Together to Jannah

594 13 0
                                        


Aku termenung setiap malam.
Aku merintih memanggil nama mereka. Tapi mereka nggak dengar.

Apa yang terjadi kalau aku pergi. Apa mereka akan menangis?

Tapi itu hanya khayalan kosong.

Ada sebuah rindu yang kutancapkan pada secuil cinta. Ya.. kupikir itulah cinta. Tapi aku tak pernah menemukan apa yang kubayangkan.

Di dunia tulis menulis, aku mencoba merangkai kata seindah mungkin. Dengan irama yang senada, abjad dan majas yang kususun sedemikian rupa. Tapi nyatanya....
Di dunia yang realistis bertabur mimpi ini, semuanya hanyalah khayalan semu. Aku menggambarkannya dengan puitisme yang ku rangkai tapi mereka terus saja mengacuhkan itu.

Aku muak!!

Andai aku bisa memeluk mereka dan berseru.

"Aku mohon, jangan siksa aku"

Apa mereka paham dengan siksa yang ku maksud? Apa diksiku terlalu rumit. Tak ada luka diragaku. Hanya ada kepingan air mata. Yang mengantarkanku pada liang ke'bisuan.

Dan sekarang, bungkam adalah favoritku.

Ah! Kau harus tahu bahwa cinta yang kumaksud sangatlah rumit. Kau pernah merasakan cinta bertepuk sebelah tangan?? Ya, kemungkinan itu rasanya.

Ketika aku berjuang sedemikian rupa, berusaha mengantar keluargaku di bandara surga, salah satu dari mereka merobek mimpi besarku. Meruntuhkan bandara surga yang sudah ku bangun , sakit.

Sakit sekali.

Kau harus tahu, saat aku bercermin di meja riasku, ternyata aku bukan apa apa...

Lebih baik aku mencintai itu semua dalam diam. Karena diam itu emas 😊.

Aku jatuh cinta pada kalimat tauhid yang indah itu, dan aku berjuang untuk memilikinya. Aku ingin sekali keluarga kami dipertemukan di Surga, alangkah indahnya... ketika semuanya berkumpul secara lengkap.

YA RABBI...

Aku mencintai-Mu,

aku tahu luka di dunia itu perih. Aku khawatir pasti luka di neraka lebih perih.

Ya Rabb...

Jaga kami, jaga keluarga kami, jaga Ibuku, jaga Ayah tercintaku , jaga adikku, tunjukkanlah mereka ke jalan yang benar...

Jangan kau biarkan mereka tersesat...
Jangan kau biarkan mereka menyesal dikemudian hari...
Jangan kau biarkan mereka merasakan perih seperti yang pernah kurasakan...
Beri mereka kebahagiaan yang selalu terjaga dengan perlindungan-Mu...
Jangan biarkan mereka bahagia tanpa ridha dari-Mu...

Aku mencintai mereka.

Aamiin.

Pacitan,
19 Agustus 2018

Dear AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang