Bab 1

22.1K 1.2K 68
                                    

"Sakura! Kemarilah!"

Langsung saja kuletakkan wadah berisi pakaian basah di tanah, lalu berlari menuju sebuah ruangan, tempat Tuan Putri Karin sedang didandani.

"Pasang ini," kata Ayumi padaku sambil menyerahkan pita berwarna biru. Kuambil pita itu dan mulai memasangkannya ke rambut Tuan Putri Karin.

Kerajaan Otogakure hari ini mengadakan turnamen antar ksatria dari berbagai penjuru negeri. Acara seperti ini sering dilakukan oleh Raja Orochimaru. Entah apa istimewanya acara kali ini, sampai-sampai Tuan Putri Karin terlihat gelisah dan ingin berdandan lebih mewah. Ino, seorang pelayan lain yang merupakan sahabat karibku, tersenyum kecil ketika ikut memasang pita di rambut Tuan Putri Karin.

Tuan Putri Karin memiliki empat orang pelayan, yaitu aku, Ino, Ayumi, dan Kaori. Setelah aku dan Ino selesai menata rambut Tuan Putri Karin, Ayumi kemudian mengencangkan korsetnya, membuat sang Tuan Putri terlihat seperti orang kehabisan napas. Susah payah kutahan senyum saat melihat ekspresi Tuan Putri Karin, dan dia menghadiahiku dengan tatapan jengkel.

Kaori kemudian mencubit-cubit kecil pipi Tuan Putri Karin untuk membuat wajahnya merona, lalu dia celupkan jari manis ke dalam larutan raspberry dan stroberi yang telah ditumbuk untuk dioleskan ke bibir Tuan Putri Karin.

Beberapa menit kemudian, Tuan Putri Karin sudah selesai didandani. Kami mundur beberapa langkah untuk mengagumi betapa cantiknya Tuan Putri Karin. Walaupun sudah terlihat sempurna, Tuan Putri Karin masih saja tidak tenang ketika bercermin. Sungguh tidak biasa.

Kami kemudian berjalan keluar mengiringi Tuan Putri Karin. Sudah banyak para ksatria yang lalu-lalang menuju arena pertandingan. Beberapa orang ksatria terlihat familiar, sepertinya mereka para kontestan yang telah sering berduel di sini. Ada juga beberapa ksatria baru. Mereka curi pandang ke arah Tuan Putri Karin, namun dia tetap mendongak dan terus berjalan dengan anggun tanpa memedulikan sekitar.

Sampai pada akhirnya kami berpapasan dengan seorang ksatria yang mengendarai kuda berwarna hitam. Dia mengenakan baju zirah, lengkap dengan helmnya. Di bagian dadanya terpateri lambang Kerajaan Konohagakure. Tuan Putri Karin langsung terkesiap dan wajahnya merona seketika. Sepertinya ksatria inilah yang disukai Tuan Putri Karin. Aku tidak tahu seperti apa rupa ksatria itu, namun tampaknya dia tidak terlalu memerhatikan kami. Dia terus mengendarai kudanya bersama seorang pelayan - lelaki bertubuh kerempeng - yang berlari kecil mengiringi.

Kami sudah sampai di arena pertandingan. Aku dan para pelayan lainnya duduk di belakang Tuan Putri Karin. Suasana sudah hiruk-pikuk, para hadirin tengah meributkan jagoan masing-masing. Sampai akhirnya terdengar musik yang mengisyaratkan bahwa Raja Orochimaru dan Ratu Kaguya akan memasuki podium. Kami semua berdiri menyambut mereka, dan kemudian ajudan Sang Raja meminta kami untuk kembali duduk.

Tanpa berlama-lama, pertandingan pun dimulai. Jujur saja, aku tidak terlalu menikmati acara. Bagiku ini hanyalah permainan yang brutal. Beruntung, Raja Orochimaru sudah membuat peraturan beberapa tahun yang lalu bahwa tidak boleh lagi ada korban jiwa, dan ini hanya ditujukan sebagai hiburan belaka. Ya, hiburan. Hiburan bagi mereka.

Langsung kukeluarkan sulaman yang akan kugunakan nanti untuk hiasan gaun Tuan Putri Karin. Suara dentangan besi, ringkikan kuda, dan erangan penonton memenuhi arena. Sampai pada akhirnya Tuan Putri Karin memekik kecil. Kepalaku langsung terangkat dan kupusatkan perhatian ke arena. Di sana tengah berduel Ksatria Suigetsu dari Kerajaan Kirigakure dengan Ksatria Kerajaan Konohagakure. Yang Mulia Suigetsu sudah jadi langganan dalam acara ini dan sering keluar sebagai pemenang, namun tidak demikian dengan ksatria dari Kerajaan Konohagakure. Baru kali ini aku melihatnya.

Yang Mulia Suigetsu berhasil menjatuhkan Ksatria Konohagakure dari kudanya. Helm ksatria itu terlempar beberapa kaki dari tempatnya jatuh, namun dia segera berdiri. Sekarang aku mengerti kenapa Tuan Putri Karin begitu terpesona. Dia seorang lelaki yang rupawan. Rambutnya hitam legam, begitu pula dengan matanya yang kelam dan dalam. Demi menarik perhatian ksatria inilah Tuan Putri Karin berdandan maksimal.

Requiem for a DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang