WARNING: Chapter ini dipenuhi dengan "ADUH AKU NGETIK APA, AKU POLOS AKU MASIH BAYI" 🌚
_________________________________"Did you have to do this?
I was thinking that you could be trusted
Did you have to ruin what was shiny?
Now it's all rusted"-T. Swift, Bad Blood𝕽𝖊𝖕𝖚𝖙𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓
"That, and..."
"And?"
Dan selanjutnya, yang meluncur keluar dari bibir Guanlin adalah tiga kata terakhir yang Jihoon harapkan untuk diucapkan oleh seorang Lai Guanlin.
"Aku ingin membantumu"
Hening. Jihoon tampak menatap Guanlin tidak percaya. "I'm sorry?" Tanya Jihoon. "Aku tidak yakin aku mengerti maksudmu"
Guanlin menunduk untuk kembali mengecup sekilas bibir Jihoon. "Shit, this is strangely addictive" ujarnya, lebih terdengar seperti bisikan. "Aku ingin membantumu mengatasi masalahmu dengan Park Woojin"
Jihoon semakin mengernyitkan alisnya. "Dan apa yang akan didapatkan tuan Lai Guanlin yang terhormat ini dari membantuku?"
Guanlin nampak berpikir sejenak. Sebenarnya alasannya ingin membantu Jihoon hanyalah karena Ia merasakan empati terhadap pria itu.
Benar, Ia membenci Jihoon. Masih sangat membencinya.
Tapi melihat Jihoon dihadapkan pada situasi yang pernah Ia alami beberapa tahun yang lalu, situasi yang sempat membuatnya terpuruk cukup lama sebelum akhirnya menganggap dirinya yang lama telah mati dan menggantinya dengan dirinya yang baru. Dirinya yang lebih kuat, heartless, dan arogan.
Yah, walau jujur, permainan yang Jihoon mulai beberapa hari yang lalu cukup membuatnya ketagihan. Betapa berlawanannya sikap Jihoon di depan dan di belakang kamera, betapa agresifnya Jihoon yang asli.
Guanlin rasa Jihoon yang asli bisa jadi lebih terkenal daripada Jihoon yang palsu, dengan segala keagresifannya dibalik wajah manisnya itu.
Namun seorang Lai Guanlin tak akan mau mengakui kenyataannya, terutama di hadapan Jihoon sendiri. Ia tidak akan mau mengakui bahwa Ia memiliki rasa empati terhadap Park Jihoon, meskipun di dalam mimpinya sekalipun. "I don't know..." bisiknya sensual di telinga Jihoon. "Your body, maybe?"
Guanlin mengharapkan Jihoon untuk menamparnya, menyadarkannya akan betapa kurang ajarnya kalimatnya barusan.
Namun Park Jihoon selalu berbeda dari ekspektasi Lai Guanlin. Ia menyeringai licik sembari mengalungkan lengannya di leher Guanlin. "Interesting" ujarnya. "So you're willing to get yourself into this mess just for a night with me?"
"One night" ujar Guanlin. "If things got interesting, I'll try one more night"
"And if things got even more interesting after that one more night?" Tanya Jihoon sembari memainkan jemarinya di dada Guanlin secara sensual.
"I doubt that" ujar Guanlin. "Aku tidak pernah tertarik menyentuh seseorang lebih dari dua kali"
"Oh, ya?" Tanya Jihoon. Ia berjinjit dan mengecup sekilas bibir Guanlin, melumatnya pelan. "Aku yakin kau pernah mendengar rumor bahwa aku cukup mahir di atas ranjang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reputation // pjh+lgl
Fiksi PenggemarPark Jihoon (22), seorang penyanyi muda berbakat yang terkenal akan kebiasannya bergonta-ganti kekasih setelah merilis satu album, kemudian menuliskan semua tentang kisah cintanya dengan mantan pacarnya pada album terbarunya, membuat orang menjuluki...