Ethan mengendarakan mobilnya kerumahnya dengan membawa Rose. Awalnya Rose menolak, namun sifat pemaksa Ethan telah kembali hingga membuatnya terpaksa menurut.Begitu mereka sampai merekapun turun dari mobil. Ethan langsung mengajak Rose ke kamarnya dan menyuruh pembantu membawakan pakaian untuk Rose, karena sekarang yang Rose kenakan adalah jas Ethan yang lelihatan kebesaran di tubuhnya.
Mereka kini telah duduk diranjang dengan saling berhadapan.
"Aku tidak ingin lagi kau bekerja di tempat itu?" Ucap Ethan dengan menatap Rose intens.
"Kenapa? Itu pekerjaanku. Darimana aku dapat uang jika aku tidak bekerja di tempat itu"
"Kau bisa bekerja di tempatku"
"Dan menghirup udara yang sama denganmu? Ketahuilah Ethan, bahkan berada disini bersamamu saja aku sudah muak" Teriak Rose, yang tentu saja membuat Ethan marah.
Dengan kasar Ethan menarik tubuh Rose jatuh di atas tubuhnya, dan memeluknya erat, sangat erat hingga sepertinya mampu membuat Rose kesakitan.
"Lalu apa kau suka tubuhnmu menjadi bahan tontonan orang hah! Jika iya maka aku akan membuat tubuhmu tidak mau lagi ditatap oleh orang lain" Desisnya dingin, yang membuat Rose mendadak takut menatap mata Ethan.
Ethan menyingkirkan tubuh Rose kesamping dengan kasar dari tubuhnya, lalu mengambil pisau yang ada dinakas yang sering ia gunakan untuk bermain dengan jalangnya.
Rose mundur ke tepi ranjang hingga hampir terjatuh jika saja Ethan tidak sigap menangkap tubuh Rose dan merapatkan padanya.
"E-Ethan apa yang mau kau lakukan?" Tanyanya kikuk, karena sekarang ia begitu takut dengan Ethan.
"Menjadikanmu milikku, agar tidak ada lagi orang yang berani menatap tubuhmu selain diriku"
Rose mencoba lepas dari pelukan Ethan begitu mendengar ucapannya."Mengapa kau begitu jahat Ethan, belum lama ini kau minta maaf dan sekarang kau ingin memuat kesalahan itu lagi." Ucap Rose terisak, mengapa selalu saja Ethan yang membuatnya menangis.
"Untuk yang ini aku tidak perlu memintamu untuk memaafkanku"
Bersamaan itu, Ethan pun mulai menggoreskan pisaunya di lengan Rose.
"Akh..Ethan hentikan kumohon, jangan lakukan ini"Lirihnya dengan terus terisak.
Namun Ethan menulikan pendengarannya, ia terus menggores lengan Rose hingga terbentuklah namanya dilengan tersebut.
Begitu selesai, Ethan menatap nanar wajah Rose."Jangan menangis. Aku hanya tidak ingin tubuhmu di tatap oleh orang lain"
"Kau terus membuatku menangis, lalu untuk apa kau menyuruhku berhenti menangis" Ucapnya masih terisak.
Ethan tidak menjawab, ia malah menindih Rose untuk memeluknya. Ia menaruh wajahnya di leher Rose dan menghirup aromanya.
"Maaf. Aku tau kau bosan mendengarnya, tapi aku akan terus meminta maaf hingga kau memaafkanku"
Tidak lama kemudian Rose tertidur karena terus menangis. Ethan bangun dari tubuh Rose, dan turun dari ranjang untuk mengambil P3k dan mengobati Rose.
Tok
Tok
"Permisi tuan, baju untuk nona Rose sudah ada"
"Masuklah"
Pintupun terbuka. Maid itupun masuk dan menaruh baju yang ia bawa ke ranjang Ethan, setelah itu keluar tanpa banyak bicara.
Selesai mengobati Rose, ia pun membuka satu persatu pakaian Rose, dengan seskali mencium setiap jengkal tubuh Rose, bahkan titik sensitif Rose pun ia cium, hingha membuat empunya sesekali bergerak tidak nyaman.
Kalian pikir ia tidak tergoda? Tentu saja tergoda, bagaimana munkin ia tidal tergoda jika disuguhkan pemandangan indah didepan matanya. Sungguh ini menyakitkan dirnya sendiri melihat namun tidak dapat menikmati.
Sabar Ethan dia Rose bukan jalangmu..., batinya mengingatkan.
"Kau hebat Rose bisa membuatku seperti ini. Begitu menginginkanmu namun tidak bisa menyentuhmu"
Namun itulah yang membuatmu begitu istimewa dan berharga untukku...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LOUB✔️️(book 2: Mafia Lovers)
Romansa⚠️chapter private Follow sebelum baca ROSALLINE MARTIN. Bertubuh gempal adalah hal yang mendefinisikan dirinya. Melalui banyak hinaan dan bulian, membuatnya tak pernah hidup tenang seperti orang lain. *** ETHAN BAILEY. Kesempurnaan adalah dirinya. T...