L I L Y (5)

1.6K 83 2
                                    


   "Ceritakan padaku bagaimana Maryam, wajahnya, terakhir kalian bertemu, kondisi desa yang kau tinggali atau apapun tentangnya"   


Waktu cepat berganti, sengaja seharian setelah permintaan dari Lily aku menghindar jauh dari rumah, agar tak bertemu dengannya dan membosankan jika setiap menitnya ia menannyakan kesanggupanku untuk menolongnya. Dan benar, baru melangkah pulang dari tempat kerjaku sekitar pukul 20.00 wib, ia sudah menungguku diambang pintu, wtf! Aku merutuk dalam hati namun sepertinya diketahui olehnya yang tertawa mengejek melihatku berjalan menunduk meghindar dari menatapnya. "Aku hanya ingin bermain denganmu adik cantik, hihihi.." sapanya setelah tubuhku terhenti tepat di depan pintu hendak membuka agar bisa segera masuk lalu membersihkan diri. Sejenak ada nafas yang kubuang kasar, "Lily, aku akan bermain denganmu dan dengan Maryam malam ini" jawabku serampangan untuk memberi kode bahwa malam ini sepertinya memang sudah waktunya untuk membantu permasalahan Lily, kuikhlaskan semua tentang akibat yang harus kutanggung. "Kau bilang apa adik cantik? Maryam?" tanyanya bersungut-sungut memastikan maksud dari perkataanku. "Aku ingin mandi dulu, jam 22.00 kita bertemu lagi" ucapku sambil tersenyum dan kemudian berlalu pergi dari hadapannya.

Tak menyangka jika detik berjalan begitu cepat malam ini, sesuai janjiku padanya. Pukul 22.00 wib harus kumulai semua ini lagi untuk mengakhiri hal buruk yang menjadi beban Lily selama ia menjadi si penggoda di malam hari bagi manusia yang memiliki phobia pada hantu. "Lily, aku memanggilmu untuk datang ke kamarku sekarang!" ucapku dalam bathin mencoba memanggil dia ke kamar agar aku juga tak perlu bertingkah selayaknya orang gila jika ada di depan rumah berbicara dengannya seperti waktu lalu. "Aku ke kamarmu adik cantik?" jawabnya melalui pendengaran bathin pula, entah dia memang tuli atau sengaja ingin aku mengulang-ulang perintah "iya kamu, masuklah jika memang ingin dibantu. Ada yang ingin kutanyakan padamu untuk beberapa hal Lily" kembali ucapku mengheningkan suasana selama beberapa menit, penasaran juga mengapa dia tak pernah masuk ke rumahku padahal tempatnya ada di dekat sini saja. "Aku tidak bisa adik cantik, ada perempuan galak yang selalu memarahiku jika berusaha mendekatimu sampai masuk ke dalam rumah. Jikapun bisa dekat denganmu kemarin, itu karena kamu yang mendatangiku" tuturnya dengan nada yang memang sedikit rendah seperti berusaha menahan rasa takut. Kurasa bukan ibu yang dia maksud karena merasa kehadiran 'mereka' saja sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah. Pun sikap ibuku tidak galak seperti yang diceritakan Lily tadi, atau jangan-jangan.. "dia yang pakai kemben merah muda?" seketika pikiranku mengarah kesana, dan ia pun mengangguk mantap tanda menyetujui. Bibirku tak bisa menyimpan tawa yang tiba-tiba terdengar begitu saja mengetahui bahwa ada hantu yang punya rasa takut.

Ya, aku memang memiliki satu teman yang cukup dekat denganku dari alam sebelah juga. Perawakannya cantik, anggun, senang memakai kemben warna merah muda, rambutnya hitam panjang dan ada hiasan sedikit bunga melati disana, ditambah ada mahkota kecil di kepalanya. Tak seperti yang terlihat, justru ia terkesan galak dan sedikit angkuh pada hantu-hantu lain yang sekedar ingin menyapaku. Entah karena faktor cemburu atau memang sudah sifat dasarnya seperti itu. Sebenarnya ini cukup mengganggu juga disaat penting seperti ini, semoga saja bisa diajak bekerja sama.

"Terimakasih, okay sekarang kita mulai darimana" tiba-tiba Lily muncul di depanwajahku dengan jarak hanya 10 cm saja. Jika saja jantungku bukan buatan Tuhan, mungkin kini sudah meloncat dari tempatnya. Setelah berhasil mencoba negosiasi dengan sesuatu yangmembuatnya enggan masuk, kini ia tampak bersemangat ingin membantuku lebihmudah menyelesaikan bebannya dan agar ia bisa pergi dengan kehidupan yang lebihdamai. "Ceritakan padaku bagaimana Maryam, wajahnya, terakhir kalian bertemu, kondisidesa yang kau tinggali atau apapun tentangnya" 

    Sekitar 15 menit iamenceritakan banyak hal tentang Maryam, sembari pensilku tetap mencoret tanpakepastian dan hanya mengikuti yang ada di pikiranku saja. Kemudian ia berhentikarena merasa cukup dengan cerita yang ia bagi padaku.    

    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa dia seperti ini Lily?" aku memberikan kertas yang telah selesai ku coret, lama diperhatikannya sembari sedikit tersenyum hingga akhirnya mulai berkata lagi "ya lumayan mirip sih, Cuma hidungnya kurang mancung, bibirnya kurang tipis, rambutnya kurang tebal.." "oke stop, kamu mau aku ngelukis saja atau mencari dia?" jawabku memotong perkataan Lily yang sedikit membuatku naik pitam dengan kecerewetan yang dia miliki. "Baiklah, lanjutkan" ucapnya menunduk seolah takut jika aku benar-benar marah dan mengurungkan niat untuk membantunya.

"Tunggu saja di depan, akan aku lakukan bagianku sekarang juga" titahku sedikit tegas padanya agar mengerti, karena dengan ucapan lembut dia sama sekali kurang bisa diajak kompromi. Mengawali semua ini dengan niat hanya untuk menolong seseorang yang membutuhkan, semoga Allah meridhoi dan membuat semuanya tampak mudah. 'Bismillah' ...


Yeay..

Sesuai janji, hari ini author sudah update 2 part sekaligus. Tapi maaf, cerita lily masih belum usai tuh, jadi jangan buru-buru niat tinggalin author, hiks (mode lebay). Serius, part selanjutkan akan lebih seru, jangan lupa vote and comment yak. 

BERCAK MASA LALU (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang