Rania tidak bisa memungkiri perasaannya yang tegang dan khawatir. Sejak seminggu yang lalu ia menerima telfon dari Arga tentang Mile kecelakaan, ia pun belum sadar juga meski telah sehari kemudian. Dokter menyatakan bahwa kondisi Mile baik-baik saja di periksa dari segi CT-Scan maupun lainnya. Mile tidak mengalami pendarahan otak atau apapun. Rania semakin yakin, memang ada sesuatu yang terjadi.
"Aku belum sempat ke tempat pemuka agama," ucap Arga di telefon sebrang ketika Rania menelfonnya.
"Lho? Kenapa, Ar?" bingung Rania.
"Ngga ada yang jaga Mile disini. Mama ngga mau kesini. Ngga kuat liat Mile yang ngga sadar-sadar. Uti bilang Mama nangis-nangis disana sampe drop. Papa juga kayak ngga perduli,"
"Ya sih.. pasti Mama drop banget. Udah sama Papa begitu, terus liat Mile ngga sadar-sadar. Tapi, Ar.. kamu harus segera kesana. Aku takut keadaan keluargamu makin parah. Ngga ada keluarga atau teman Mile yang jenguk? Pacarnya gitu?"
"Mile ngga punya pacar. Kalo yang jenguk mah ada. Tapi buat nunggu semalaman yang ngga ada. Aku takut lama kesananya. Kan lumayan jauh tempatnya. Dua jam perjalanan,"
Rania terdiam. Ia bertambah bingung harus bagaimana setelah mendengar penjelasan Arga.
"Ngga bisa, Ar. Kamu coba bujuk Mama mu lagi. Kalo perlu kamu jelasin semuanya. Tentang rencana ini," bujuk Rania. Memang tak ada pilihan lain selain ini.
"Yaudah. Nanti aku coba ngomong sama Mama ya. Makasih, sayang,"
"Sama-sama, Ar,"
"Kamu udah makan? Udah minum obat? Udah jam dua siang ini,"
"Udah kok. Tenang aja. Kamu gimana?"
"Udah. Yaudah, sayang. Aku coba telfon Uti ya. Bujuk Mama dulu,"
"Yaa, sayang,"
KLIK.
Rania harus menunggu kabar berikutnya. Dengan sabar Rania menunggu. Sambil ia melakukan aktifitas lain. Entah membantu Mama, mengobrol dengan Mama, atau yang lainnya.
Tepat jam sebelas malam, Rania mendapat kabar dari Arga. Bahwa memang benar, ada sesuatu yang tidak beres di rumah keluarga Arga. Seseorang yang sengaja main dukun karena dendam. Tapi, pemuka agama tidak bisa menjelaskan siapa. Pemuka agama meminta Arga untuk membawa ke rumah Arga dan mengundang seseorang kesana, tanpa Arga mengatakan kalau ada pemuka agama di rumahnya. Arga menyetujuinya.
"Semoga semua berjalan lancar, Ar.."
"Aamiin. Syukur Mama tadi berhasil aku bujuk akhirnya. Makasih, sayang,"
"Iya. Sama-sama, Ar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TERBUANG [LAST PART]
Romance[BACA PART II DAHULU] Setelah lama menjomblo karena trauma akan laki-laki, Rania justru jatuh cinta kepada Arga. Cowok cuek yang di kenalnya via media sosial karena sebuah game. Sadar akan kesalahan fatalnya di masa lalu, Rania memutuskan untuk menj...