Tanpa Rindu Tanpa Cinta

1.5K 42 5
                                    


Kenapa sempat kupinang kelam bersama dosa?
Mengapa mau ku berbagi rasa dengan mahar dosa?

Jujur aku malu.
Aku menyesal.

Sudah kucatat sebagai kenangan diatas ingatan lama. Bukan luka tapi hanya sekilas rasa sesal. Andaikan aku bisa memahami segala sesuatu lebih dini. Andaikan aku lebih mengerti arti kehidupan yg sebenar benarnya. Ah sudahlah.. tak baik berkata "Andaikan" sudah pasti lebih baik dijadikan pengalaman dari pada di sesali.

Banyak orang bilang diusia belia mereka suka mencari jati dirinya. Sikap labil dan penuh ego adalah benteng demi mencari jiwanya yg asli.

Tapi aku enggak. Kenapa? Aku merasa aku baru saja mencari jati diriku akhir akhir ini. Setelah aku tahu rasanya berharap. Sakitnya mengumpulkan kenangan dan kecewanya menaruh kagum. Sebenarnya tak terlalu rumit. Hanya tak mampu untuk kujelaskan. Hingga akhirnya aku memilih jalan labilku demi memuaskan rasa egoku. Sama saja. Ya . Sama saja.

Esok benar-benar berlalu dan kini aku baru menyadari. Kenapa dulu aku capek capek mendoakannya, mendiskusikannya dan mengaguminya sekilas bersama Allah. Meski hanya sekilas tetap saja itu tidak boleh dibenarkan.

99% mereka datang ketika aku telah menjumpai jati diriku. Meski tak sepenuhnya aku bisa memahami diriku sendiri. Tapi.. yah.. pokoknya mengesalkan.

Aku sudah berjanji untuk menitipkan hatiku pada Dzat yang membolak balikan hati. Bahwa aku tak mau lagi terbelenggu kedalam kebahagiaan palsu yang dipinang-pinang oleh bisikan syaitan. Maksudku "Cinta Cintaan yang sering mereka sebut so Swwit apalah itu"

Jadi.. sekarang hatiku seperti mati untuk sekedar mengatakan "aku tertarik padamu"  tentu saja kepada seorang pria. Nanti bila Allah menyuruhku Cinta baru aku Cinta. Jika Allah belum memberiku aba-aba tak layak aku memaksakan rasa.  Biarlah apa yg aku alami sekarang menjadikan ku lebih berpikir dewasa.

Aamiin

😊😊😊

Tanpa Rindu Tanpa Cinta

MARET-2018

Dear AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang