Btw teman-teman, ini flashbacknya ga urut, apakah qlen ngerti urutannya??? :( kalo ga ngerti tanya aq aja oq??? Oq
"They're burning all the witches even if you aren't one, so light me up, go ahead and light me up"—T. Swift, I did Something Bad
𝖗𝖊𝖕𝖚𝖙𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓
Pagi ini bisa dikatakan cukup dingin, dengan suhu yang mungkin hanya mencapai satu digit angka saja.
Jihoon, yang sedang sibuk dengan selimutnya pun mengarahkan lengannya untuk mengeratkan pelukannya pada Guanlin yang tertidur di sebelahnya—hey! Walaupun Jihoon sering disebut Pangeran Es oleh orang yang membencinya, bukan berarti dia tak bisa kedinginan, kan? Belum lagi tubuhnya yang hanya terbalut kaus kebesaran milik Guanlin. Walaupun heater di ruangan itu menyala dengan sempurna, sepertinya Jihoon akan tetap merasa kedinginan karena tidur dengan pakaian seperti itu di malam musim dingin.
Dan jangan salahkan Guanlin. Pria itu sudah berusaha keras membujuk Jihoon untuk memakai pakaian lain yang lebih tebal, tapi— oh, apalah seorang Park Jihoon tanpa sifat keras kepalanya.
Biasanya Guanlin memang selalu berada di sisinya ketika Ia terbangun, entah pria itu masih tertidur di sebelahnya, atau sudah terbangun, tapi masih memandangi wajah Jihoon yang sedang tertidur pulas dengan sebuah senyuman yang terlukis di wajah tampannya sampai lesung pipi di pipi sebelah kirinya terlihat sangat jelas.
Lalu, segera setelah Jihoon membuka matanya, pria itu akan mengatakan hal-hal manis seperti "selamat pagi, istriku yang jauh lebih cantik daripada aktris cantik manapun di dunia ini" sebelum mendaratkan sebuah kecupan di dahi, kedua kelopak mata, kedua pipi, dan bibir kemerahan Jihoon.
Morning kiss sekaligus isi ulang daya untuk menjalani hari, katanya.
Ah, sial. Jihoon jadi merindukan budak cintanya yang satu itu, kan. Kenapa hari ini pria itu tidak ada di sisinya saat Ia terbangun, sih?
Tunggu sebentar.
Tidak ada?
Jihoon segera membuka matanya lebar-lebar dan mendapati dirinya tengah terbaring sendiri di kamar Guanlin—yang, ngomong-ngomong sudah menjadi kamar mereka sejak beberapa bulan yang lalu.
Ia segera mendudukkan tubuh mungilnya dan meraba tempat kosong di sebelahnya.
Dingin.
Berarti Guanlin sudah beranjak dari sana setidaknya satu jam yang lalu.
"Kemana dia?" Lirihnya pada dirinya sendiri sebelum akhirnya memilih untuk melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu—yang merupakan keputusan bodoh, karena segera setelah Ia melepaskan selimutnya, Ia bisa merasakan hawa dingin yang terasa menusuk tulangnya.
Jadi dengan segala kekuatannya—yang belum terkumpul sepenuhnya karena dia benar-benar baru bangun tidur sekitar 5 menit yang lalu, Ia menarik selimut tebal itu dan menutupi tubuhnya dari kepala sampai kaki, hanya menyisakan lubang kecil untuk mengeluarkan wajahnya, dan melangkah keluar dari kamar mereka seraya menyeret selimut itu.
"Guanlin?" Panggilnya saat Ia sudah berada di ujung tangga.
Guanlin memang tidak pernah mengizinkannya menaiki atau menuruni tangga itu sendiri sejak pria itu mulai mengetahui perihal kehamilannya, jadi Jihoon tidak berani untuk melangkah turun dengan sendirinya.
"Guanlin?" Panggilnya lagi saat tetap tak ada jawaban. Jihoon mengerucutkan bibirnya seraya mengarahkan tangannya untuk mengusap perutnya. "Daddy-mu itu kemana sih? Padahal aku masih mau tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reputation // pjh+lgl
FanfictionPark Jihoon (22), seorang penyanyi muda berbakat yang terkenal akan kebiasannya bergonta-ganti kekasih setelah merilis satu album, kemudian menuliskan semua tentang kisah cintanya dengan mantan pacarnya pada album terbarunya, membuat orang menjuluki...