Dosa nggak aku menulis ini secara blak-blakkan.. ini sama saja aku berteriak di tempat umum lalu semua orang menoleh kearahku dengan tatapan tajam.
Tak apa...
Dear Allah ini adalah rangkaian kata berupa keluhan, harapan, atau mungkin doa. Biar semua orang yang membaca mengerti apa itu hidup.Ya. Inilah hidup seorang gadis bertubuh mungil di sudut bukit dengan cuaca sangat dingin saat ini.
Aku tidak menyukai pacaran. Bukannya aku terlalu berpikir religius.
Jika kau tanya aku, apa aku pernah pacaran, jawabannya "iya" .Pada dasarnya aku tak menyukai hal semacam itu. Sebab apa, sebab aku pernah mengatakan pacaran adalah hal ter- norak yang tak bermoral di kalangan anak remaja. Bahkan menjadi hal ter- kekanak-kanakkan jika dilakukan oleh orang yang bukan lagi remaja.
Tapi aku pernah menjadi norak dan kekanak-kanakan.
Satu kisah yang masih terukir jelas di dalam ingatanku.
Kami pernah berjumpa di suatu tempat yang kusuka.
Perpustakaan. Ya. Perpustakaan daerah.Begitulah semua bermula. Kami penyuka aksara. Kami pencinta pena. Dan kami suka bermain kata-kata. Merangkai cerita bersama tawa .
Nyatanya apa yang pernah kami rangkai bersama tak mungkin bisa dijalani begitu saja. Banyak mengundang sejuta tanya. Apa hubungan kami seperti rangkaian cerita yang penuh unsur majas hiperbola?? Yang artinya melebih-lebihkan.
Hingga suatu ketika aku berani bertanya. Terlalu berlebihankah jika dikatakan hubungan pertemanan??
Terlalu runyamkah jika dibilang kakak-adik an??
Apakah kami sama-sama saling mengharapkan?
Lalu siapakah kita, yang banyak menuai cerita di bumi bak surgawi ini?Puisi demi puisi... bait demi bait... sudah cukup semua ini. Terkadang aku lelah. Tapi aku juga tak ingin sedemikian pasrah tanpa usaha.
Jelaskan padaku apa aku mulai menaruh rasa padamu??Iya... dulu aku benar-benar merasa norak. Ini gila dan ini kekanak-kanakkan.
Cerita kita... puisi kita.. yang sudah kita rangkai setiap saat harus sirna begitu saja. Ah aku muak. Pertanyaan itu hanya berani kuucapkan dalam mimpi. Kenapa kami bersama seperti orang pacaran. Apa kita lagi bermain drama? Atau memang beginikah cara laki-laki dan perempuan menjalin sebuah hubungan persahabatan?? Norak. Iya norak. Tapi indah. Iya kekanak-kanakkan.. tapi menyenangkan. Tapi sekarang?? Di mana rangkaian cerita itu hilang??Lucunya,sekarang aku tak pernah lagi merangkai prosa sehiperbola waktu itu kepada siapapun, semenjak padamu.
Hahaha... aksara yang bercerita ya..
Maaf Allah aku sudah menjadi manusia norak dimata-Mu. Hatiku benar-benar merasa tidak terhormat. Tapi aku bahagia. Lalu apa aku berdosa mengenang masa itu sekarang??
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Allah
Acakini adalah kisah dari seorang gadis pemalu yang malu berteriak di khalayak umum. jadi ia hanya bisa menorehkannya dalam sebuah diary kecil yang ia harapkan bisa melegakan sedikit sesak dihati kecilnya.