Bab 22

6.4K 570 43
                                    

Rumput di lapangan bagai menjentik-jentik kaki ini. Sasuke mengajakku ke sebuah pondok kayu, bangunan ini hanya pernah kulihat dari jendela kamar tidur kami sebelumnya. Kupegang lengan kanan Sasuke, sementara di pergelangan tangan kirinya terlilit tali yang terbuat dari kulit tipis. Tali itu tersambung ke leher Katsuyu, dia berjalan dengan santai di samping Sasuke, sepasang matanya tertuju ke arah Sasuke. Langkah Katsuyu begitu sempurna mengiringinya, dia sungguh-sungguh memerhatikan Sasuke, seperti sedang menunggunya untuk memberi perintah.

Kami memasuki ladang dekat tepi hutan, dan Sasuke langsung bersiul panjang dan keras. Hanya dalam beberapa saat saja, empat ekor anjing berbadan besar dan berwarna cokelat kemerahan, berlari ke arah kami. Aku langsung mendekat ke arah suamiku, menempel di sisinya. Sasuke mengecup puncak kepala ini sejenak. Saat anjing-anjing itu semakin dekat, Sasuke membungkuk ke arah Katsuyu, lalu melepaskan tali kulit yang meliliti lehernya.

"Apa dia tidak akan kabur?" tanyaku.

"Tidak jika dia mengerti ini adalah kawanannya dan dia akan dirawat dengan baik di sini," jawab Sasuke. "Dia tidak akan punya alasan untuk pergi ke tempat lain."

Kuperhatikan keempat anjing lainnya mendekati Katsuyu. Aku terkikik melihat mereka saling endus dan lainnya. Mereka jalan berdekatan, Katsuyu bahkan berjalan melingkar dan paling memerhatikan anjing jantan yang paling besar.

"Manda adalah anjing tertua dan terbesar, dia seekor Alfa," kata Sasuke sambil menunjuk salah seekor anjing. Bulunya lebih gelap daripada yang lain dan ketika dia menggelengkan kepala, telinganya bergerak bagai kipas. "Yang lain mengikutinya ketika aku tidak ada di sini. Selanjutnya Pakkun, dia seekor Beta, dia bisa saja jadi pemimpin kawanan, seandainya tidak sibuk mengejar tupai di hutan. Dua yang lebih kecil itu Urushi dan Shiba."

Manda tampaknya dapat membuat seluruh anggota kawanan takhluk dan menjaga jarak dari Katsuyu, anggota baru mereka. Pada awalnya, Manda hanya memposisikan diri di antara Katsuyu dan anjing lain, tapi kemudian menjadi lebih agresif. Manda sedikit menggeram ketika yang lain mendekat dan bahkan menggonggong keras ke salah satu anjing yang lebih muda, aku melompat kaget.

"Dia hanya ingin memastikan yang lain tahu bahwa Katsuyu miliknya," Sasuke memberitahuku.

"Apa harus dia begitu ... kejam?"

"Kejam?" Sasuke tertawa kecil. Dia bergerak lebih dekat di belakangku, menempelkan dadanya di punggung ini, lalu memelukku.

"Dia langsung marah pada yang lain, bahkan sebelum mereka sempat mendekat," kataku.

"Benarkah?"

"Terkadang."

"Kemungkinan dia akan melakukannya lagi," kata Sasuke sambil melamun. "Dia sangat pencemburu."

Tangan Sasuke berada di pundakku saat dia membungkuk dan berbisik di telinga. Aku langsung ingat saat pertama kali Sasuke membawaku bertemu Ootsuki dan percakapan kami di kandang kuda. Di sana Sasuke juga memelukku di dadanya dan bicara pelan ke telinga ini - seperti yang dia lakukan sekarang.

"Terkadang dia takut akan kehilangannya," kata Sasuke, suaranya begitu lembut. Lengannya kemudian melingkari pinggangku. "Ketika dia memikirkan seperti apa hidup ini sekarang tanpanya, dia bisa bersikap irasional."

"Dia ... dia tidak akan pernah melirik yang lain," jawabku ketika memiringkan kepala dan mengecup pipi Sasuke. "Ini rumahnya sekarang, dan dia hanya menginginkannya."

"Dia nyaris tidak mengenalnya."

"Dia telah belajar banyak dalam waktu singkat," kataku pada Sasuke. Aku kembali memiringkan kepala agar bisa melihat matanya. Aku lalu menyentuh pipinya yang lembut. "Dia sudah sangat mengenalnya."

Requiem for a DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang