《17》 Getaway Car (B)

2.8K 532 170
                                    

A/n: guys kayanya ini aku trim 3 part deh :') kepanjangan soalnya asdfghjkl :(

"I knew it from the first Old Fashioned, we were cursed. We never had a shot, gunshot in the dark"—T. Swift, Getaway Car

𝖗𝖊𝖕𝖚𝖙𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓

Jihoon itu player.

Rasanya, semua orang di dunia ini sudah tahu fakta itu. Jihoon bisa saja memilih pria manapun yang Ia sukai, dan akan berkencan dengan mereka hanya untuk membuang mereka setelah Ia merasa bosan dengan mereka—well, setidaknya, itulah yang dikatakan orang-orang tentangnya.

Intinya, kata player itu sendiri telah digunakan untuk mendeskripsikan dirinya sejak... entahlah, mungkin 7 tahun kariernya. Jihoon tidak ingat masa-masa di mana orang-orang tidak menuduhnya sebagai seorang serial dater.

Dan selama itu pula, Jihoon sama sekali tak pernah merasa canggung saat bersama dengan siapapun yang menjadi kekasihnya saat itu.

Setidaknya, sampai sekarang. Saat ini, saat Ia sedang duduk di atas ranjang sebuah motel dengan sebuah selimut tebal yang membalut tubuh polosnya mulai dari leher sampai ke ujung kakinya

Jihoon masih bisa mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, menandakan Guanlin masih berada di dalam sana.

Ia menggenggam erat ujung selimut yang Ia kenakan, melampiaskan rasa canggung sekaligus gugup yang tiba-tiba menghampiri dirinya, entah karena apa.

Jika kalian berpikir mereka baru saja melakukan sesuatu, maka—singkirkan pikiran kotor kalian sekarang juga.

Entah kapan dan bagaimana caranya, hujan telah berhenti tepat di saat laju kendaraan mereka telah kembali berada pada kecepatan normal, saat mereka mulai memasuki jalanan yang terlihat sepi—well, wajar saja, mengingat sepertinya ini jalur ke luar kota pada pukul 1 pagi.

Entahlah, baik Jihoon maupun Guanlin sama-sama tidak tahu lokasi pasti mereka saat ini. Mereka berdua telah sepakat untuk menonaktifkan ponsel mereka, yang berarti—no google maps or such.

Tapi mungkin memang hujan itu membenci mereka—atau sekedar ingin membuat kisah pelarian ini tidak terlalu seperti film, sehingga hujan itu kembali turun dengan derasnya tepat pada saat Guanlin dan Jihoon memutuskan untuk mengakhiri perjalanan mereka malam ini dan turun di sebuah motel untuk memikirkan lebih jauh lagi ke mana mereka harus pergi.

Well—mereka tidak mungkin berkendara semalaman penuh, kan?

Jihoon masih ingat resepsionis motel ini tadi yang menatap mereka dengan pandangan antara kagum, kaget, sedikit tidak percaya, dan bahkan mungkin menuduh mereka mungkin sudah gila di dalam benaknya.

Oh, ayolah, siapa yang tak mengenal Lai Guanlin dan Park Jihoon?

They've got the big reputation, the current biggest conversation in this country.

Siapa pula yang tak akan terkejut jika melihat pasangan yang sedang ramai dibicarakan—si aktor A-list dan si nation's sweetheart yang berbohong mengenai pernikahan mereka kini sedang dalam keadaan basah kuyup dan berada di sebuah motel di pinggir jalan menuju luar kota.

Dan bagaimana Jihoon bisa berakhir sendirian di atas ranjang ini, dengan hanya sehelai selimut yang membalut tubuhnya?

Oh, bukan apa-apa. Hanya saja Guanlin, yang seperti biasanya overprotective terhadap Jihoon, dan Jihoon yang entah mengapa malam ini bertingkah aneh.

"Buka bajumu"

Jihoon terkesiap seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. "Kita baru bertemu setelah beberapa hari dan ini hal pertama yang kau minta dariku?"

Reputation // pjh+lglTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang