Pffftt...Oke aku paham apa itu nikah. Tapi aku belum layak mengatakan tentang itu. Kau tahu kenapa?? Aku belum cukup mengantongi rasa sabar yang ku pungut dari jalanan. Itu artinya setiap lika-liku hidupku aku masih perlu ekstra menyimpan rasa sabar sebagai cadanganku dikemudian hari.
Hahaha baru beberapa hari yang lalu aku menimang luka. Berucap berhijrah seolah untuk menutupi luka dan sekarang kau bilang aku menikah??
Memangnya nikah itu pelampiasan??
Memangnya nikah itu pelarian??
Atau hanya sekedar bermain-main dalam tepian jurang yang berselimut kata halal??
Setahuku, ada dua hal mengenai kesanggupan seseorang jika ia akan menikah.
Pertama: orang yang memang dia benar-benar siap untuk membangun rumah tangga. Walaupun dia tak pernah mengenal detail pasangannya, sebut saja itu jalan taaruf.
Kedua: orang-orang pada umumnya di era milenial yang mengatasnamakan cinta dan hasrat untuk saling memiliki. Sehingga mereka memutuskan untuk menikah. Anggap saja mereka yang suka pacaran selama bertahun-tahun.
Dan aku??
Pfff
Kau tahu siapa diriku?? Bukan si wanita serba syari yang selalu menjaga diri. Aku hanya seorang wanita yang tidak tahu apa-apa. Aku sering mendengar orang mengatakan cinta. Tapi yang kuterima selalu saja luka. Entah aku ini makhluk apa. Yang pasti aku suka pergi sesuka hati. Meninggalkan duri, menghunus rasa benci kemudian tanpa permisi aku juga telah melukai.
Dan kau tahu?? Tiba-tiba seseorang dengan mudah meminangku. Mengatakan aku ingin menjadi jodohmu lalu ia tanpa berjuang sedikitpun seperti yang lainya mencuri jiwa lemahku dan memilikinya.
Hah... bodoh.
Siapa yang bodoh??
Jujur aku tak mampu. Aku tak mampu berada di alur dan situasi seperti ini.
Menggenggam kata cinta kepada Sang Maha Pemurah supaya hatiku bisa kuat dan tegar.
Tapi nyatanya apa??
Dewasa nggak ada yang instan.Menjadi sosok wanita yang seharusnya siap menikah nggak segampang menjadi selingkuhan yang disembunyikan sang mantan.
Pfftttt hahaha lucu lucu.Pacitan,
18 Agustus 2018

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Allah
Randomini adalah kisah dari seorang gadis pemalu yang malu berteriak di khalayak umum. jadi ia hanya bisa menorehkannya dalam sebuah diary kecil yang ia harapkan bisa melegakan sedikit sesak dihati kecilnya.