Selama masa perawatan, Rania di larang menggunakan alat komunikasi, yaitu handphone. Berlaku untuk semua pasien. Jika ingin menelfon, bisa menelfon dari ruang perawat. Tujuannya agar pengobatan benar-benar berjalan lancar dan memberikan hasil. Meski tidak dapat berkomunikasi, Arga memilih untuk tetap di Bogor. Tinggal di rumah Rani, menempati kamar Banyu untuk sementara dan Banyu tidur sekamar dengan Bagaskara, atas permintaan Mama. Karena sebelumnya Arga memilih tidur di hotel. Tapi, Mama merasa akan membuat pengeluaran Arga membengkak. Tentu seizin RT dan RW setempat pun Arga bisa tidur di rumah Rania.
Hari-harinya di isi dengan mengobrol dengan Mama, bermain dengan Bagaskara dan Banyu, menjenguk Rania, atau nongkrong bareng Bintang dan Siska di cafe milik Bintang.
"Kamu ngga papa sama Papa Mama mu kalau kelamaan disini? Kerjaan mu gimana?" tanya Mama.
"Ngga papa kok, Tante. Mereka juga tau dan ngizinin aku kesini. Kebetulan aku lagi ngga kerja, jadi bisa kesini. Tapi selagi belum dapat kerjaan lagi, sy bantu Papa. Emang saya sudah niat juga buat cari kerjaan di Indonesia aja setelah bertunangan dengan Rania," jelas Arga. Rania pasti sudah menceritakan tentang dirinya ke Mamanya Rania. Karena pembawaan Rania yang ceriwis dan suka bercerita.
"Ooohh begitu... Ng.. Kamu ada cerita ke Papa Mama mu tentang keadaan Rania?"
"Ngga, Tante. Karena saya tau, Rania pasti ngga mau kalau penyakitnya ini di ketahui orang banyak. Tante juga pasti berfikiran begitu,"
Mama tersenyum. "Terima kasih, Arga. Kamu sudah mau menerima keadaan Rania," ucap Mama
"Saya yang justru terima kasih ke Rania. Karena udah buat saya jadi lebih baik. Kalau bukan karena di rewelin dia buat berhenti rokok dan lainnya, mungkin saya masih sama seperti dulu,"
Mama tersenyum. Ia merasa beruntung mempunyai calon pengertian sepertin Arga. Semoga saja Arga benar-benar bisa bersabar, mendampingi, dan membimbing Rania.
Arga, Mama, Bagaskara, Banyu, Bintang, dan Siska saat ini berada di ruang tunggu. Menunggu Rania keluar dari ruangan. Arga menyimpan kunci mobil yang sejak tadi ia genggam saking cemasnya. Kendaraan yang sengaja di sewanya selama beberapa hari berada di Bogor. Agar memudahkannya kemana-mana. Termasuk mengajak keluarga Rania pergi kemanapun dan membawa barang apapun. Dengan wajah tak sabaran, semuanya menunggu Rania keluar dari ruangan.
"Haalooo," sapa Rania begitu keluar ruangan dan mereka langsung berdiri. Secara satu-satu, Rania memeluk mereka semua. Kemudian duduk bersama di sofa yang sama.
"Kamu apa kabar, sayang?" tanya Mama membelai rambut Rania dengan sayang.
"Baik. Hehehe. Mama?" tanya Rania balik dengan cengiran khasnya. Menunjukkan kemajuan yang berarti, membuat mereka bersyukur dan bernafas lega.
"Baik juga," jawab Mama.
"Iya aku percaya kamu baik-baik aja. Badanmu jadi tambah subur aja," ucap Arga bercanda menatap Rania yang memang berubah dari segi fisik. Lebih berisi dan lebih bersih.
"Ih kamu," Rania memukul pelan lengan atas Arga.
"Naik berapa kilo, Ran?" tanya Bintang ikutan bercanda.
"Tiga belas. Hehehe," jawab Rania jujur yang di sambut wajah melongo semuanya.
"Bintang ih, nanya berat badan kok ke cewek sih! kan malu. Ya ngga, Ran?" seloroh Siska yang di sambut tawa mereka.
"Kakak beneran udah sehat?" tanya Bagaskara.
"Ya. Udah kok, sayang," Rania mengelus kepala Bagaskara yang nampak masih takut.
"Udah ngga kayak kemarin?" kini Banyu yang bertanya. Wajahnya menunjukkan ketakutan juga, sama seperti Bagaskara.
"Ngga, sayang. Kakak udah sehat. Maaf ya.. udah buat kalian takut karena penyakit kakak," ucap Rania berwajah sedih.
"Ngga papa, Ran. Namanya orang sakit. Kan kita ngga ada yang tau bakal gimana," Mama berusaha menghibur Rania.
"Makasih, Ma... makasih semuanya.. udah mau ngertiin Rania.." ucap rani terharu yang langsung mendapat pelukan dari Mama dan Siska. Bagaskara dan Banyu yang awalnya takut pun ikut memeluk. Sementara Arga dan Bintang, berusaha tetap tegar dengan kharisma laki-laki dewasa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TERBUANG [LAST PART]
Romance[BACA PART II DAHULU] Setelah lama menjomblo karena trauma akan laki-laki, Rania justru jatuh cinta kepada Arga. Cowok cuek yang di kenalnya via media sosial karena sebuah game. Sadar akan kesalahan fatalnya di masa lalu, Rania memutuskan untuk menj...