Bab 35

6.1K 594 68
                                    

• Uchiha Sasuke •

Aku ingat ketika masih kecil Papa pergi berperang bersama Raja Obito untuk melawan bajingan yang mengancam perbatasan timur Konohagakure. Entah kenapa sampai terjadi pemberontakan itu, hanya saja jumlah pasukan yang mereka butuhkan begitu banyak. Ayah duduk di atas kudanya, lalu mondar-mandir di hadapan anak buah sambil menggemakan kalimat penyemangat pada mereka sebelum pergi berperang.

Aku tidak melakukan hal yang sama sebelum kami pergi berperang melawan Otogakure sebelumnya. Bahkan tidak pernah terpikir olehku, karena ada begitu banyak hal yang terjadi, hingga menurutku hal seperti itu hanya buang-buang waktu saja. Atau mungkin memang aku yang tidak tahu harus berkata apa. Begitu banyak kesalahan yang kubuat - dari yang kecil sampai yang tak terhingga besarnya - karena keinginan untuk balas dendam terhadap Orochimaru. Saat ini aku sudah sampai pada titik akan menyerahkan segalanya jika itulah yang akan mengantarkan Sakura kembali padaku dengan selamat.

Aku tahu ini sudah terlambat.

Hanya ada satu cara untuk mengakhiri segalanya sekarang - pertumpahan darah dan kehancuran. Entah kami yang akan menang dan Otogakure musnah, atau Konohagakure akan jatuh ke tangan Orochimaru dan kamilah yang akan musnah.

Pasukan berkuda sudah siap, begitu juga dengan prajurit. Para pelayan, petani, dan pengungsi di kerajaanku berkumpul di sekitar mereka dengan sembarangan, tapi tidak ada waktu untuk melatih mereka saat ini. Bahkan Katsuyu pun ikut bergabung dengan kami, dan dia mondar-mandir di sekitar kuda seolah-olah sudah tidak sabar ingin segera berburu, seakan-akan dia tahu Sakura tidak aman selama berada di tangan musuhku. Memikirkan ini saja sudah hampir membuatku gila.

Kukencangkan tali kekang Ootsuki lalu bergerak di depan para pasukan.

"Otogakure menawan Ratu kalian," seruku pada mereka.

Tiba-tiba terdengar teriakan marah, meskipun mereka semua sudah tahu informasi ini. Kuhirup napas dalam-dalam dan berusaha menjauhkan pikiran dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi pada Sakura.

"Penghinaan yang mereka lakukan pada Konohagakure tidak bisa dibiarkan begitu saja. Selama bertahun-tahun Orochimaru telah memegang kekuasaan di dewan Kerajaan Konohagakure dan bertindak sesuka hatinya sambil melayangkan ancaman karena mereka lebih kuat, dan kita juga cukup lemah untuk menghentikannya. Dia juga telah berhasil menempatkan para pengkhianat di dalam wilayah kita dan meracuni dapur kita. Banyak dari kalian merupakan pengungsi dari tanah Orochimaru, dan kalian tahu sendiri kekejaman apa yang mampu dia lakukan pada rakyatnya."

Aku terus berjalan mondar-mandir bersama Ootsuki di depan pasukan. Kutelan ludah ketika bicara tentang istriku yang hilang.

"Sekarang dia menawan Sakura ... ratu kalian ... istriku." Aku harus berhenti dan menarik napas dalam-dalam sebelum lanjut bicara. "Dan anak dalam perutnya juga terancam bahaya."

Kembali terdengar gerutuan marah dan geraman dari orang-orang di depanku. Aku kembali memutar Ootsuki dan mondar-mandir di depan mereka, volume suaraku semakin naik memenuhi lapangan.

"Kita berperang melawan Otogakure sekarang, hari ini. Ini saatnya Konohagakure balas dendam. Otogakure harus jatuh ke tangan kita, karena Orochimaru telah melawan Ratu kalian, dan tak seorang pun yang berjuang untuk Otogakure boleh bertahan hidup. Kita tidak akan berhenti sampai semua dinding, semua menara, semua struktur di seluruh Otogakure telah diratakan."

Aku berbalik dengan cepat dan menatap mata para pasukan.

"Apa kalian setuju denganku?" teriakku, dan teriakan afirmasi datang dari pasukan.

Kutatap wajah mereka dan kembali berteriak. "Kubilang, apa kalian setuju denganku?"

Sekali lagi mereka berseru, tapi kali ini terdengar lebih nyaring.

Requiem for a DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang