Keesokan paginya, Joy bangun dengan suasana hati semakin buruk. Ia tidak bisa tidur tadi malam. Hal itu membuat berbekas hitam tercetak besar dibawah matanya. Ya, tadi malam juga Joy juga menelepon Changmin Oppa untuk membicarakan masalah Resignnya. Joy ingin mengundurkan diri secepatnya. Dulunya Joy sangat ingin cepat-cepat pergi dari tempat menyebalkan yang banyak aturan ini tapi sekarang Joy merasa tidak ingin pergi. Ia benar-benar sudah menganggap keluarga kerajaan seperti keluarganya sendiri. Joy pun mencuci wajahnya dan menghembuskan napas panjang. Ia sekarang harus menyelesaikan tugasnya. Ia harus profesional. Menyembuhkan Yang Mulia Raja adalah tujuan utamanya datang kesini. Joy pun langsung keluar. Langkahnya terhenti saat melihat Jaehyun diujung lorong. Joy pun terpaku sebentar dan kembali berjalan. Jaehyun pun sama. awalnya ia diam tapi kali ini, ia kembali berjalan. Langkah mereka kembali terhenti saat Mereka berdiri saling berhadapan. Joy pun langsung mengalihkan dirinya ke kanan dan Jaehyun malah mengikutinya kearah kanan Joy. Joy kembali mengalihkan kekiri dan kembali Jaehyun melangkah ke kiri Joy. Hingga seketika mereka kembali saling menatap satu sama lain. Jaehyun terlihat khawatir dengan keadaan Joy sejak kejadian kemarin. Rasa bersalahannya kembali meningkat saat kemarin ingin menenui Joy kembali ia batalkan karena urusan Kerajaan mendadak dan membuatnya harus buru-buru pergi. Padahal Jaehyun kemarin sudah berdiri didepan pintu kamar Joy. Jaehyun bahkan baru kembali pagi ini. Ia juga tidak bisa tidur kemarin.
"Morning" sapa Joy sambil tersenyum kecil.
Jaehyun mengangguk lemas. Ia tahu jika sekarang dirinya sangat berantakan. Kemeja kerjanya kusut. Jasnya sudah ia tenteng di tangannya karena ia merasa gerah memakai jas tersebut.
"Jaeee tunggu" kata Joy reflek langsung membersihkan noda kecil diwajahnya. Jaehyun kembali terdiam dengan dengan perlakuan Joy. Lalu ia berpindah ke rambut Jaehyun dan merapikannya sedikit. Rambutnya memang sudah teracak-acak. Joy pun tersadar jika sejak tadi Jaehyun memperhatikannya. Joy pun langsung menarik tangannya yang tak bisa terkontrol ini. Ia benar-benar menyesal. Jika begini terus, Joy akan sangat sulit melupakan Jaehyun.
Jaehyun menatap kesal karena Joy seketika berhenti. Jaehyun benar-benar sangat suka diperhatikan seperti tadi. Apalagi Joy yang selalu memperhatikannya, Jantungnya akan berdetak lima kali lebih cepat.
"Sudah bersih" kata Joy gugup.
Suasana kembali canggung. Jaehyun pun menatap Joy serius.
"Aku pergi dul...." belum selesai perkataan Joy, seketika Joy ditarik masuk ke pelukan Jaehyun. Ya, Laki-laki sudah tak kuat lagi. Hanya Joy yang mampu membuatnya seberantakan ini. Dan hanya Joy juga dapat mengembalikannya seperti semula.
"Jaehyun... Jaee... apa yang kau lakukan??"
"Biarkan seperti ini...." kata Jaehyun menyembunyikan wajahnya di pundak Joy. Mengistirahatkan kepalanya yang berdenyut-denyut kesakitan.
"Jaehyunnn... kau ini kenapa???... Jaeee..... lepaskan" kata Joy terus memberontak.
"Aku sangat lelah.." kata Jaehyun lemas. Ia benar-benar lelah saat ini. Sekarang Jaehyun hanya butuh Joy saat ini. Ia tidak butuh apa-apa lagi. Ia tidak peduli jika Ada yang melihatnya walaupun itu ayah atau ibunya. Ia benar-benar terlalu bergantung pada Joy. Disatu sisi ia ingin bersama Joy tapi disisi lain ia masih terbebani oleh kerajaan. Keluarganya juga hal utama dalam hidupnya, ia tidak bisa memungkiri itu. Irene juga, ia tidak bisa menyakiti ketulusan perasaan wanita itu. walapun selama ini, Jaehyun hidup sebagai bayang-bayang kakaknya Chanyoel yang sudah meninggal. Tidak bisakah ia memiliki semuanya kali ini. Sejak kecil ia jarang meminta apapun karena sudah banyak kelimpahan yang ia dapatkan. Bisakah sekali ini ia Egois dan memiliki semuanya?
Joy menahan amarah geram. Ia seperti dipermainkan oleh Jaehyun. Disaat seperti ini, Jaehyun bisa-bisanya merengkuh Joy dan membuat pertahanan Joy yang kembali ia bangun runtuh. Tapi sebentar lagi, Jaehyun akan menikah dan meninggalkan Joy yang hanya bisa diam membisu merasakan sakit hati seorang diri.
"Jaee... aku mohon lepaskan" kata Joy meneteskan air matanya sedih. Jaehyun pun merasakan tubuh Joy yang bergetar. Ia pun semakin mengeratkan pelukannya.
"Berhentilah menyakitiku" kata Joy seketika dengan suara sangat kecil bahkan terdengar tak bersuara tapi masih mampu Jaehyun dengar walaupun memang sulit. lalu seketika Joy mendorong Jaehyun kuat supaya Jaehyun melepaskannya pelukannya.
"Joyy...." panggil Jaehyun lemah dan melihat kearah Joy yang saat ini menundukkan kepalanya.
Suara Tawa Yang Mulia Raja terdengar membuat dengan cepat membersihkan air matanya yang mulai menetes.
"Jaehyun.... Joy.... sedang apa???" Tanya Yang Mulia Raja di ujung jalan. Jaehyun yang menyadari perubahan sifat Joy langsung menatapnya serius. Ia tidak peduli ayahnya yang berpikir apa.
"Hi... Pamann..." sapa Joy ramah.
"Ahhh... Jaehyun sedang menceritakan tentang pernikahannya.... ia terlihat gugup" kata Joy berbohong sambil melihat ke arah Jaehyun sekilas.
"Ngomong-ngomong Sekali lagi s'lamat" kata Joy sambil mengulurkan tangannya. Beranggapan Jaehyun mau menggengam tangannya untuk terakhir kalinya. Jaehyun pun hanya menatap sedih kearah tangan Joy. Jaehyun pun mengangkat tangannya perlahan, ia juga tampak bergetar. Tentu saja Jaehyun tak suka dengan jabat tangan ini. Ini seperti hari terakhir Joy akan berada didepannya. Hal itu menyakiti hati Jaehyun. Joy mulai panik karena Jaehyun tampak tak ingin menjabat tangannya. Dengan cepat ia mengambil tangan Jaehyun dan menaik turunkannya sedikit.
"Selamat yaaa... jangan lupa undang aku" kata Joy tersenyum memaksa.
"Aku pergi duluu.... nanti kita bicara lagi" kata Joy pamit pergi. Ia juga melambaikan tangannya pada Yang Mulia Raja.
Jaehyun masih menatap kepergi Joy dengan sedih. Ia tak suka. Tangannya ingin sekali menahan Joy dan membawanya kedekapannya. Tapi Jaehyun tak mampu. Pak Kim yang mendorong kursi roda Yang Mulia Raja, hanya bisa terdiam melihat kejadian tadi. Ia dapat membaca raut wajah Jaehyun yang saat ini sedang menahan rasa sakit.
"Jaehyun.... Dad mau..."
"Maaf Dad.... tapi saat ini aku sangat lelah jadi aku pamit ke kamar dulu" kata Jaehyun langsung pergi begitu saja.
Yang Mulia Raja terdiam sejenak saat melihat reaksi Jaehyun. Ia menangkap sesuatu saat ini. Tapi ia belum bisa memastikannya.
"Yang Mulia, apa kita tidak jadi menemui Pangeran Jaehyun???" Tanya Pak Kim menyadari perilaku Yang Mulia Raja yang seperti kaget melihat adegan tadi.
"Tidak..... Jong Dae... bisakah kau ambilkan aku teh dan bawa ke ruang keluarga???" Tanya Yang Mulia Raja pada Pak Kim.
"Tentu saja Yang Mulia" kata Pak Kim pamit langsung pergi. Sedangkan Yang Mulia Raja mulai menjalankan kursi rodanya. Ia ingin mencari keberadaan Joy. Ia merasakan kejanggalan antara Joy dan Jaehyun. Seketika langkahnya terhenti saat melihat keluar jendela dan mendapati seorang anak laki-laki membawa tas besar dipunggunya berlari keluar dari pagar yang terbuka. Para penjaga disana sedang bergantian jadinya sekarang pagar besar itu tak ada yang menjaganya. Ia kenal anak laki-laki itu. Itu anak bungsunya, Eunwoo. Anak laki-lakinya yang sangat penurut tapi sekarang ia manatap kejanggalan dari tingkat Eunwoo. Yang Mulia Raja seakan memahami sesuatu saat ini. Semua hal yang terjadi saat ini. Semua kejadian yang terjadi di istana. Sejak Joy datang ke istana ini. Semua kata-kata Joy saat membujuknnya untuk memulai latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE ✅
FanfictionDipaksa bekerja di sebuah kerajaan menjadi Dokter Pribadi seorang Raja yang keras kepala dan memiliki keluarga yang sangat sombong. Bahkan Pangeran yang ia impikan memiliki sikap yang ramah dan baik, disini tidak. Pangeran itu memiliki sifat angkuh...