersama ketika kita motoran di sepanjang keheningan malam.

Teruntuk Sarah, aku sadar jika ini bukan perihal aku atau kamu. Tapi ini perihal kita yang mulai merenggang karena aktivitas baruku. Aku bersalah padamu, aku minta maaf untuk itu. Aku merindukanmu, merindukan segala hal tentangmu. Kembalilah dan mari perbaiki bersama. Kau pernah menghilang sebelumnya, awalnya kupikir akan biasa tanpamu. Tapi sungguh, ini sangat sulit. Kau temanku, siapapun dirimu bagaimanapun kamu, darimana asalmu aku tak peduli. Yang kupedulikan hanya aku yang telah memiliki kasih dan perasaan seorang teman padamu. Aku tidak berlebihan untuk ini, karena aku juga masih bersosialisasi dengan masyarakat. Aku tidak tergantung padamu, tapi tanpamu akan selalu ada yang kurang. Tanpamu, detik terdengar lebih hening. Dan sepi lebih mudah mendekapku pada tepian malam.

Aku tidak malu mengakui jika aku memiliki teman sepertimu, aku tidak malu mengakui bahwa aku merasa kurang tanpamu. 2016 kita bertemu, 2017 kita saling membenci karena suatu hal, 2018 kita mulai saling memaafkan dan akhirnya memutuskan untuk berteman. Kau sering memarahiku ketika aku menghabiskan uangku untuk hal tak penting, kau sering memarahiku ketika aku sengaja mencari cerita dari yang tidak ingin bercerita, kau sering berdiri di depanku ketika ada "mereka" yang hendak terlalu jauh mengganggu. 

Sarah, mengertilah jika aku merasakan beban yang lebih berat dari rindu ketika kau menghilang.

Don't go away..

Please, come back..

I really miss you..  

  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BERCAK MASA LALU (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang