Jaehyun menghembuskan napasnya kasar. Hal tadi cukup menguras tenaga dan napasnya. Seketika kejahatan merasuki tubuhnya hingga membuat laki-laki di depannya itu menjadi pelampiasannya. Jaehyun benar-benar sudah terselut emosi dan siapapun tak bisa menahannya, Tapi tidak untuk Joy. Joy dapat memberhentikan Jaehyun dari kelakuan anarkisnya. Setelah beberapa detik mengambil napas Jaehyun langsung berjalan menuju Joy dan melepas cepat ikatan Joy. Dan seketika Jaehyun terdiam membeku sesaat Joy yang seketika memeluknya setelah tali terlepas dari tubuhnya. Lalu beberapa detik kemudian Joy menangis. Menangis keras di pelukannya. Jaehyun pun langsung membalas pelukan Joy bahkan lebih erat memberikan kekuatan pada Joy.
"Tenang.... semua sudah selesai" kata Jaehyun mengusap kepala Joy menenangkannya.
"Tenang aku disini" kata Jaehyun dan langsung membawa Joy keluar dari Pabrik gelap itu. Tak lupa Jaehyun melepaskan Jas hitamnnya dan mengbungkus Joy dengan Jasnya.
Jaehyun pun langsung membawa Joy ke sebuah Hotel berbintang lima. Ia menyewa kamar VVIP dan langsung membaringkan Joy dikasur berukuran King Size. Tak disangka Joy sudah tertidur di mobil dan membuat Jaehyun mengendongnya ala bridal style. Tadinya ada pegawai hotel yang menawarkan akan membawa Joy tapi tentu saja Jaehyun menolaknya dengan keras. Setelah kejadian tadi, Jaehyun benar-benar mengkhawatir keadaan Joy. Bahkan Joy belum berkata apa-apa dimobil, Ia lebih banyak diam dan tertidur karena kelelahan. Setelah membaringkan Joy di kasur Jaehyun langsung menyelimuti Joy dan membiarkan Joy beristirahat. Jaehyun pun menjatuhkan dirinya di sebuah Sofa di samping kasur King Size. Ia juga lelah. Badannya sakit. Pukulan dengan kayu tadi cukup membuat punggung Jaehyun nyeri bahkan sampai sekarang.
"Jaee.."
Jaehyun terbangun dari sofa saat mendengar suara kecil Joy. Jaehyun pun langsung menghampirinya dan memeriksa kondisinya.
"Kau baik-baik saja??? Mereka tidak menyakitmu saat aku belum sampai kan??" Tanya Jaehyun cepat.
Joy mengangguk.
Jaehyun pun menghembuskan napas lega. Ia benar-benar bersyukur Joy baik-baik saja.
"Mulai sekarang kau tidak boleh lagi jauh dariku.... aku tak mau hal ini terjadi lagi" kata Jaehyun serius.
Joy mengangguk paham.
"Sekarang kau istirahatlah" kata Jaehyun mengelus kepala Joy beranjak pergi tapi seketika pergelangan tangan Jaehyun kembali ditahan Joy. Jaehyun pun kembali duduk di pinggir kasur dan seketika Joy langsung mendudukan tuhuhnya dan menatap Jaehyun takut-takut.
"Kau baik-baik saja, Jae??" Tanya Joy pelan.
Jaehyun tersenyum kecil lalu berkata "tentu saja"
"Tapi wajahmu...." belum selesai Joy berkata, Ia mengambil tasnya dan seketika mengeluarkan sebuah plaster. Lalu dengen gerakan cepat Joy langsung menempelkannya di pinggir bibir Jaehyun yang memar dan pada pinggir kening Jaehyun yang tersayat.
Jaehyun pun hanya bisa terdiam melihat perlakukan Joy. Sebenernya ia ingin Joy istirahat tapi ia tak bisa memungkiri jika ia lebih senang seperti ini. Jaehyun menatap manik wajah Joy yang masik fokus mengobati dirinya. Tanpa sadar Jaehyun malah memajukan dirinya supaya bisa lebih dekat untuk melihat Joy. Entah apa yang membawanya tapi Jaehyun terus mendekat hingga akhirnya meninggalkan jarak beberapa centi saja dan itu membuat Joy kaget bukan main.
"Jaeee..." panggil Joy takut karena Jaehyun benar-benar membuatnya ketakutan sekarang.
Jaehyun pun tersadar dari lamunan gilanya. Ia benar-benar tidak bisa mengontrol nafsunya lagi jika bersama Joy. Bibir merah Joy terlalu menggoda Jaehyun dan sangat sulit menahannya.
"Selamat tidur" kata Jaehyun memegang kepala Joy pelan lalu beranjak pergi keluar. Ia perlu menjernihkan pikiran-pikirannya dari hal-hal buruk. Jaehyun sekarang bahkan merasakan pipinya yang memanas.
Keesokan paginya Joy bangun lebih awal. Ia sedikit mengalami mimpi buruk karena kejadian itu. Matahari belum menampakan dirinya tapi Joy sudah berada di balkon. Berdiri menatap kearah pemandangan di Kerajaan Selatan yang begitu Indah tapi membuat bekas yang menyakitkan. Joy pun mengeratkan kain yang menutup tubuhnya. Udara masih dingin wajar saja tapi Joy tetap enggan untuk masuk kedalam. Ia lebih suka berdiri sendirian. Ia perlu merefleksikan semua hal yang terjadi pada dirinya saat ini. Joy butuh ketenangan. Ia lelah.
Jaehyun, laki-laki itu seketika dalam tidurnya merasakan angin dingin menusuk kulitnya pun langsung terbangun. Ya, Joy berdiri di balkon yang berada di ruang tengah. Itu sebabnya Jaeghyun dapat merasakam angin dingin yang menusuk kulitnya. Jaehyun yang melihat Joy ada di balkon langsung tersadar dari tidurnya. Ia berdiri menghampiri Joy dan berdiri disebalahnya. Bersama mereka menatap kearah kota yang masih gelap. Hanya beberapa orang yang baru tampak, mungkin mereka harus kerja sejak pagi. Tapi tak ada yang tahu, baik Joy maupun Jaehyun. Suasana saat ini sangatlah tenang dan damai.
"Jaeee...." panggil Joy pelan.
"Terima kasih banyak" lanjut Joy lemah.
Jaehyun tersenyum kecil sejenak. Lalu kembali ia mengusap tubuhnya karena angin pagi menusuk kulitnya. Joy yang sadar Jaehyun kedinginan langsung mengalungkan kain yang ia pakai kepada Jaehyun. Joy membaginya rata supaya mereka tak kedinginan. Jaehyun pun langsung menarik kain itu dari kirinya dan tanpa sadar ia menarik terlalu kencang hingga membuat Joy tertarik kearahnya dan sekarang mereka saling berhadap dan hanya berjarak 3 cm. Joy dan Jaehyun pun kali ini saling menatap. Tatapan mata mereka intens. Tak ada yang ingin mengalihkan, mereka seperti nyaman. Tapi ada rasa sedikit aneh. Joy yang awalnya ingin mengakhir malah semakin terjerumus dengan mata indah Jaehyun yang menatap langsung kearahnya. Ya, Joy sudah jatuh. Sejatuh-jatuhnya pada laki-laki didepannya. Tapi sayangnya ia tak bisa mengatakan perasaannya. Ia tak mau sakit hati untuk kedua kalinya karena ditolak dan diinjak-injak oleh laki-laki. Joy masih terdiam menatap Jaehyun sedih. Selalu berada di samping Jaehyun seperti ini terus membuat hati Joy tersayat sedikit demi sedikit. Ia cukup tahu diri. Ia bukan seseorang yang tepat untuk Jaehyun. Jaehyun bahkan sangat sempurna tapi Joy bahkan tidak ada apa-apannya. Irene memang satu-satunya perempuam yang sederajat dengan Jaehyun. Seberapa keras Joy mencoba melawan tetap ia tak bisa melawan kenyataan yang ada. Air mata Joy mulai terbendung dan mungkin akan lepas maka dari itu ia ingin mengalihkan pandangannya menjauh dari Jaehyun. Tapi Jaehyun seketika menahan pergerakannya. Lalu seketika Jaehyun mendekat lebih jauh lagi kepada Joy. Joy kembali terdiam. Ia tak bisa memungkiri jika ia juga ingin. Joy pun memejamkan matanya bersamaan dengan menetesnya air matanya yang sejak tadi terbendung. Beberapa detik kemudian Joy dapat merasakan seseorang memeluknya dengan sangat erat.
Jaehyun, laki-laki tak bisa bisa berpikir dengan jernih saat ini. Ia hanya bisa memeluknya. memberikannya kehangatan dan keamaanan. Jaehyun memeluk Joy sangat erat seperti tak mau melepaskannya. Bukan tapi Jaehyun memang tak mau melepaskannya.
Joy terdiam tak membelas pukulan Jaehyun. Pelekukan ini menyadarkan Joy akan sesuatu. Jika mereka memang berbeda. Joy pun akhirnya menitih air matanya yang sejak tadi terbendung. Ia tak sanggup lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE ✅
FanfictionDipaksa bekerja di sebuah kerajaan menjadi Dokter Pribadi seorang Raja yang keras kepala dan memiliki keluarga yang sangat sombong. Bahkan Pangeran yang ia impikan memiliki sikap yang ramah dan baik, disini tidak. Pangeran itu memiliki sifat angkuh...