STORY ENDING OF BERCAK MASA LALU

810 46 3
                                    

"Yah, semua cerita sepertinya sudah berakhir ya Sarah?" tanyaku siang itu saat kami sedang berjalan pulang selepas acara kantor di hari Minggu. Sengaja aku membawa Sarah, karena sebelumnya memang kami sangat jarang bersama lagi seperti saat ini. "Apa kau yakin semua akan benar-benar berakhir?" tanya Sarah membuatku terdiam. Ada benarnya juga dia, semua akan lebih sulit jika saja aku terus menerima berbagai cerita 'mereka'. Akan selalu ada yang baru dan seterusnya akan seperti itu. Aku lelah!

Kuberhentikan laju motorku di pelataran alun-alun kota, tempat favorite ku dan Sarah bermain. Banyak ayunan yang kosong jika terik seperti ini. Untung saja beberapa pohon besar tumbuh, membuat tempat ini lebih sejuk. "Kenapa aku merasa kau memikirkan sesuatu yang serius Aiyya?" ucap Sarah memecah hening yang tercipta sejak tadi. Membuyarkan lamunanku kala masih fokus menatap langit biru. "Entahlah" jawabku singkat. Ada pikiran yang sedang berkecamuk saat ini, pikiran tentang bagaimana jika aku benar-benar mengakhiri semua saja. Ya, semuanya.

"Sarah, jika saja tiada batasan untuk berteman dengan seseorang dari alam lain. Mungkin saat ini aku tak akan banyak berpikir tentang itu." Mulutku tanpa kendali berucap hal yang sepertinya tak mengenakan itu. Aku masih menatap awang-awang, namun kurasa kini Sarah ikut memikirkan sesuatu. "Aku ingin ini semua berakhir. Aku ingin menjadi manusia dengan kehidupan sekarang. Bukan menjadi jembatan cerita dari masa lalu, atau menjadi video recorder untuk kejadian yang akan datang. Aku suka melihat orang-orang yang terjebak masa lalu kembali bahagia. Aku juga bersyukur, dari 'mereka' aku belajar lebih menghargai makna hidup. Hanya saja aku merasa sangat lelah untuk melakukan hal tersebut. Aku merasa lelah saat mendatangi suatu tempat untuk merefresh diri tapi jadinya justru menguras energi diri dengan rekaman kejadian yang sudah berlalu. Semakin lelah pula karena saat ini, ketika aku beradu pandang dengan seseorang beberapa menit saja. Bayangan masa lalu mereka terlintas begitu saja tanpa kompromi. Apa perlu juga aku menghindari manusia jika begini terus? Mereka menyembunyikan aib mereka di masa lalu, tapi justru tanpa sengaja aku membongkarnya. Bukankah itu sangat tidak sopan Sarah?" aku menarik nafas panjang, lalu menghembuskan dengan perlahan. Mencoba mencerna apa saja yang sudah kualami sejak dulu. Namun Sarah hanya terdiam, sama sepertiku. Ia menatap awang-awang dengan nanar.

"Lalu?" tanyanya singkat tanpa menoleh ke arahku. "Aku akan menghindari semuanya! Kata orang ini bakat menurutku ini beban. Tapi bukankah jika tidak dilatih maka bakat akan menghilang? Begitulah yang akan kulakukan. Aku akan menghilang dari hal yang membuatku dekat dengan hal yang ingin kuhindari. Mungkin termasuk denganmu Sarah." Ucapku dengan berat. Ia masih saja menatap arah kosong. "Sarah," panggilku lagi. Namun tiada jawaban darinya. Kubiarkan dia dengan diamnya dan aku dengan diamku. "Berapa lama ya kita sudah melewati hari bersama? Dimulai dari kita yang saling ingin menyingkirkan sampai kita yang ingin saling melindungi. Aku masih ingat saat kau begitu khawatir ketika mengetahuiku sedang tersesat di suatu tempat. Suaramu membuatku mengerti kembali tentang jalan pulang. Ketika aku ada di depanmu, saat itu juga kau tak sungkan memelukku erat. Seolah aku bukan 'sesuatu yang tak terlihat'. Aku ingat saat kau masih menerimaku saat kau tahu wujudku yang asli, meski sempat lari duluan sih karena kaget. Kau bilang padaku 'semua bukan tentang rupa, tapi ini tentang kita. Kita yang sudah terlanjur menjadi teman' aku akan berubah jika kau menjauh dariku karena sikapku yang terkesan galak, atau tidak tahu aturan. Aku akan berubah menjadi pribadi yang kau senangi. Tapi rasanya untuk meninggalkanmu, jujur saja aku sangat sulit menerimanya" sendu, hanya itu yang bisa kutangkap dari ekspresi datarnya. Memang dia cukup bodoh, tak pernah tahu bagaimana mengekspresikan suatu perasaan.

"Aku juga berat, pasti akan ada yang kurang ketika kita sudah tak bersama lagi. Tapi jika kita selalu bersama itu juga tidak baik. Selalu ada batasan dalam pertemanan lintas alam. Aku akan selalu mengenangmu. Kita hanya butuh merentangkan jarak, tak berarti benar-benar terpisah. Aku akan terus menyimpan kalung yang pernah kau berikan sebagai hadiah ulang tahunku kala itu. Sebagai bukti bahwa suatu hari nanti, aku akan menghubungimu lewat kalung ini untuk menyampaikan rinduku. Sarah, aku sering mengutarakan niatku padamu perihal semua ini. Namun kurasa semuanya tak benar-benar sungguhan. Kali ini, aku ingin menikmati hidup layaknya orang lain secara haqiqi. Kita teman kan? Apa kau tak mau jika aku hidup seperti yang lainnya." Ungkapku dengan memaksakan bibir untuk tersenyum, padahal sisi lain. Mataku sudah berembun.

Sekali lagi, Sarah terdiam. Lama ia tak juga menjawab kembali ucapanku. Aku terlihat gila sekarang dengan fokus menatap ayunan kosong di sampingku. Bukan benar-benar kosong. Hanya saja, orang lain melihat aku hanya sendirian saja.

"Aiyya, andai aku manusia mungkin tak akan ada batasan untuk berteman denganmu. Terima kasih untuk segalanya, mari lanjutkan perjalanan masing-masing." Kali ini ia menatapku dengan senyuman yang tak pernah kulihat begitu sendu. Dasar Sarah, tetap saja ia tak bisa membuat ekspresi dengan benar. "Aku akan merindukanmu." Ucapku ketika ia berjalan menjauh dariku dan kemudian menghilang. Sebagian orang mungkin akan berkomentar tentang keputusanku. 'Sarah kan tidak ada hubungannya kenapa harus berpisah? Kenapa harus menghukum diri sendiri dengan melebarkan jarak dengan teman baik?' atau bla..bla..bla. aku bukan hanya ingin menjauh dari masa lalu yang terlihat, namun semuanya. Semua yang berhubungan dengan keanehan hidup, aku ingin menjauhinya. Entahlah, inikah akhir dari ceritaku? Perihal masa lalu 'mereka' mungkinkah dimulai dari sini aku akan hidup layaknya manusia pada umumnya? Aku berharap semua akan menjadi lebih baik dengan keputusanku hari ini.

The End..

Woaaa... Thanks readers Bercak Masa Lalu yang sudah sampai sejauh ini menemani author dan meluangkan banyak waktu untuk membaca cerita ini. Tanpa kalian cerita ini tak akan menjadi keren 😍

Nantikan kisah yang lainnya ya.
Jangan lupa follow akun author, agar bisa menikmati cerita baru yang akan di update.

See you next time..
Wassalamu'alaikum

Author'Aiyy

BERCAK MASA LALU (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang