26: Wherever You Are

6K 350 10
                                    

Arlaya
Hari ini, hari terakhir Levin menapakkan kaki di Indonesia. Mengapa waktu sangat cepat untuk kami berdua.

Saat sarapan aku terus memikirkannya, sehingga terkadang terus - terusan di tegur bunda karena tak fokus dan melamun.

"Nanti kamu boleh izin keluar sekolahnya sekitar jam berapa? Biar bunda yang jemput." Ucap bunda.

"Jam 11 udah boleh bun." Balasku dengan nada sedikit lemas, entah malas bersekolah atau memang memikirkan bagaimana memperpanjang waktu dengan Levin.

"Oke. Pesawat Levin landing jam berapa? Dia kasih tau kamu?" Tanya bunda lagi.

"Jam 2." Balasku dan bunda mengangguk.

Setelah sarapan habis. Akhirnya aku berangkat, kali ini bersama ayah. Karena ia mendapat libur sekitar 2 hari dari kantornya.

Sesampainya disekolah. Aku pamit kepada ayah dan keluar dari mobil.

Aku mengeratkan jaket karena entah mengapa udara pagi ini sedikit lebih dingin. Mungkin karena semalam sempat hujan deras.

Kakiku membawa berjalan hingga ke kelas dan tak lama menaruh tas, bel masuk sudah berbunyi dan jam pelajaran pun dimulai.

// O B S E S S E D //

"Permisi bu, ada anak yang ingin dispen. Nak Arlaya? Yuk nak sudah ditunggu orang tuanya." Saat ditengah pelajaran, bu Nani yang pernah membantuku waktu itu memanggil.

"Oh iya bu. Nak Arlaya silakan siap - siap." Ucap bu Siska—guru bahasa Indonesia kepadaku.

Aku menurut dan merapihkan buku kedalam tas. Shenina dan Reyina menyampaikan untuk hati - hati saat perjalanan, aku tersenyum kearah mereka dan akhirnya izin keluar kelas dan berjalan mengikuti arah bu Nani.

Di meja piket sudah ada ayah yang menungguku, selagi aku berjalan. Ayah tersenyum kecil melihat kedatanganku dan akhirnya aku izin pamit meninggalkan sekolah pada guru - guru yang sedang mendapatkan giliran berjaga di meja piket.

Setelah itu aku berjalan beriringan bersama ayah dan masuk kedalam mobil.

Diperjalanan hanya keheningan dan mataku hanya menatap kearah jendela. Sampai tak sadar jika kami sudah sampai di bandara.

Aku turun dari mobil dan tak membawa tas ranselku karena tak ingin menyusahkan diri sendiri nantinya. Aku, bunda dan ayah berjalan bersama menuju terminal dimana pesawat Levin akan terbang.

Saat sudah sampai di terminalnnya. Mataku mencari keberadaan Levin, hingga namaku terpanggil dengan sendirinya. Dan aku tahu suaranya.

Aku segera menghampiri Levin dengan berlari kecil kearahnya, setelah tepat didepannya aku langsung memeluk tubuhnya.

"Terima kasih udah mau kasih waktu untuk anterin aku ya Cia? Aku cemas tadinya, aku kira kamu gak bakal datang." Ucapnya dipelukkan kami.

Aku melepakan pelukannya duluan dan menatapnya.

"Aku gak bakal lupa Vin." Balasku dan memeluknya sedikit lagi.

Akhirnya kami menghabiskan waktu bersama di terminal bandara dengan mengobrol sebelum semuanya akan terasa sepi karena Levin akan pergi, kembali ke London.

"Ahh Vin, jangan pergi dulu dong. Ayo kita explore Jakarta lagii." Ucapku merengek seperti bayi.

Levin tertawa seraya mengacak rambutku serta ia menarik kepalaku ke dada bidangnya.

"Aku bakal balik kesini lagi Cia. You don't have to worry." Balasnya dan aku bisa merasakan tangannya mengelus rambutku.

Hingga...

"Penerbangan Dermaga Airland tujuan London akan segera berangkat. Bagi para penumpang yang sudah bersiap dan mempunyai tiket, dipersilakan untuk pergi menuju pesawat. Mohon untuk mengecek barang bawaan anda agar menghindari hal yang tidak diinginkan. Terima kasih."

Aku menatap Levin dengan mata berkaca, namun lama kelamaan air mataku meluncur begitu saja. Levin yang tadinya terduduk bersamaku, kini berdiri dan menawarkanku untuk ikut berdiri juga bersamanya.

Levin yang peka karena aku menangis langsung memeluk tubuhku dan menenangkanku yang semakin menangis kencang. Ia memelukku dengan sangat erat, dan aku membalasnya dengan erat juga. Seakan enggan untuk memberinya akses untuk pergi.

 Seakan enggan untuk memberinya akses untuk pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cia aku bakal balik. Kesini, peluk kamu lagi, ajak kamu pergi jalan - jalan lagi. Jangan nangis ya? Levin sayang Cia. Jangan nangis lagi." Ucap Levin yang tak berhentinya menenangkanku dengan suaranya yang lembut.

Pada akhirnya aku benar - benar melepas pelukannya dengan rasa tak rela untuk berperginya Levin untuk kembali bersekolah.

Sesaat sebelum pelukan kami terlepas, Levin juga mengusap air mataku dengan ibu jarinya agar berhenti menangis.

Akhirnya setelah berpamitan pada Levin dan tante Sarah. Mereka pun benar - benar pergi dan lama - kelamaan tubuh mereka menghilang setelah berbelok kearah pintu masuk menuju pesawat.

Setelah sudah benar - benar tak ada Levin maupun tante Sarah. Aku kembali menangis memeluk bunda, aku memeluk bunda dengan erat dan sedikit mencekram baju yang sedang ia kenakan. Dengan sabar bunda menenangkan aku dengan mengelus rambutku.

"Bunda yakin Arl, Levin pasti bakal tepatin janjinya buat balik ke sini, ke Jakarta buat nemuin kamu lagi. Bunda yakin." Ucap bunda yang masih setia mengelus rambutku dan juga mencium dahiku.

Aku mengangguk dipelukkannya.

Setelahnya kami pergi keluar dari terminal bandara dan menuju tempat parkir. Kami masuk kedalam mobil dan tak lama kemudian mobil yang dikemudikan ayah pergi menjauh dari bandara.

Di mobil aku hanya diam dan sesekali menggeser beberapa foto yang aku dan Levin jepret saat ia masih disini. Dari mulai foto kami yang bagus hingga foto kami dengan pose terjelek pun aku ada. Tak lupa juga dengan foto masa kecil kami yang Levin kirim beberapa waktu lalu.

Levin, sungguh bukan hal yang mudah melepaskanmu untuk pergi. Namun aku tak bisa melakukan apa - apa selain berdoa agar kamu terus diberi kesehatan dan berdoa agar cepat - cepat kesini lagi untuk mengajak aku pergi ketempat yang belum pernah kita datangkan.

Is not easy. Letting people go is not that easy.

Safe Flight Levin. Cepatlah kembali.

// O B S E S S E D //

Haii

Update cepet. Alhamdullilah!!

Dan... bye Levinn. Kinda sad karena Levin Richardson harus pergi :(

Oh iya. LIBUR TELAH TIBAA!! iya libur tiba tapi masih ada remed juga. Jadi belum bisa sepenuhnya seneng - seneng. hehe.

Selamat membaca kaliann!!

VOMMENTS

Obsessed [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang