Bab 18

8.2K 585 46
                                    

Suara terompet terdengar begitu memekakkan telinga ketika barisan ksatria memasuki arena satu-per-satu. Mereka mengendarai kuda, mengitari arena, dan akhirnya berakhir di satu sisi arena - sisi yang paling dekat dengan tempatku berdiri bersama Akane dan bangsawan wilayah Takumi.

Suara terompet ini juga mengingatkanku pada jamuan makan malam bersama seluruh anggota kerajaan setelah Samui dan Yugao diasingkan. Kuhabiskan sore bersama Akane di Ruang Khusus Perempuan, dia membantuku berpakaian dengan benar, rambutku di sanggul, dan kalung baru yang dibelikan Sasuke tetap terpasang di leher, aku cukup percaya diri ketika berjalan melewati pintu utama di ujung aula besar. Ketika melangkah masuk, aku terus menatap suamiku yang berada di ujung dan tidak melirik sedikit pun pada semua Tuan dan Nona anggota kerajaan. Namun, bukan hanya suara keras terompet saja yang menyambut kedatanganku, semua orang terus menatapku, mereka juga membungkuk di depanku. Hal ini membuatku sangat cemas dan terdiam sejenak di tengah-tengah aula besar. Menyadari kebimbanganku, Sasuke langsung datang menghampiri. Dia raih lenganku dan kemudian membawaku ke tiap-tiap anggota kerajaan. Masing-masing dari mereka membungkuk padaku dan memanggil aku Nona Sakura.

Karena aku terbiasa selalu menunduk ketika berhadapan dengan para bangsawan, Sasuke terus mengingatkanku dengan sentuhan lembutnya di dagu ini dan bisikan di telinga - sebagai istrinya, aku harus selalu mengangkat kepala. Itu sangat tidak nyaman, namun aku tetap melakukan apa yang Sasuke katakan dan makan malam pun berjalan lancar. Di malam hari, Sasuke kembali merebahkan tubuhku di atas tempat tidur, lalu menciptakan sensasi kenikmatan yang luar biasa, namun dia menolak untuk ikut merasakan kenikmatan itu, karena menurutnya tubuhku perlu istirahat.

Akane menyenggol pinggangku, lalu menunjuk ke seberang lapangan. Aku kembali fokus. Kulihat di sana sudah ada ksatria dengan lempengan dada bergambar rubah oranye. Itu tunangannya, Tuan Muda Naruto. Sasuke kemudian menyusul di belakang, dia mengitari lapangan sambil mengenakan baju zirah berwarna tembaga. Ketika Sasuke lewat, aku bertepuk tangan sekencang mungkin, meskipun sepertinya tidak sekeras sorak-sorai Akane untuk Tuan Muda Naruto. Beberapa wanita bangsawan berpaling ke arah sini ketika aku tepuk tangan, lalu mereka saling berbisik.

"Mereka semua sedang berdiskusi apa benar kaulah yang mereka dengar," Akane berbisik ke telingaku. "Tentu saja mereka sudah dengar Sasuke menikah, dan mereka bertanya-tanya apa Sasuke akan membawa istrinya ke turnamen. Kau terlihat asing, jadi mereka cuma bisa menebak."

"Aku juga menduga mereka sedang membicarakanku," aku mengaku.

"Jangan gugup," kata Akane "Mereka hanya ingin melihatmu, dan secara pribadi, menurutku kau terlihat sungguh luar biasa."

Akane memintaku untuk ikut ke kamar pribadinya di kastil Takumi begitu kami tiba di sini. Dia kemudian menghabiskan waktu dengan mengurus pakaian, lalu menata rambutku agar terlihat bergelombang dengan bantuan alat yang terbuat dari tulang kaki hewan-hewan kecil. Kemudian Akane memasang pita biru dan kuning di rambutku yang senada dengan gaun ini. Aku juga mengenakan kalung yang dibelikan Sasuke.

"Mereka akan gila karena cemburu," kata Akane sambil menyeringai.

"Cemburu?"

"Tentu saja! Sebagian besar dari mereka pernah tertarik pada Sasuke - bahkan mereka yang telah menikah sekali pun."

"Kenapa?" tanyaku.

"Apa kau buta?" tanya Akane sambil tertawa. "Walaupun Sasuke itu saudaraku sendiri, tapi aku masih bisa lihat kenapa sebagian besar wanita di Hi no Kuni memburunya."

Aku tersipu malu, karena tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Tentu saja aku sependapat Sasuke adalah pria yang luar biasa memesona, terutama ketika dia menatapku sambil tertawa dan cahaya di mata onyx-nya bagai berkilauan. Aku tidak terlalu memikirkan berapa banyak wanita lain yang tertarik pada Sasuke dan mungkin ingin bersamanya. Diam-diam aku kembali bertanya dalam hati tentang kesembilan wanita bangsawan yang pernah tidur dengan Sasuke sebelumnya, apa ada salah seorang dari mereka yang duduk di dekat kami sekarang? Walaupun Sasuke telah berjanji untuk memberitahuku jika ada mereka di sini, tapi dia juga mengaku tidak tahu persis siapa yang akan datang, yang pasti Tuan Putri Karin tidak akan hadir. Kerajaan Otogakure tidak pernah diundang ke turnamen apa pun yang diadakan di wilayah Takumi. Tuan Minato memegang teguh kesaksian Sasuke atas kematian Uchiha Fugaku dan Uchiha Mikoto.

Requiem for a DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang