3: Merasa Terganggu

20.8K 1K 36
                                    

Arlaya POV
Aku pulang jalan - jalan bersama Devan sekitar pukul setengah 8 malam, dan sekarang aku sudah segar kembali setelah mandi dan sehabis membilas rambut.

Dan disinilah aku. Di meja belajar dengan buku - buku yang bertumpuk karena hari pertamaku sudah diliputi oleh tugas matematika.

Di soal ke 6 ponselku bergetar menandakan ada sebuah sms masuk.

Uknown Number: *mengirim foto Arlaya di meja belajar*

Aku mengerutkan dahi dan beranjak berdiri dengan was - was karena orang yang sama sekali tak kukenal ini baru saja mengirimkan fotoku yang sedang mengerjakan tugas.

Aku menengok kearah jendela dan tak mendapati siapa - siapa diluar. Yang kudapati hanya pohon di tengah - tengah jendela kamarku yang bersebrangan dengan jendela kamar... Alavan.

Jendelanya terbuka namun sosoknya tak ada. Ah tak mungkin juga cowok bermuka dingin sepertinya usil seperti ini.

Tanganku menutup gorden dan membalas pesan misterius yang membuatku cukup ketakutan dan curiga.

Arlaya: Lo siapa?

1 Detik...

2 Detik...

Ponselku kembali bergetar.

Uknown Number: you don't have to know me. I am your secret admirer, i'm obsessed with you.

Badanku bergetar membaca satu persatu pesannya.

Arlaya: freak. Prank gak jelas lo gak bakal mempan di gue. So keep stay away

Kulempar ponselku ke atas buku paket dan tak lama kemudian benda pipih ini kembali bergetar.

Uknown Number: we will see bout that.

// OBSESSED //

Paginya...

Aku bangun untuk hari kedua sekolah, aktivitas seperti biasanya dimulai.

Mulai dari bangun, merapihkan kasur, mandi, dan memakai seragam. Oh tak lupa juga dengan sarapan.

Seusai mandi, aku menyalakan daya ponselku dan setelah ponselku benar - benar aktif. Notifikasi dari orang aneh yang kemarin mengirimkan pesan kepadaku pun masuk dan dengan jumlah yang banyak.

Aku tak menghiraukannya dan menghapus semua pesannya.

"Arlaya sarapan sudah siap ya, ayo turun. Kita sarapan bareng." suara ayah mengagetkanku. Lalu setelah itu aku membalas ayah dengan kata 'iya' dan bergegas cepat sekaligus membawa sepatu sekolah.

Di ruang makan sudah terdapat hidangan sarapan seperti biasanya.

Aku duduk di salah satu kursi yang berhadapan dengan bunda dan memakai sepatu disaat bunda mengoleskan rotiku dengan selai.

"Gimana Arl sekolah barumu? Nyaman?" Tanya bunda menaruh roti yang sudah diisi selai ke piring dan memberikannya padaku.

"Nyaman, masuk kelas langsung dapet dua teman perempuan. Namanya Shenina dan Reyina."

"Bagus kalo gitu, kapan - kapan ajak main ya Arl." tukas bunda tersenyum kearahku

Aku mengangguk seraya mengigit rotiku.

Obsessed [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang