Keesokan harinya, Keadaan Jaehyun sedikit membaik. Setidaknya ia sudah melampiaskan sedikit kemarahannya yang beberapa hari ini tertahan. Tapi Jaehyun tetap belum mau menemui kedua orang tunya. Ia masih menghindar dari mereka. Ia ingin menyelesaikan masalahnya satu lagi sebelum bertemu dengan kedua orang tuanya. Maka dari itu ia berangkat pagi-pagi sekali hari ini. Hari ini ia akan bertemu dengan Irene. Ia akan menyelesaikan semuanya dengan Irene. Ia tidak bisa terus menyakiti perasaan Wanita yang selalu baik padanya itu. Ia juga tahu jika Irene tulus menerima dirinya apa adanya tapi dirinya-lah yang memang tetap tidak bisa. Ia hanya berharap Irene mau menerimanya dengan baik dan tak memperpanjang masalahnya. Jaehyun hanya ingin hidup tenang.
Saat ini Jaehyun telah sampai di Istana Irene. Saat ini mereka sedang duduk berdua di sebuah halaman kecil. Jaehyun seketika terdiam. Ia tidak tahu harus memulai dari mana. Ia juga sedih, tidak tega menyakiti perasaan Irene. Tapi Jaehyun tak punya pilihan lain semakin melanjutkan pernikahan ini juga hanya akan menyakiti perasaan Irene.
"Irene..." panggil Jaehyun menatap Irene yang duduk disebelahnya serius tapi Irene masih diam tertunduk tak mau melihat Jaehyun.
"Sebelumnya..... aku ingin minta maaf..." kata Jaehyun lagi.
"Aku minta maaf selama ini aku tak pernah peduli padamu padahal kau sangat perhatian padaku" kata Jaehyun jujur karena memang Irene sangat perhatian padanya.
"Ataupun karena tingkahku yang membuatmu sedih" kata Jaehyun lagi terdiam sejenak. Ia dapat melihat jika sekarang Irene mulai bergetar. Sepertinya wanita didepannya itu sudah mengerti arah bicara mereka. Jadi, lebih baik seperti ini. Selesaikan semuanya.
"Aku mau bilang jika aku tak bisa lagi melanjutkan pernikah...."
"Tidakkk!!!" Kata Irene seketika memotong perkataan Jaehyun.
Jaehyun terdiam bingung. Apa Irene akan marah padanya? Hingga beberapa detik kemudian Irene menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Jaehyun pun baru menyadari jika ini pasti berat juga untuk Irene.
"Aku benar-benar minta maaf...." kata Jaehyun lagi.
Air mata Irene pecah. Ia tak sanggup lagi menahan. Terlalu menyakitkan. Ia sadar selama ini bukan dia yangberada di hati Jaehyun. Sebenarnya Irene sudah sangat menyadarinya saat kedatangannya ke istana Jaehyun saat acara yang diaadakan Yang Mulia Raja dan Ratu. Lalu sifat-sifat Jaehyun yang seketika berubah dalam beberap bulan ini. Ya, Jaehyun telah menemukan orang lain yang lebih membuatnya bahagia saat itu.
Jaehyun pun langsung menarik Irene ke pelukannya. Entah ini perbuatan benar atau tidak disaat seperti ini. Tapi Jaehyun hanya ingin memberi kekuatan pada Irene. Beberapa detik kemudian Irene seketika menjauhkan tubunya dari Jaehyun dan menatap Jaehyun serius. Masih dengan sisa air mata di bawah matanya.
"Aku mengerti Jaehyun" kata Irene tersenyum sebisanya. Ya, Irene sangat mengerti keadaan Jaehyun. Mau bagaimanapun dirinya tak akan bisa menggantikan sebuah nama yang telah terukir dalam hati Jaehyun.
"Kau tak perlu khawatir... aku akan baik-baik saja" kata Irene lagi pada Jaehyun kembali menitihkan air mata.
Jaehyun tersenyum senang saat menyadari jika Irene mau merelakannya. Ia tahu ini sangat sulit pada dirinya.
"Aku tahu selama ini kau juga mengalami hal yang sama sepertiku... kau harus mengejarnya" kata Irene lagi karena Jaehyun pun sama merasakan sakit seperti dirinya. Walaupun Jaehyun merasakan lebih sakit lagi karena masalahnya kerajaan yang melarangnya. Padahal mereka mencintai satu sama lain.
"Kau sudah mengetahuinya???" Tanya Jaehyun pada Irene.
Irene mengangguk mengusap sisa air matanya. Sekarang entah kenapa ia merasa lega. Ia merasa lebih baik lagi walaupun ia telah benar-benar mengetahui perasaan Jaehyun selama ini yang tak memilihnya.
"Tingkamu sangat ketara Jaehyun" kata Irene tersenyum bahagia.
Jaehyun tersenyum malu sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia kira selama ini ia telah menyembunyikan perasaannya dengan sangat baik. Sekarang ia telah menyadari jika sudah banyak yang menyadarinya mulai dari Pak Kim, Eunwoo hingga Irene. Apa selama ini Ayah dan Ibunya juga menyadarinya?
"Baiklah" kata Irene bangkit berdiri. Ia memutar badannya menghadap kearah Jaeghyun lalu mengelurkan tangannya. Jaehyun yang melihat itu terdiam sejenak. Ia tak mengerti jalan pikiran Irene saat ini. Wanita didepannya sekerang tak bisa Jaehyun tebak pikirannya.
Irene pun berguman kecil sambil mengkode ke arah tangannya yang ia ulurkan. Jaehyun pun bangkit tapi ia masih tak mengerti hingga beberapa detik kemudian Irene mengambil tangan kanan Jaehyun dan menjabatnya.
"Semoga beruntung teman" kata Irene sambil tersenyum ramah.
Jaehyun menatap wajah Irene yang menandakan kepalsuan. Ia yakin Irene saat ini benar-benar merasakan sakit hati. Wajahnya tak pernah bisa berbohong.
"Kau benar-benar baik-baik saja??" Tanya Jaehyun untuk terakhir kalinya. Setelah ini ia benar-benar tidak akan menanyakan apapun pada Irene. Jaehyun telah menganggap Irene benar-benar akan merelakannya.
Irene tersenyum singkat sambil menatap tangan Jaehyun yang masih ia pegang.
"Memang sakit rasanya mengatakan selamat tinggal pada seseorang yang aku harap bisa selalu berada bersamaku tapi akan lebih menyakitkan lagi jika meminta seseorang untuk tetap bersamaku walaupun aku tahu jika ia sangat ingin pergi" kata Irene menghembuskan napas yang entah ia tahan sejak kapan. Mengatakan hal tadi cukup sulit untuknya.
Jaehyun pun terdiam sejenak. Kata-kata Irene memang benar. Sangat benar. Ia belajar banyak dari Irene saat ini. Irene memang wanita yang sangat luar biasa. Jaehyun pun kembali mendekap wanita didepannya itu.
"Sekali lagi terima kasih" kata Jaehyun tulus untuk terakhir kalinya.
Setelah pembicaraan serius dengan Irene, Jaehyun pun pamit pulang. Ia tidak bisa terus mengulur-ngulur waktu. Keinginannya sekarang hanya bertemu Joy. Jaehyun telah menyelesaikan masalahnya satu persatu dan Jaehyun akan terus berjuang hingga semuanya selesai.
Irene mengantar Jaehyun keluar. Ia melihat mobil Jaehyun yang semakin menjauh hingga akhirnya hilang dari pandangannya. Ya, sudah selesai semuanya. Irene harus bisa kuat. Ia belajar banyak hari ini. Irene sebenarnya bukan wanita yang pantang menyerah terhadap sesuatu yang ia butuhkan terkadang bahkan ia bisa menjadi egois terhadap apa yang ia mau. Irene termasuk wanita yang berambisi kuat terhadap apa yang dia inginkan Tapi kali ini berbeda. Kali ini Irene merelakan Jaehyun bukan berarti ia menyerah ataupun tak mampu tapi karena Irene menyadari jika ada hal yang tak bisa dipaksakan yaitu cinta Jaehyun terhadap dirinya. Irene sangat mengerti akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE ✅
FanfictionDipaksa bekerja di sebuah kerajaan menjadi Dokter Pribadi seorang Raja yang keras kepala dan memiliki keluarga yang sangat sombong. Bahkan Pangeran yang ia impikan memiliki sikap yang ramah dan baik, disini tidak. Pangeran itu memiliki sifat angkuh...