Bab 26

4.8K 458 39
                                    

Aku tidak dengar pintu kamar dibuka dan baru sadar akan kehadiran ratuku ketika dia duduk di tepi tempat tidur. Aku langsung terkesiap dan hendak menjerit ketakutan.

"Jangan takut, Sakura," kata Ibu Rin. "Ini aku."

Ibu Rin mengulurkan tangan dan memelukku, aku sudah kembali terisak.

"Bagaimana caranya agar aku dapat bertahan, Ibu?" bisikku di bahunya.

"Kita adalah bangsawan," jawab Ibu Rin, suaranya terdengar penuh simpati dan penyesalan. "Kita melayani rakyat dengan cara apa pun. Hidup kita tidak akan pernah mudah, tapi kita tetap harus menjamin keamanan dan kemakmuran rakyat."

"Bagaimana caranya bayi Sasuke nanti bisa menjamin keselamatan mereka semua?" tanyaku, tanpa sadar suara ini terdengar lebih keras. "Dia tidak akan bisa mengangkat senjata dan membela mereka!"

"Tidak, dia tidak akan bisa," Ibu Rin setuju, "tapi dia akan jadi simbol kelanjutan dari garis Keluarga Uchiha. Sama seperti Kastil Tsurui sebelum Sasuke menyerahkannya. Kastil itu tidak bisa dirampas darinya tanpa seizin gereja. Ketika Sasuke menyerahkan haknya, maka barulah Orochimaru dapat mengklaim kepemilikan atas kastil itu. Keluarga Uchiha memiliki banyak tempat, bukan hanya Kerajaan Konohagakure - yang semuanya dijamin oleh ahli waris."

"Tapi satu anak ..."

"Hanya satu anak yang diperlukan," lanjut Ibu Rin. "Lebih banyak sebenarnya lebih baik, tapi satu anak laki-laki saja itu sudah imperatif. Ketika Obito mengambil tahta, dia sangat keberatan. Aku tidak dapat mengandung anak Obito dan karenanya ada banyak keresahan yang timbul. Namun, kami punya Fugaku dan Sasuke pada saat itu - keduanya bisa jadi penerus tahta. Tapi sekarang ... sekarang hanya ada Obito dan Sasuke yang tersisa, dan Obito ..." ucapan Ibu Rin tersendat, dan aku langsung menggenggam tangannya.

"Kalau hanya Obito dan tidak ada tanda-tanda pewaris tahta pada waktu itu, kami juga akan dipaksa menggunakan selir demi menjamin adanya ahli waris. Seandainya kami juga berperang, atau hampir berperang, kami tidak akan punya pilihan lain."

"Dan karena kita tidak punya pilihan sekarang."

"Ya, Sakura."

"Seandainya waktu itu Ayah hendak menunjuk selir, apa Ibu akan mengizinkannya?"

"Sekali pun aku tidak mengizinkannya, mana mungkin aku bisa menolak."

Kuletakkan dahiku di pundak Ibu Rin dan berusaha memahami semua yang terjadi. Sasuke memilihku sebagai istrinya untuk membuat Orochimaru marah hingga mendeklarasikan perang dan Sasuke berhasil mencapai tujuannya itu. Namun pada pertempuran terakhir kami kalah, dan akibatnya kerugian terus menghantui kami.

Dalam banyak hal, aku ingin marah pada Sasuke karena kepicikan dan keinginannya untuk balas dendam. Dia telah menempatkan kami dalam posisi genting seperti ini dan kami semua harus membayar akibatnya.

Tapi pada kenyataannya, aku tidak bisa marah pada Sasuke.

Karena aku tahu suamiku, lebih daripada orang lain yang mengenalnya.

Aku selalu memerhatikannya. Sasuke sering menunjukkan kepedihan karena kehilangan orang tuanya padaku, dan juga rasa bersalah serta amarah yang dia alami karena benar-benar tidak dapat membantu mereka. Di atas segalanya, Sasuke menyimpan dendam karena mereka pergi meninggalkannya dan dia dibiarkan hidup tanpa mereka. Setelah perang, rasa bersalah yang dirasakan Sasuke bertambah, karena kehilangan anak buahnya sendiri.

Aku juga mengenal diriku sendiri sekarang, lebih dari yang kuketahui sebelumnya.

Tanpa adanya kecerobohan dan sifat kekanak-kanakan Sasuke dalam menunjuk aku sebagai istrinya, aku masih akan jadi pelayan Tuan Putri Karin. Walaupun menurutku posisi pelayan sama sekali tidak terdengar memalukan, namun aku telah belajar bahwa tidak semua pelayan diperlakukan sama seperti Karin memperlakukan pelayannya. Aku jadi tahu bahwa pelayan di Kastil Konohagakure tidak diperlakukan dengan begitu kasar dan kondisi masyarakat kelas bawah di Kerajaan Konohagakure sama sekali tidak seburuk di Kerajaan Otogakure. Masyarakat Konohagakure sekarang memandangku sebagai Tuan Putri bagi rakyat jelata, bangsawan yang mempertimbangkan kebutuhan mereka sebelum kepentingan diri sendiri.

Requiem for a DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang