Bonus Chapter (pt. 2): Under The Lights

9.2K 280 14
                                    

Arlaya
"Levino Richardson!" Suara wanita yang bertugas sebagai MC memanggil namanya, aku dan tante Sarah bertepuk tangan seraya bangun berdiri karena hari ini adalah hari dimana Levin lulus.

Bisa kulihat ia menaiki tangga panggung dengan senyum melebar karena inilah hari dimana kerja kerasnya selama ini terbayarkan dengan lulus dengan nilai dan prestasi yang memuaskan. Aku bangga padanya.

Waktu terus berlalu hingga akhirnya kami pulang untuk makan malam bersama untuk perayaan kelulusannya.

Makanan sudah tersaji diatas meja dengan rapih dan lampu juga sudah menyala menyinari meja makan yang kita duduki bertiga. Jika kalian bertanya dimana ayah Levin? Dia sudah tiada saat Levin sekiranya kelas 2 Sma karena penyakit kanker ganas.

Setelah berdoa, kami mengambil makanan yang sudah tersedia diatas wadah yang cukup besar dan dipindahkan keatas piring masing - masing, lalu bunyi dentingan dari perpaduan sendok garpu dan piring pun mengisi keheningan sekejap ini.

"Arl, selesai makan malam ikut aku ke rooftop ya?" Ucap Levin seraya mulutnya masih mengunyah. Aku mengangguk, selain rumah ini nyaman dan hangat, disini juga terdapat rooftop yang pemandangannya tertuju pada lampu - lampu kota yang indah dilihat walau dingin menusuk tulang saat malam hari.

Kami menghabiskan makan malam dengan bermacam - macam obrolan yang saling dilontarkan.

Seusai makan malam, aku membantu tante Sarah membersihkan bekas piring kotor yang kami pakai, dan sebelum aku ke rooftop untuk menuruti permintaan Levin, aku ke kamar tamu untuk mengganti pakaian dan menghapus makeup yang masih memoles wajah.

Setelah itu aku keluar dan tak menemukan Levin, tante Sarah berkata bahwa ia sudah duluan pergi ke Rooftop dan dengan begitu, aku langsung berjalan menuju rooftop rumahnya.

Sesampainya di rooftop, aku menemukan Levin yang sedang berdiri dengan tangannya memegang balkon rooftop seraya menatap kearah gedung - gedung London yang terang.

"Vin? Kamu gak pake jaket? Ini dingin lho." Ucapku khawatir karena udara disini kelewat dingin dan aku tak ingin ia sakit disaat hari ini adalah hari istimewanya.

"Gak aku udah biasa kok." Balasnya dan aku mengangguk lalu berdiri disebelahnya.

Hening beberapa saat dan tak lama kemudian ia membuka pembicaraan. Ia mendekat kearahku dan menyelipkan rambutku ke arah telinga dan selanjutnya ia mengelus pipiku.

"Aku mau ngomong serius sama kamu, boleh?" Ucapnya masih mengelus pipiku, awalnya aku bingung karena tak biasanya Levin berbicara seserius ini.

"Iya ngomong aja Vin." Balasku dan ia mengangguk.

Ia mengambil nafasnya sebanyak dua kali dan mulai berbicara.

"2 tahun lalu aku nyatain perasaan aku untuk kedua kalinya setelah pernah kamu tolak karena aku tau kamu gak mau ngerasain sakit hati lagi, namun ternyata setelah aku coba sekali lagi kamu nerima aku dan mau buka hati buat aku. Aku berterima kasih banyak sama kamu, kamu itu sumber bahagia aku Arl, aku beruntung punya kamu yang dulunya jadi sahabat sampai sekarang kita ada di satu hubungan. Aku beruntung banget,"

"Dan sekarang aku bediri disini untuk bilang. Maukah kamu jadi pendamping dan teman hidup aku? Aku udah kelewat cinta sama kamu Cia, aku percaya kamu, aku yakin kamu bisa bimbing aku dan anak kita kelak dengan baik, aku gak mau hilang kesempatan gitu aja dengan sia - siain kamu."

"So, Arlaya Dev Leticia. Will you marry me? Aku janji bakal bahagiaiin kamu sebisa aku dan aku janji bakal terus jaga kamu no matter what happen to our relationship." Levin berlutut dan membuka kotak cincin bewarna hitam yang isinya terdapat cincin indah bewarna rose gold.

Air mataku sudah mengalir deras, aku tak menyangka ia benar - benar melakukan ini. Senyum merekah di bibirku, air mata yang mengalir ini tentu saja air mata bahagia dan terharu karena susunan kata Levin yang sungguh memiliki arti.

"Levino Richardson, theres no reason buat gak bilang 'iya' sama kamu. So the answer is YES" balasku dengan suara yang serak dan air mata yang masih mengalir.

Levin berdiri dan senyumnya melebar lalu ia menarikku kedalam pelukannya.

"Sekali lagi terima kasih Arl, aku sayang kamu, sangat." Ucapnya dan aku mengangguk didalam pelukannya.

Aku menerimanya dan aku yakin suatu saat ia bisa menjadi kepala keluarga yang bijaksana dan baik terhadap keluarga kecil yang akan kami bangun nantinya. Aku tak menolaknya karena aku percaya kepadanya.

Setelah berpelukan cukup lama, Levin memasangkan cincin dijariku dan kami akhirnya pun masuk kedalam rumah karena udara semakin dingin. Saat sudah menapakkan kaki kedalam rumah, kami memberitahu tante Sarah bahwa kami resmi bertunangan dan ia juga ikut senang atas keputusan kami. Aku juga tak lupa dengan memberi tahu orang tuaku lewat video call, mereka terkejut dan bisa kulihat bunda menangis.

This is us. Terima kasih Levin, bersamanya aku tak lagi merasa sendiri, bersamanya aku merasa dia adalah tujuanku dan dia adalah rumahku untuk singgah, rumah ternyaman dan terhangatku ada pada sosok Levin.

Aku bahagia, sungguh bahagia. London menjadi saksi dimana Levin memasangkan cincin kejariku dan kota ini menjadi saksi dimana aku menerimanya untuk menjadi pasangan hidupku. Aku tahu hubungan ini tak selamanya berjalan halus, pasti akan ada masanya kita ada disuatu masalah, namun kita akan mencobanya memperbaikinya hingga benar - benar baik seperti seharusnya.

Tunangan bagiku adalah lembaran baru untuk pasangan, dimana kita akan berjalan ke jenjang pernikahan yang akan lebih serius dan tak semudah saat masih berpacaran. Dan kami akan melewatinya tak lama lagi. Aku harap semuanya akan selalu baik - baik saja dan aku harap kami bisa mencintai dan menerima kekurangan masing - masing. Itu yang pasangan sesungguhnya lakukan bukan?

Aku berdoa agar kami tak terpisahkan meski masalah menimpa, dan aku juga berdoa agar kami tak terpisahkan hingga pada hari dimana ajal menjemput nantinya. Levino Richardson let's get through this together.

// O B S E S S E D //

The Final!!

Is time to say goodbye buat kalian readers Obsessed kecintaan aku ❤️ sekali lagi terima kasih buat kalian 😭

Dan untuk cerita ini, aku memutuskan untuk ga bikin Season 2 but don't worry, karena bakal ada cerita lain yang bakal aku buat kalian readerskuu

Tunggu aku di cerita selanjutnyaa 👋🏻

Thank You. 🖤

Obsessed [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang