Bab 24

5.2K 526 144
                                    

Momen pahit begitu terasa ketika penjaga yang berada di atas benteng menyerukan pasukan Sasuke telah kembali. Saat rakyat Konohagakure berkerumun di sekitar pintu masuk kastil, sisa pasukan yang kalah berperang mulai terlihat. Hanya ada sekelompok kecil pasukan yang mendekat, suara tangis keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai membubung ke langit sore.

Ketika aku melihat Sasuke di atas Ootsuki, siluetnya langsung memenjarakan tatapan ini, dari postur tubuhnya saja aku tahu dia lelah dan putus asa. Aku ingin sekali berlari padanya, seperti yang dilakukan para istri lain saat melihat suami mereka dari kejauhan, tapi aku tetap berdiri di sini. Aku berdiri tegak seperti yang dilakukan Ibu Rin di sampingku, siap menyambut seluruh pasukan, mengakui pengorbanan yang mereka lakukan, dan menghibur keluarga yang ditinggalkan. Setelah semua rakyat selesai diurus, barulah aku mendekati suamiku.

Hanya 38 dari 250 orang pasukan Sasuke yang kembali. Beberapa dari mereka juga luka berat dan diarak dengan wagon yang ditarik oleh kuda. Dengan penuh harap beberapa orang melihat ke dalam wagon, namun mereka menggeleng dan kembali pergi bersama anggota keluarga lain.

Napasku tercekat ketika melihat wagon yang berisikan Kakashi. Dia berbaring terlentang, paha kanannya terikat erat oleh kain. Sasuke turun dari Ootsuki - menyerahkan tali kendali pada Morio - dan berjalan di samping wagon mantan pengawalku itu. Tuan Muda Naruto menyusul di belakang. Aku dan Sasuke saling bertukar pandang sejenak ketika kuda berhenti di dekat gerbang. Sasuke mengulurkan tangan dan membantu Tuan Muda Naruto menarik Kakashi dari wagon, berhati-hati meletakkan lengannya di bawah paha Kakashi yang terluka. Meskipun sadar, Kakashi merasakan sakit yang luar biasa, darah merembes ke perban yang meliliti kakinya. Kedua ksatria itu membawa Kakashi melewati para hadirin dan masuk ke kastil sambil diikuti oleh para anggota kerajaan lain.

"Jika Tuan Kakashi tidak menangkis sasaran mereka, rasanya Tuan Muda Sasuke tidak mungkin selamat, Yang Mulia," kudengar Morio bicara pada Ayah Obito saat mereka berjalan di samping kami. "Kami berhutang budi pada Tuan Kakashi, karena telah menyelamatkan hidup Pangeran."

"Akan kita bayar hutang itu dengan cara apa pun yang kita bisa," jawab Ayah Obito.

Kuikuti mereka yang tengah membawa Kakashi ke barak pasukan, lalu menempatkannya di tempat tidur. Para tabib istana tengah sibuk merawat pasukan lain. Sasuke menyentuh bahu Kakashi dan bicara pelan padanya. Kakashi mengangguk. Sasuke kemudian berbalik dan mendatangiku. Dia letakkan telapak tangannya di pipiku sambil mengelusnya. Tatapan Sasuke penuh kekhawatiran.

"Apa ada sesuatu yang bisa kaulakukan untuknya?" tanya Sasuke.

"Aku perlu lihat lukanya dari dekat," kataku, "tapi aku hanya tahu sedikit tentang luka seperti ini. Aku tidak yakin keterampilan yang kumiliki bisa membantunya."

"Apa pun yang bisa kaulakukan," kata Sasuke ketika tangannya turun dari pipiku. "Apa pun."

Kutahan air mata ketika mendekat, kubulatkan tekad, karena tak seorang pun tabib istana dapat diganggu. Kakashi berbaring lemah di atas kasur, mengernyit kesakitan saat kakinya digerakkan. Tuan Muda Naruto dan Morio berada di dekat kepala Kakashi ketika aku perlahan membuka perban di kakinya. Lukanya terlihat dalam, merah menyala, dan terus mengeluarkan darah. Aku ingat Ayumi pernah berkata untuk menyatukan luka dalam perlu bantuan jarum jahit dan benang, tapi aku tidak yakin apa benar metode seperti itu bisa dilakukan.

Hanabi muncul, dia bawakan Kakashi secangkir teh yang katanya dapat mengurangi rasa sakit. Kakashi susah payah meminumnya ketika aku bicara dengan Sasuke tentang metode jahitan Ayumi yang tak biasa. Mata Sasuke melebar saat berpikir, tapi ketika dia bicara suaranya terdengar putus asa.

"Apa menurutmu kau bisa melakukannya?" tanya Sasuke. "Menggunakan jarum untuk menjahit luka seseorang? Aku juga pernah dengar metode itu, tapi aku sendiri belum pernah melihatnya."

Requiem for a DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang