Jaehyun sudah mengendarai mobil selama dua jam. Entahlah alamatnya yang salah atau memang ia yang tak alih dalam menemukan sebuh rumah karena nyatanya ia tidak bisa menemukan rumah Joy dimanapun. Jaehyun sudah mengitari daerah yang sama berulang kali tapi ia tidak menemukkan Nomor rumah Joy. Apa jangan-jangan Pak Kim berbohong padanya? Jaehyun mengacak rambutnya kesal. Bisa saja ia dibohongi oleh Pak Kim. Ia benar-benar bisa mati jika Pak Kim tahu yang sebenernya. Jaehyun pun memberhentikan mobilnya dipinggir jalan dan menutup matanya lelah. Ia benar-benar tidak sanggup jika seperti ini terus. Ia lelah. Mata Jaehyun pun terbuka saat mendengar suara teleponnya berdering saat ingin mengangkatnya matanya seketika menangkap seorang wanita yang berjalan dengan membawa banyak belanjaan ditangannya. Ia kenal wanita itu. Dia Joy. Tanpa pikir panjang Jaehyun pun turun dari mobilnya dan menghampiri Joy.
"Joy... Joy...."
Joy pun mencari suara yang terdengar memanggul namanya. Matanya membuka lebar saat melihat Jaehyun berlari kearahnya.
"Jaeee.... Apa yang kau lakukan disini??" Tanya Joy bingung.
Jaehyun pun mengatur napasnya yang terengah-engah setelah berdiri persis didepan Joy. Ia tidak mungkin jujur jika ia mencari Joy.
"Pekerjaan" kata Jaehyun asal.
"pekerjaan?? Oh! baiklah" kata Joy mengangguk paham
"kau mau kemana??" tanya Jaehyun mengalihkan topik
"hanya membeli beberapa keperluan..." kata Joy menunjukkan belanjaannya.
"sebanyak ini?? untuk apa??" tanya Jaehyun
"ayahku hari ini ulang tahun dan malam ini kami akan mengadakan pesta kecil dirumah.... kami juga mengundang banyak orang" kata Joy menjelaskan.
"baiklah aku harus membeli kue" kata Joy beranjak pergi tapi langkahnya terhenti saat tangan Jaehyun menahannya.
"biar kubantu" kata Jaehyun langsung mengambil beberapa belanjaan dari tangan Joy.
"baiklah terima kasih" kata Joy senang
Joy pun berjalan mengikuti Jaehyun dan menunjukkan jalan. Jaehyun sekarang tampak lebih baik setelah pertemuannya dengan Joy. Joy pun sama. Joy yang tadinya sempat tidak dalam mood baik sekarang berubah. Saat Jaehyun datang, Joy kembali bawel. Ia bahkan mengoceh tak jelas dan membuat telinga Jaehyun sakit. Tapi tetap saja, Jaehyun senang. Mereka pun sampai di toko kue. Joy pun berkeliling mencari kue yang cocok. Ia suda menghabiskan waktu sekitar 20 menit tapi ia belum menentukan pilihannya. Jaehyun yang tadinya hanya duduk kelelahan langsung berjalan kearah Joy.
"sampai kapan kau mau memilih dan tak membelinya??" tanya Jaehyun lemas. Entahlah ia sangat lelah mengikuti perempuan didepannya ini. Energinya seperti tak pernah habis. Padahal Jaehyun sudah hampir kehabisan napas karena terlalu banyak berjalan sambil membawa banyak belanjaan. Pekerjaan yang tak pernah ia lakukan.
"aku benar-benar bingung Jae..." kata Joy polos.
"pilih saja salah satu" kata Jaehyun mulai kesal.
"tapi aku takut ayah tak suka" kata Joy kembali menatap kumpulan kue yang berada dalam pajangan.
"tidak mungkin ayahmu tidak suka salah satu kue yang dipajang itu" kata Jaehyun bingung dengan sifat Joy
"tapi tetap saja Jaeee" kata Joy ikut kesal.
"cepat pilih saja..... apa susahnya" kata Jaehyun tak sabaran. Jaehyun memang terbiasa dengan pekerjaan yang cepat selesai. Jika Joy bekerja di perusahannya sudah dipastikan ia sudah dipecat di hari pertama karena dia lambat dalam mengerjakan segala sesuatu.
"baiklah tunggu sebentar" Kata Joy kesal.
"Aigoooo.... laki-laki tak sabaran.... bagaimana bisa kau memarahi istri didepan umum" Kata seorang nenek yang sejak tadi memang berdiri didekat Joy dan Jaehyun. Ia sudah mendengarkan perdebatan Joy dan Jaehyun karena mereka berbicara dengan suara yan cukup besar. Ditambah lagi Jaehyun dengan ketampanannya menajdikannya sorotan mata.
"kalian tidak malu berkelahi ditempat umum dan dilihat banyak orang" Omel nenek itu lagi pada Joy dan Jaehyun yang tercengang tak percaya dengan perkataan nenek tadi.
"nenek... dia nih...." kata Joy yang sudah terlanjur kesal dan malah mengadukan Jaehyun pada nenek tadi. Tidak peduli status apa apa yang diperkiraan nenek itu. Ia pun langsung mengambil satu kue dan membayarnya dikasir.
Jaehyun kembali tercengang kaget dengan jawaban Joy. Ia tersenyum kecil saat mendengarkan jawaban Joy tadi. Entahlah kenapa tapi ia senang. Ia bahkan merasakan pipinya yang memanas. Entah kemana arah pikirannya sekarang tapi ia hanya bisa membeku tak bisa berkata apa-apa.
"kau itu ya.... jika tidak mau dikurangin jatahmu jangan membuatnya kesal seperti.... aigooo" kata Sang nenek langsung pergi juga meninggalkan Jaehyun. Kali ini Jaehyun tak bisa meredam lagi rona merah di wajahnya. Bagaimana bisa nenek tadi membicarakan yang bahkan Jaehyun tak pernah pikirkan. Ia benar-benar tak menyangka jika nenek itu akan berpikir sejauh itu. Jika Joy melihatnya sekarang, ia bisa malu besar. Untunglah Joy masih fokus membayar kue.
"sudah ayo" ajak Joy setelah membayar kue.
Mereka pun keluar dari toko kue. Lalu seketika Joy berhenti dan meminta belanjaan yang dipegang Jaehyun.
"biar aku saja yang bawa" kata Joy
Jaehyun terdiam. Ia tak memberikannya tapi ia juga mengiyakan.
"aku harus pulang" kata Joy lagi
"baiklah ayo" kata Jaehyun bingung
"bukan itu maksudku... tapi aku akan pulang sendiri.... kau harus pulang ke istana Jaeee" kata Joy menjelaskan.
"aku tak mau merepotkanmu lagi" kata Joy menambahkan.
Jaehyun menggeleng. Ia memindahkan belanjaan yang dipegang ditangan kiri ke tangan kanan. Lalu dalam sekejap ia langsung menggenggam tangan Joy dengan kuat dan menariknya supaya ikut dengannya. Joy pun meronta ingin dilepaskan tapi Jaehyun menguatkan genggamannya. Hingga akhirnya mereka sampai di mobil dan dengan cepat Jaehyun memasukan Joy ke kursi depan dan menutupnya cepat. Lalu setelah memasukkan belanjaan ke bagasi, Jaehyun pun ikut masuk ke kursi pengemudi.
"Dengar.... aku tak akan meninggalkanmu dengan membawa banyak barang seperti itu" kata Jaehyun tanpa melihat kearah Joy. Joy terdiam dengan perkataan Jaehyun. Ia sedikit menyangka jika Jaehyun akan peduli padanya. Joy pun kembali teringat saat dirinya menunggu Jaehyun selama tiga hari kemarin. Ya, Joy bohong saat Jaehyun pulang larut malam saat itu. Ia tidak menghubungi Jaemin atau siapapun tapi ia menunggu Jaehyun. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan Jaehyun dan membuatnya tak bisa tidur. Ditambah lagi saat malam itu adalah malam terakhir sebelum ia pulang paginya. Sebenernya ia ingin memberitahu Jaehyun tapi Joy mengurungkan dirinya saat seketika Jaehyun memeluknya. Joy bahkan tak bisa melupakan malam tenang itu sampai sekerang. Bagaimana cara Jaehyun merengkuhnya dan membuat Joy sangat nyaman dan tak mau melepaskannya tapi kembali ia mengingat jati dirinya yang tersakiti dahulu dan perbedaan kasta antara dirinya dan Jaehyun. Bukankah suatu ketidakmungkinan jika ia bisa menikah dengan Jaehyun yang bahkan statusnya sudah bertunangan. Karena hal itulah sebenernya kenapa selama ini Joy tak mau mengluarkan perasaan sebenernya yang bahkan ia pun juga belum meyakininnya. Joy hanya tidak mau berakhir dengan menyakiti Jaehyun. Joy benar-benar tak mau melihat Jaehyun tersakiti. Karena itu sama saja menyakiti dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE ✅
FanfictionDipaksa bekerja di sebuah kerajaan menjadi Dokter Pribadi seorang Raja yang keras kepala dan memiliki keluarga yang sangat sombong. Bahkan Pangeran yang ia impikan memiliki sikap yang ramah dan baik, disini tidak. Pangeran itu memiliki sifat angkuh...