"Kak Brian, aku terima, aku terima lamaranmu hiks..." Ucapnya tersedu didada Brian."Tunggu! Tenang dulu Rose, ada apa ini" Tanya Brian bingung dengan Rose yang tiba-tiba menangis dan menerima lamarannya. Dia senang, sungguh, hanya saja terasa ganjal.
"Buat aku melupakan pria brengsek itu" Pintanya.
Dan kalimat itu sudah mampu membuat Brian paham. Tidak perlu dijelaskan juga ia sudah tau bahwa penyebabnya adalah pria itu.
"Permintaanmu diterima princes, besok kita lakukan pertunangan"
Rose tertegun. Apa secepat itu, dia baru saja menerimanya.
"Be..besok?" Tanyannya kikuk, dia masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Tentu saja. Kau bisa menolaknya jika..."
"Tidak-tidak! Aku mau."
Ya. Itu lebih baik. Semakin cepat prosesnya, semakin cepat ia bisa melupakan Ethan dari pikiran dan hatinya. Semoga saja dengan ini, ia bisa terus bersama Brian dan melupakan pria itu.
***
Dan Keesokan harinya pun tiba. Acara yang paling ditunggu pun tiba. Rose tengah didandani dengan sangat cantik sekarang.
Begitu selesai, ia pun menatap wajahnya pada cermin. Menghela nafas dalam, mencoba menenangkan degub jantungnya yang berdetak cepat.
"Semoga ini jalan yang terbaik" Ucapnya penuh keyakinan.
Rose pun berjalan keluar kamar tempat dimana ia di make up tadi. Semua mata tertuju padanya begitu ia keluar. Bisik-bisik pujian dari para tamu terdengar. Diatas panggung, kini berdiri Brian yang siap menyambut kekasih hatinya itu.
"Kau sudah siap." Tanya Brian tak mengalihkan tatapannya sedikitpun dari wajah cantik wanita dihadapannya ini.
Rose mengangguk sebagai jawaban. Dia tersenyum, walaupun terkesan dipaksakan.
Pertukaran cincin pun terjadi. Brian begitu bahagia, matanya menatap Rose berbinar, hingga tanpa sadar ia mencium bibir Rose.
Rose membeku seketika dengan ciuman itu. Apa yang harus ia lakukan? Menolak? Itu tidak mungkin, Brian kini telah resmi menjadi tunangannya. Semua orang bertepuk tangan melihat adegan yang terlihat romantis.
Hingga iba-tiba semua orang terkejut ketika ruangan itu menjadi gelap. Lampu mati secara mendadak, dan kemudian menyala lagi secepat ia mati tadi.
Semua orang makin terkejut. Ketika pasangan yang tadi tengah berciuman hilang begitu saja seperti ditelan bumi. Semua orang sontak menjadi panik dan mencari keberadaan mereka.
Disisi lain Rose terus memberontak dari dekapan seorang pria. Pria itu sangat erat memeluknya dari belakang dan membekap mulutnya.
Rose dimasukan kedalam sebuah mobil bersama pria yang membekapnya itu. Rose terus meronta mencoba keluar dari mobil yang akan membawanya entah kemana, namun pria itu menariknya hingga membuat mereka bertatapan secara langsung. Saat itulah Rose merasa dunianya berhenti saat itu juga. Matanya memanas, bibirnya bungkam, dadanya lagi-lagi kembali sesak dan penyebabnya selalu saja pria ini.
"Do you miss me?"
"No."
"Tidak pernah sedikitpun" Dustanya. Tentu saja ia merindukannya. Tapi egonya melarangnya untuk mengucapkan kalimat terlarang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOUB✔️️(book 2: Mafia Lovers)
Romance⚠️chapter private Follow sebelum baca ROSALLINE MARTIN. Bertubuh gempal adalah hal yang mendefinisikan dirinya. Melalui banyak hinaan dan bulian, membuatnya tak pernah hidup tenang seperti orang lain. *** ETHAN BAILEY. Kesempurnaan adalah dirinya. T...