Setelah akhirnya Rania bingung dengan sikap dan kata-kata Arga yang menjadi teka-teki baginya selama beberapa bulan, kini akhirnya Rania mengerti chat Arga kepadanya waktu itu.
ga gentle sh nembak cwek lewt chat. gw mwny lsg. krn gw tipikal org yg lbh sk ngmg lsg k orgnya. tp dsni gw hrs nnya ksediaan lo buat jd psgn gw. trnyta lo bersedia. tnggu gw balik dr Singapura ya.
Rania yang bingung langsung membalas.
Hah? ada apa? lo mw ngpain stlh balik dr Singpr?
Hanya kata tidak apa-apa yang di dapatkan Rania dari Arga atas rasa penasarannya.
"Dia mau main ke rumah gw? Emang dia tau rumah gue?" bingung Rania waktu itu dan pernyataan Rania terjawab sekarang. Arga kini berada di rumahnya bersama kedua orangtua Arga dan satu adik perempuannya yang cantik. Tingginya hampir sama dengan Arga dan jelas lebih tinggi beberapa senti dari Rania.
gw d dpn rmh lo nh. blok S nmr 6 kn? rmh dua lantai bercat hijau muda?
Chat Arga membuat Rania terkejut di pagi ini. Ia tidak menyangka bahwa Arga akan datang kerumahnya. Padahal Rania tidak pernah memberikan alamat rumahnya pada Arga. Syukurnya, saat itu Rania sudah mandi pagi seperti biasa. Hanya saja pakaiannya pakaian rumah. Jadi ia secepat kilat langsung mengganti dengan pakaian bagus dengan sentuhan make up ringan walau nyatanya Rania tidak pandai berdandan. Jadilah Mama, Bagaskara, dan Banyu yang menyambut mereka dengan wajah bingung.
Arga pun menyampaikan maksud dari tujuannya datang bersama orang tua dan adiknya. Dengan beberapa 'buah tangan' yang di bawanya.
"Maaf, tante, kalau kedatangan kami, terutama saya mendadak kesini. Rania pun ngga tau saya mau kesini. Maksud dan tujuan saya kesini adalah untuk mengikat Rania dalam hubungan pertunangan," jelas Arga yang kontan membuat penghuni keluarga rumah Rania terkejut.
"Emang ngga terlalu cepat? Maksud tante.. ini ngga terlalu terburu-buru?" tanya Mama bingung. Mama nampak cantik dengan baju dress panjang berlengan panjang motif batik. Begitupun Bagaskara dan Banyu yang nampak rapih memakai kemeja dan celana jeans. Sedangkan Rania memakai dress panjang berwarna merah muda dengan motif yang tidak norak.
"Ngga, tante. Saya memang sudah meniatkan ini sejak lama. Setidaknya, saya sudah mengikat Rania dulu dengan status pertunangan. Sebagai tanda serius saya ke jenjang berikutnya," jelas Arga santai. Ia nampak berwibawa dengan senyumnya.
Ah.. baru kali gue liat senyumnya secara nyata. batin Rania dengan wajah tersipu.
"Saya ikut keputusan Rania. Apa jawaban Rania, juga menjadi jawaban saya," ucap Mama memandang Rania.
Mereka semua memandang ke arah Rania.
"Bagaimana, Rania?" tanya Mama.
"Ya, Ma. Rania bersedia bertunangan dengan Arga," jawab Rania tak bisa menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu.
Semuanya mengucap syukur dan Arga langsung menyematkan cincin di tangan Rania.
"Tau darimana alamat rumahku?" tanya Rania setelah acara tunangan dadakan. Mereka mulai mengubah panggilan menjadi aku kamu setelah acara pertunangan. Mereka berada di teras depan. Sedangkan orang tua mereka masing-masing sedang asyik bercengkrama.
"Liat di inbox fbmu. Kan kamu suka tuh belanja online. Ya aku liat aja," ucap Arga di akhiri tawa lalu menatap Rania.
"Oalaaaaahh.. pantesaaann..!" seloroh Rania lega mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya. Ternyata Arga stalker handal dibanding dia. Hmmm...
"Kamu... kecil ya aslinya," ledek Arga dan ia terlihat bahagia dengan tawanya.
"Ih kamu aja tuh yang ketinggian," Rania membela dirinya.
"Adikku aja sampe bilang ke aku tadi 'Kak, kakak ngajakkin tunangan anak kecil?'" ucap Arga menirukan kata-kata adiknya
Rania menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Ngeseliiiinn..!" ucap Rania malu.
Arga tertawa melihat tingkah salting ceweknya yang beberapa bulan lalu masih menyandang status pacarnya, yang kini menjadi tunangannya. Ia pun mengelus-elus gemas nan sayang kepala Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TERBUANG [LAST PART]
Romance[BACA PART II DAHULU] Setelah lama menjomblo karena trauma akan laki-laki, Rania justru jatuh cinta kepada Arga. Cowok cuek yang di kenalnya via media sosial karena sebuah game. Sadar akan kesalahan fatalnya di masa lalu, Rania memutuskan untuk menj...