Rania bisa bernafas lega. Keadaan keluarga Arga sudah membaik. Bengkel Papanya Arga sudah ramai lagi. Papanya Arga juga sudah berbaikan dengan istrinya. Menjemput langsung di rumah mertuanya dan meminta maaf di sertai tangisan. Membujuk istrinya lagi kesekian kali untuk pulang. Setelah lima hari lepas dari pengaruh dukunnya Anin, Papa terus membujuk istrinya untuk pulang dan berhasil. Mile juga sudah sadar dan berangsur membaik. Bahkan sudah pulang ke rumah walau belum bisa aktifitas banyak.
Rania menelfon Arga setelah ia mandi sore. Mama memilih untuk ngumpul bareng Ibu-Ibu komplek kali ini, sementara Bgaskara dan Banyu memilih bermain dengan anak-anak komplek kali ini. Sabtu yang indah.
"Aku niatnya mau ke rumahmu sama Anin sama orang tuanya," ucap Arga.
"Hah? Ngapain?"
"Aku suruh dia minta maaf langsung ke kamu. Ke keluargamu juga. Karena ulah dia, kamu jadi begitu, keluargamu sedih," ucap Arga kesal.
"Ngga usah, yank. Biarin aja. Aku udah maafin dia. Mama sama adik-adik juga. Soalnya aku udah cerita sama mereka, kenapa Anin bisa begitu,"
"Terus Mama sama si kembar bilang apa?"
"Adik-adik sih diem aja. Kalo Mama bilang 'Kasian juga sih dia kalo sampe begitu nekatnya. Gara-gara cinta ngga kebalas,'" ucap Rania menirukan perkataan Mama.
"Kalian benar-benar maafin dia? terutama kamu, Ran. Maksud aku gini lho. Dia udah ngelakuin hal parah gitu dan dia..."
"Sudah, Ar.. sudah.. Kami udah maafin dia. Termasuk aku. Aku dan Mama maklumin kenapa dia sampai begitu. Kasihan juga sih.. sedih.. Aku malah mau menjadi teman ceritanya dia, Ar. Boleh?" ucap Rania sedih.
"Ran, kamu baik banget udah maafin dia. Padahal apa yang dia lakuin ke kamu kayak begitu. Itu aja udah cukup. Kenapa km mau jadi teman ceritanya? Setelah apa yang dia lakuin?"
"Orang kayak dia mungkin butuh temen cerita, Ar. Lagian apa yang dia lakuin ke aku ngga sebanding sama apa yang dia lakuin ke keluarga kamu. Semoga kalian selalu dalam lindungan Tuhan. Aamiin,"
"Yaudah kalau kamu maunya begitu. Tapi kalo dia macem-macemin kamu, bilang aku ya. Aamiin.. Semoga keluargamu juga dalam lindungan-Nya,"
"Aamiin. Ohya, Ar. Ada yang mau aku tanyain dulu, tapi belum sempat aku nanya, aku udah dapat jawabannya,"
"Nanya tentang apa?"
"Aku dapat foto dari Mile hasil mata-matain kamu. Itu juga dia nyariin kamu karena kami sama-sama cemas kamu kemana suka hilang. Yaudah, pas aku dapat bukti itu dari Mile, aku kaget kamu nguli.."
Arga terdiam. "Maaf udah boongin kamu. Aku bilang tidur siang, padahal aku ngelakuin itu.. nguli diem-diem. Aku nguli karena bantuin keluarga. Ngga ada pemasukan. Kamu tau sendirikan aku ngelamar di tolak terus, ngga ada panggilan sama sekali. Yaudah aku nguli, daripada ngga ada pemasukan. Bosan juga di rumah cuma baringan. Lagian yang paling penting sebenernya tujuan utamaku nguli itu ngumpulin duit buat nikahin kamu," jelas Arga.
"Hah? Gimana caranya? Maksud aku, cara bagi uangnya. kan buat keluarga km, sm kita"
"Ada deh. Hehehe," ucap Arga cengengesan.
"Ih Nyebelin!" ucap Rania pura-pura ngambek.
"Ohya. Aku mulai kerja besok," ungkap Arga dengan nada bahagia.
"Serius? Syukurlah.. Aku ikut seneng dengernya. Dimana?" tanya Rania ikut bahagia.
"Di restoran deket rumah. Jadi chef lagi,"
"Selamat ya, Ar. Aku ikut seneng. Sekarang giliran aku nih yang harus kerja," ucap Rania dengan nada pesimis dengan keadaannya.
"Jangan buru-buru, sayang. Semua ada waktunya kok. Yang penting kamu fokus pengobatan biar cepet sembuh," ucap Arga menyemangati.
"Makasih, Ar. Kamu selalu nyemangatin aku.. mau nerima keadaanku,"
"Sama-sama, sayang.."
Rania benar-benar merasa beruntung. Mendapatkan pasangan seperti Arga. Selepas kepergian Ardo, Rania justru mendapatkan yang lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TERBUANG [LAST PART]
Romance[BACA PART II DAHULU] Setelah lama menjomblo karena trauma akan laki-laki, Rania justru jatuh cinta kepada Arga. Cowok cuek yang di kenalnya via media sosial karena sebuah game. Sadar akan kesalahan fatalnya di masa lalu, Rania memutuskan untuk menj...