Joy, Wanita itu terdiam sambil memandang keluar jendelanya. Ini sudah memasuki hari ke lima semenjak kejadian menyakitkan di Kerajaan waktu itu. Hingga sekarang juga, Joy belum bisa mengendalalikan pikiran dan perasaannya. Semuanya tercampur aduk begitu saja. Joy bahkan lebih pendiam sekarang. Terkadang di malam hari ia menangis kembali merasakan rasa sakit. Kata-kata Jaehyun padanya untuk terakhir kalinya sangat menyakitkan baginya. Coklat sekarang tak mempan lagi memperbaiki suasana hati Joy. Joy sudah terlanjur sedalam-dalamnya dalam Jaehyun.
"Sooyoung-ah" panggil Sang Ayah dari pintu kamar Joy yang terbuka lebar.
Park Dae Gung sudah kehabisan cara untuk membuat Joy kembali lagi pada dirinya. Sudah lima hari berturut-turut istri dan anak laki-lakinya, Jaemin membujuk Joy. Tapi Joy tetap saja begini. Ia tidak mau bercerita apapun. Diam, merenung sendiri dan terisak pada malam hari. Secara tidak langsung Park Dae Gung juga tersakiti melihat tingkah anaknya yang layaknya orang setengah hidup.
Joy terdiam menenggok sebentar kearah ayahnya dan kembali lagi menatap keluar. Ia belum bisa kembali menjadi dirinya untuk saat ini. Joy masih merasakan rasa sakit.
Park Dae Gung berjalan mendekati anaknya lalu duduk disampingnya.
"Sooyoung-ah.... cukup Sooyoung-ah.... hentikan semuanya" kata Sang Ayah tak tega melihat tingkah anaknya yang hanya mengurung dirinya di kamar.
Joy terdiam tak menjawab. Beberapa detik kemudian ia menundukkan kepalanya. Joy seketika terisak. Joy memang sangat lemah jika didepan ayahnya. Jika didepan ibu atau adiknya ia bisa menyembunyikan rasa sedihnya tapi tidak bagi laki-laki yang amat ia cintai yaitu Ayahnya.
Park Dae Gung pun akhirnya ikut menundukkan kepalanya. Ia dapat merasakan jika anak perempuannya sekarang sedang kesakitan. Tapi kali ini sakit yang anaknya rasakan tak bisa ia bantu. Ini semua tergantung Joy.
Park Dae Gung pun langsung mendekap anaknya. Membawanya ke pelukannya dan membiarkan anaknya menangis di dadanya.
"Ayah tahu jika kali ini cintamu sangat tulus pada Jaehyun... Ayah benar-benar mengerti perasaanmu Sooyoung-ah" kata Ayah Joy masih mendekap anaknya yang seketika terisak kencang.
"Ayah hanya mohon jangan sakiti dirimu sendiri atas kesalahan orang lain" kata Ayah Joy menasehati anaknya.
"Ayah hanya mau kau bahagia Sooyoung-ah... jadi Ayah mohon demi Ayah, Mulailah lupakan Jaehyun" kata Ayah seketika membuat Joy terdiam lalu menatap Ayahnya dengan mata yang berkaca-kaca. Ayahnya menyuruhnya melupakan Jaehyun, itu sama saja melupakan sebagian dirinya juga.
"Jangan paksakan dirimu untuk bertahan pada sesuatu yang bukan untukmu... terkadang kau harus melepaskanya sebelum itu lebih menyakitimu Sooyoung-ah" kata Park Dae Gung mengusap pipi anaknya yang basah karena air mata yang terus saja keluar tanpa henti.
"Kau hanya perlu berhenti... berhenti memikirkannya, berhenti menanggisinya, dan berhenti berharap padanya... karena itu semualah yang membuatmu jadi begini" kata Ayah Joy serius.
"Sudahkan semuanya Sooyoung-ah.... disaat kau mengetahui sesuatu yang membuatmu sakit hati, berhentilah mencari tahu...." kata Ayah Joy lagi sambil kembali mendekap anaknya. Ia tidak terlalu berharap banyak dari perbincangan serius mereka sore ini. Ia hanya berharap Joy bisa melupakan sedikit demi sedikit hingga ia bisa belajar dari sakit hatinya ini.
"Ayah akan selalu bersama jadi kau tak perlu takut.... disaat semua alam semesta melawanmu... Ayah pasti akan selalu bersamamu" kata Park Dae Gung tulus pada Anak perempuannya itu. Ya, Park Dae Gung sangatlah menyayangi anak perempuannya itu. Ia rela melalukan apa saja demi kebahagiannya anak perempuannya. Maka dari itu, Ia juga akan selalu mendorong Joy supaya bisa keluar dari keterpurukannya.
"Ayah akan bersamamu.. kau tenang saja" kata Park Dae Gung mengusap kepala anaknya. Setelah pembicaraan bersama Ayahnya tadi, Joy langsung tertidur. Ia memang tidak bisa tertidur hampir selama lima hari ini. Ia sudah terlalu lelah. Ia butuh istirahat.
"Tidurlah sekarang lalu setelah itu kembalilah menjadi Joy kami" kata Park Dae Gung sambil menyelemuti anaknya lalu pergi dari kamar Joy membiarkan Joy tidur dengan tenang.
Keesokan paginya, Joy bangun dengan keadaan yang sedikit lebih baik. Ia harus melupakan Jaehyun. Itu tujuannya saat ini. Maka dari itu, Hari ini ia akan bertemu dengan bossnya, Changmin Oppa untuk membicarakan masalah pekerjaan yang akan dilakukannya dan juga Changmin Oppa membutuhkan beberapa penjelasan tentang pemberhentiannya secara sepihak. Untungnya pihak Kerajaan tidak ada yang menuntut ke perusahaan Changmin jika ia sudah dipastikan Joy akan kehilangan pekerjaannya juga.
"Omma... aku pergi" pamit Joy pada ibunya.
Joy pun berjalan keluar dari rumahnya. Ini hari pertamanya keluar semenjak sampai di rumah. Lima hari kemarin ia habiskan mengurung diri di kamar.
"Noonaa!!!!" Suara teriakan menghentikan langkah kaki Joy. Ia pun menenggok dan melihat adiknya berlari kearahnya.
"Ada apa???" Tanya Joy bingung.
"Aku akan temani" kata Jaemin saat ia berada di samping Joy.
"APA??? Kau gila??? Aku bukan anak kecil lagi" Kata Joy mengangkat kedua tangannya ingin memukul adiknya.
"Busnya datang" kata Jaemin langsung naik ke bus. Joy pun tak punya pilihan lain. Ia pun ikut masuk dan duduk disebelah Jaemin yang tersenyum kecil.
"Pulanglah!!!" Suruh Joy
"Kau tak kuliah???" Tanya Joy kali ini.
"Ani.... aku libur hari ini.... Aku disuruh Omma menemanimu" kata Jaemin cepat.
"Ya!!! Aku bisa sendiri" kata Joy kesal melihat adiknya.
"Aku juga tahu kau bisa sendiri tapi ibu yang tak yakin kau bisa sendiri... aku tidak mau uang jajanku dipotong karena kau tiba-tiba mencakar orang melihat mood yang sedang naik turun" kata Jaemin menyindir kakaknya yang sedang dalam mood tak stabil. Ya, Joy sering begini jika moodnya sedang tak stabil dan ia pergi keluar biasanya ia akan pulang membawa masalah.
Joy pun terdiam. Ia mengerti jika ibunya pasti masih mengkhawatirkan keadaannya. Joy pun akhirnya memilih memainkan teleponnya daripada berdebat dengan adiknya yang menyebalkan.
Mereka pun akhirnya sampai di gedung tempat Joy bekerja. Mereka pun masuk ke ruang Changmin. Ya, Jaemin sudah kenal Changmin, atasannya Joy itu. Changmin memang sudah menganggap Joy dan Jaemin keluarganya sendiri. Maka dari itu, Jaemin tak pernah ragu untuk masuk ke ruangan Changmin.
"Anyong Hyung" sapa Jaemin.
"Hai Oppa" sapa Joy pada Changmin yang duduk di kursi kerjanya.
Changmin yang tadinya serius mengerjakan tugasnya langsung melupakannya begitu saja dan langsung menghampiri Joy.
"Ya!!! Sebenarnya apa yang terjadi???" Tanya Changmin Oppa penasaran.
Joy terdiam tak bisa menjawab pertanyaan bossnya. Changmin yang tak sabar melirik ke arah Jaemin. Jaemin dengan cepat menggeleng memberi kode supaya Changmin tak membahas itu.
"Aniya???" Kata Changmin menyadari jika ia harus menyudahi topik tentang tentang kerajaan saat ini.
"Baiklahhh Joyy begini....." kata Changmin terhenti saat seketika Joy memotongnya.
"Aku mau mengundurkan diri" kata Joy seketika.
"Noonaaa!!!!!" Teriak Jaemin tak mengerti dengan jalan pikir kakaknya sekarang. Ia kira kakaknya sudah lebih baik ternyata tidak. Keadaanya sekarang sangatlah buruk hingga membuatnya mengajukkan pengunduran diri pada Changmin Hyung.
![](https://img.wattpad.com/cover/129882611-288-k929787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE ✅
Fiksi PenggemarDipaksa bekerja di sebuah kerajaan menjadi Dokter Pribadi seorang Raja yang keras kepala dan memiliki keluarga yang sangat sombong. Bahkan Pangeran yang ia impikan memiliki sikap yang ramah dan baik, disini tidak. Pangeran itu memiliki sifat angkuh...