31: The Truth

9.2K 343 14
                                    

Sebelum baca dengerin lagi yang diatas ya luv biar makin greget deh tuh bacanya 🙂

// O B S E S S E D //

Arlaya POV
~ Flashback ~
Kamis sepulang sekolah menjadi giliranku sebagai petugas piket yang diwajibkan untuk membersihkan kelas. Shenina dan Reyina awalnya sempat ingin menemaniku karena beberapa temanku yang jadwalnya sama denganku sudah piket terlebih dahulu saat pagi tadi, namun aku menolak dan menyuruh mereka berdua untuk pulang duluan saja daripada membuang waktu untuk menemaniku.

Dan tinggalah aku bersama keempat murid lainnya, yaitu Vito, Resya, Fadil, dan Reta. Mereka memilih untuk piket pada pulang sekolah sama sepertiku.

Lama kelamaan karena bekerja bersama, akhirnya tugas kami pun selesai. Aku pamit duluan karena bunda sudah memberi kabar bahwa ia sudah menungguku di depan gerbang sekolah.

Diperjalananku menuju mobil bunda. Tubuhku menabrak lelaki yang ternyata itu adalah Alavan.

"Sorry Arl, gue buru - buru." Ucapnya berteriak lalu berlari entah kenapa.

Dan satu yang menarik perhatianku, dia menjatuhkan jaket yang awalnya ia gantungkan di tali tas ranselnya. Aku buru - buru mengambilnya dan membersihkannya dari debu yang ada di jalanan tempat ia menjatuhkannya.

Apa dia benar - benar sebegitu buru - burunya sampai ia lupa mnejatuhkan jaketnya begitu saja, pikirku.

Entahlah, sehabis itu aku membawa jaket miliknya lalu kembali melanjutkan perjalananku menuju depan gerbang.

Intinya aku harus mengembalikan jaketnya besok.

~ Flashback Off~

Malam sabtu yang agak tak secerah malam biasanya, seperti biasa. Aku berkutat pada tugas - tugas akhir yang cukup banyak karena sebentar lagi aku akan diadakannya kenaikan kelas. Guru memang sengaja memberi tugas yang cukup banyak agar dapat menambahkan nilai yang kurang untuk kepentingan naik kelas.

Bunda dan ayah pergi ke acara bisnis dari kantor ayah, dengan terpaksa aku harus lagi - lagi sendirian karena tugas yang membuat aku tak bisa ikut mereka.

Aku tak pernah merasa setakut ini saat sendirian dirumah semenjak ada orang sinting yang hampir saja mencoba masuk kerumah dan membuatku trauma berkepanjangan.

Dan komplek perumahan ini juga bisa dibilang sangat sepi. Aku lebih baik mereka mengadakan acara apapun itu agar komplek ini bisa dibilang hidup dibanding sunyi dan gelap.

Kututup buku karena tugasku sudah sepenuhnya selesai. Aku berdiri dan meregangkan badan karena terlalu pegal saat menulis barusan.

Saat ingin menutup gorden. Aku menatap lelaki memakai topeng serigala yang menyeramkan. Ia berjalan dari kejauhan aku bisa melihatnya karena jaket yang ia orang ini pakai, mirip seperti jaket yang Alavan sempat jatuhkan saat itu.

Ia berjalan terlihat sangat buru - buru dan bisa kulihat ia datang kearah rumahku. Sebentar, siapa dia?

Sebelum aku turun untuk mengetahui siapa orang ini, aku berhenti sebentar dan memperhatiakn gerak - geriknya.

Obsessed [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang