#09

986 126 2
                                    

Joy menggerang pegal. Ia merasakan tubuhnya yang sangat pegal tapi matanya masih terpejam sempurna. Kepalanya yang juga sangat pusing dan ia merasakan sesuatu yang berat melingkar di pingganya. Sudah dua kali Joy mencoba menggeser beban itu dari pinggangnya tapi bukannya menghilang tapi malah semakin berat dan malah melingkar di seluruh pinggangnya. Ia pun memutar arah badannya melihat dan mata Joy terbuka bukan main saat melihat Wajah Jaehyun berada didepannya sangat dekat. Pergerakan yang dilakukan Joy membuat Jaehyun terusik dari tidurnya dan ikut terbangun. Matanya menatap interns kearah Joy yang masih terdiam hingga seketika Joy berteriak sangat keras.

"AKKKKKKKHHHHHHHH"

Jaehyun yang masih setengah sadar langsung membekap mulut Joy supaya tak menimbulkan kebisingin di pagi hari. Jaehyun juga takut jika ada yang melihat mereka pagi-pagi begini. ia harus akui jika ia juga cukup kaget melihat Joy dikasurnya saat ini.

"Tenanglah.... tenanglahh" kata Jaehyun takut ada yang mendengar mereka.

Joy pun menenangkan dirinya mencoba berpikiran positif tidak terjadi apa-apa tadi malam. Ia yakin itu.

"bagaimana kita bisa tidur bersama??" tanya Joy langsung

"kau pikir aku bisa mengingatnya dengan jelas" Kata Jaehyun membuat Joy takut. Langsung saja Joy memukul dada bidang Jaehyun kesal karena tak puas dengan Jawaban yang diberikannya.

"YAKK!!! YAKK!! Hentikan"Kata Jaehyun memegang kedua pergelangan tangan Joy membuat suasana disana semakin panas. Joy yang merasa tak benar langsung bangkit dari tidurnya dan meninggalkan Jaehyun begitu saja yang masih terbaring ditempat tidurnya. Jaehyun akhirnya bisa tertawa lepas. Jika ia boleh jujur, ia mengingat semua yang terjadi semalam.

Malam itu mereka sama-sama mabuk dan saat Jaehyun tersadar ia langsung menuju kamarnya tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara Joy.

"DASAR NENEK SIHIR JAHAT!!!" kata Joy.

Jaehyun pun dengan cepat membantu Joy kekamarnya. Saat sampai Jaehyun pun langsung masuk tapi ia baru sadar jika ia meletakkan Joy bukan dikamar perempuan itu tapi malah dikamarnya. Jaehyun yang sudah merasakan pusing dikepala tidak terlalu ambil pusing lebih memilih membuka jasnya dan langsung tidur disamping Joy yang sudah terlelap. Ia benar-benar tidak sadar jika tangan nakalnya ini bergeliat ke pinggang kecil Joy. Kalau yang itu ia akui itu dilaur kesadarannya.

Jaehyun pun kembali merengang tubuhnya yang pegal. Entah ia sangat apa yang terjadi padanya saat ini tapi hari ini ia sangat senang. Menggusili Joy di pagi hari seperti ini membuat semangatnya untuk hari ini menjadi mengebu-gebu. Suara ketukan pintu menyadarkan Jaehyun dari pikirannya tentang perempuan yang mampu membuatnya tersenyum selebar ini.

"Maaf Pangeran... Yang Mulia Ratu memanggil Anda" kata seorang pelayan berkata dari luar pintu kamar Jaehyun.

"baiklah sebentar lagi saya akan keluar" kata Jaehyun langsung bangkit dari tidurnya bersiap-siap dan merapikan diri.

"Selamat pagi Jaehyun" sapa sang ibu saat melihat anak keduanya muncul dari pintu.

"Selamat pagi ibu" kata Jaehyun sopan.

"ada apa ibu memanggilku pagi-pagi begini??" tanya Jaehyun duduk disamping ibunya.

"ibu ingin menanyakan kabar Irene... dia sudah tidak pernah datang lagi kesini... bagaimana kabarnya??" tanya Ibunya sambil memberikan Jaehyun secangkir teh hangat.

"tentu saja Irene baik..." kata Jaehyun menyesap teh hangat gugup

"dia sedang sibuk.... aku tidak mau menganggu pekerjaanya" kata Jaehyun membuat alasan padahal sebenarnya Irene selalu menanyakan kapan dia akan diajak main ke kerajaan lagi.

"dia sesibuk itu?? apa dia makan dengan teratur?? kau selalu mengingatkannya bukan??" tanya sang Ibu khawatir dengan calon menantunya.

"tentu saja ibu" kata Jaehyun gugup

"aku harus pergi..... aku harus mengurus proyek kerajaan di barat" kata Jaehyun bangkit berdiri

"ahh baiklah.... jangan melewatkan makan malam okeyy.... Take Care" Kata Sang Ibu mengantar anaknya keluar dari ruang keluarga. Jaehyun pun berjalan keluar menuju ke mobilnya yang sudah terparkir rapih didepan pintu masuk utama. Dari kejauhan Jaehyun dapat melihat Joy yang sedang membujuk Ayahnya yang terus mengacuhkannya. Ia sedikit kembali menyesal mengingat kembali perkataannya tentang Joy waktu itu. Ia sekarang mengetahui bagaimana keras kepala Ayahnya. Sekarang ia harus fokus kembali ke masalah pekerjaan biar masalah ayahnya ia urus nanti sepulang dari Kerajaan Barat.

Joy terduduk ditanah. Ia sudah lelah membujuk Yang Mulia Raja yang keras kepala. Lebih baik ia duduk diam disebelah Sang Raja keras kepala itu. Dan menatap kearah yang sama dengan Sang Raja. Yaitu, Matahari terbit.

"baiklah mungkin hari ini kita harus libur lagi" kata Joy lelah

Sang Raja tersenyum menang.

"Boleh aku bertanya sesuatu???" kata Joy membuat Sang Raja bingung

"apa??" kata Sang Raja cepat

"Apa Yang Mulia tidak ingin sembuh??" tanya Joy tidak peduli jika habis ini ia harus dipecat karena kata-katanya yang lancang.

Sang Raja terdiam. Pertanyaan itu sering menyeruak dipikirannya tapi terus ia lupakan karena sebuah kenyataan yang menyakitkan yang menimpannya.

"Aku memang tidak tahu masalah Yang Mulia apa tapi pikirkanlah keluarga Yang Mulia yang ingin Yang Mulia sembuh..... betapa senangnya mereka Yang Mulia kembali seperti semula" Kata Joy bangkit berdiri menyisahkan Sang Raja yang terdiam dengan perkataan Joy.

"Besok kita mulai lagi" kata Joy dari jauh dan kembali berjalan.

Joy pun masuk dan langsung berjalan ke dapur. Mengambil air dingin dari kulkas dan meminumnya cepat. Joy pun duduk di kursi yang berada di dapur hingga seketika suara pintu kembali berbunyi dan menampakkan Pak Kim, Supir Pribadi Sang Raja dan merupakan Asisten Pribadi Sang Raja juga.

"Morning Pak Kim" Sapa Joy ramah

"Selamat Pagi Dr. Park" kata Pak Kim sopan

Joy pun langsung menggeleng. "Panggil saya Joy"

"Baiklah Dr. Joy" kata Pak Kim lagi

Joy pun tersenyum. Susah memang mengubah pola pikir orang lagipula itu lebih baik dari pada Dr. Park.

"Mau minum???" Tanya Joy memberikan botol air dingin pada Pak Kim.

"Tidak... Saya hanya ingin mengambil air untuk Yang Mulia Raja" kata Pak Kim mengambil segelas air.

Joy mengangguk paham.

"Ngomong-ngomong apa Pak Kim sudah lama bekerja disini??" Tanya Joy penasaran.

"Cukup lama.... Sekitar 20 tahun" balas Pak Kim

"Apaa??? 20 tahun?? Itu bahkan hampir umurku" kata Joy tak percaya.

"Ya... Saya sudah bekerja disini saat Yang Mulia Ratu melahirkan Pangeran Jaehyun" kata Pak Kim ramah.

"Wahhh... Anda memang luar biasa Pak Kim" kata Joy mengacungkan jempol.

Pak Kim tersenyum kecil dan berpamitan pergi.

"Bagaimana bisa orang sebaik Pak Kim mau bekerja ditempat yang dikelilingi orang-orang sombong yang tak pernah berbicara satu sama lain" kata Joy tak percaya dan berjalan keluar dari dapur.

Waktu sudah menunjukan petang. Joy terbangun dari tidur siangnya yang nyenyak di ayunan taman. Pandangannya yang masih belum jelas melihat keseluruhan penjuru taman. Lalu seketika ia menangkap seorang laki-laki berjas berjalan kearah. Ia tak bisa memastikan siapa itu tapi lama kelamaan wajah itu semakin jelas dan Dia adalah Jaehyun. Laki-laki yang membuatnya kesal tadi pagi bahkan hingga sekarang. Dia benar-benar tidak mau bersama Jaehyun sekarang. Ayolah setelah semua yang terjadi bagaimana dia bisa setenang itu bahkan berjalan menghampirinya. Joy pun mencari akal. Dia pun langsung berpura-pura menelepon ibunya dan berjalan melewati Jaehyun begitu saja. Hingga akhirnya dia sampai di kamarnya Joy pun akhirnya menghentikan aktingnya.

"Kenapa dengan dirimu Park Sooyoung??" Tanya Joy pada dirinya sendiri karena sejak tadi ia merasakan hal aneh pada jantungnya tapi ia tak bisa mendeskripsikannya.



PRINCE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang