"Flashback when you met me, your buzzcut and my hair bleached
Even in my worst times you saw the best of me
Flashback to my mistakes, my rebounds, my earthquakes.
Even in my worst light, you saw the truth in me"-T. Swift, Dress𝕽𝖊𝖕𝖚𝖙𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓
Pernah mendengar pepatah lama yang mengatakan "jangan bicara sembarangan, bahkan dinding punya telinga"?
Pepatah itu menggambarkan dengan tepat sekali situasi Jihoon sekarang.
Entah bagaimana caranya, media "mengetahui" kalau dia hamil, sehingga pernikahannya dengan Guanlin dituduh hanya sebatas pertanggung jawaban belaka.
Tentu, publik belum selesai menghujatnya dari kebohongan yang diciptakan Hyungseob kemarin. Mereka masih memanggilnya dengan sebutan perebut suami orang, murahan, pelacur, dan bahkan memenuhi media sosialnya dengan emoji ular, simbol dari kamuflase polos dan manis yang Ia gunakan selama ini. Dan ditambah dengan rumor ini, mereka semakin asyik saja menghujat Jihoon, mengatakan bahwa yang di kandungannya belum tentu anak Guanlin, dan bahwa Guanlin bodoh mau-maunya menikahi "barang bekas" sepertinya.
Jihoon tidak akan menuduh Woojin menyebarkan rumor ini. Ia akui baik dirinya, Guanlin, maupun keluarganya dan keluarga Guanlin memang tidak terlalu berusaha keras menyembunyikan ini. Terkadang, dengan santainya orang tuanya atau orang tua Guanlin menanyakan perihal kandungannya di tempat umum, misalnya di butik, atau di kantor wedding organizer. Terkadang, bahkan Siwon atau Krystal menanyakan juga perihal ini di dalam lift atau di telepon. Ada banyak cara rumor ini bisa menyebar, Jihoon tidak akan menuduh atau menyalahkan siapapun.
Sekarang, Jihoon sedang membaca satu persatu komentar yang ditinggalkan orang-orang di media sosialnya yang sudah tak Ia urus entah sejak kapan.
Tindakan bodoh, memang, mengingat kebanyakan komentar berasal dari orang yang sama sekali tidak mengenalnya, tapi berani-beraninya menghujatnya, membawa-bawa segudang kesalahan masa lalunya.
Tentu, masih ada banyak komentar dari penggemarnya yang mendukungnya, menyemangatinya, mengatakan bahwa apapun yang Jihoon lakukan, itu adalah keputusannya, dan bahwa mereka tidak mempercayai apa yang Woojin dan Hyungseob katakan. Hal ini membuat Jihoon lega, setidaknya, penggemarnya mengenalnya. Setidaknya mereka mencintainya apa adanya, untuk dirinya sendiri, untuk musiknya, bukan untuk image-nya sebagai nation's sweetheart.
Jihoon pikir Ia kuat menghadapi komentar-komentar jahat itu, nyatanya tidak. Ia tidak sekuat yang Ia kira, dan Ia tak bisa melakukan apa-apa untuk memperbaiki itu. Hatinya tetap berdenyut sakit membaca setiap tuduhan demi tuduhan yang dilayangkan oleh orang-orang di balik layar itu.
Jihoon takut. Jihoon takut akan kehilangan segalanya, kehilangan hal yang menjadi satu-satunya penyemangatnya untuk tetap bertahan di industri ini meskipun dihujat dan dibenci—menulis dan menampilkan lagu buatannya sendiri. Ia takut akan tiba waktunya semua penggemarnya meninggalkannya karena drama yang meliputinya, sehingga akhirnya tiba waktunya Krystal terpaksa mengakhiri kontrak dengannya. Ia tidak mau itu terjadi. Ia tidak tahu lagi apa yang Ia punya selain kecintaannya terhadap musik.
Tapi bagaimana caranya bertahan di saat semua langkah, baik maju ataupun mundur terasa mencekiknya?
"Jihoon"
Mendengar suara itu, sontak Jihoon langsung menghapus air matanya. Ia menoleh dengan tatapan galaknya yang biasa. "Astaga, Guanlin. Belajarlah mengetuk pintu"
Guanlin tidak menggubrisnya. Ia duduk di samping Jihoon, di pinggir kasur king size-nya. "Kau membaca komentar-komentar bodoh itu lagi?"
Jihoon memaksakan dirinya untuk tersenyum. "Aku penasaran" jawabnya santai. "Lagipula lucu juga, mereka berkomentar seolah mereka Tuhan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reputation // pjh+lgl
FanfictionPark Jihoon (22), seorang penyanyi muda berbakat yang terkenal akan kebiasannya bergonta-ganti kekasih setelah merilis satu album, kemudian menuliskan semua tentang kisah cintanya dengan mantan pacarnya pada album terbarunya, membuat orang menjuluki...