20: Levin

8.5K 471 22
                                    

Arlaya
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu. Aku izin pamit pulang duluan kepada Shenina dan Reyina karena bunda menyuruh untuk pulang cepat - cepat karena katanya ia akan memberikan aku sedikit kejutan yang aku sendiri pun masih bingung.

Aku memilih pulang menggunakan jasa ojek online karena dengan kendaraan inilah aku akan cepat sampai dan harganya pun murah.

Sesaat menunggu sekitar 5 menit, akhirnya ojek yang kupesan pun datang. Si pengemudi memberikan helm dan aku menerimanya dan langsung memakainya.

Motor berjalan meninggalkan sekolah, dan setelah sampai dirumah. Aku langsung membayar dan berkata terima kasih pada si pengemudi.

Aku berlari kecil saat memasuki area rumah dan aku langsung masuk membuka pintu dan berjalan kearah ruang tamu.

Sesampainya di ruang tamu. Mataku melebar dan mulutku menganga.

Itu Levin. Sahabat kecilku yang sekarang ia sudah tinggal di London karena berkuliah.

"LEVIN?!!" Aku berteriak agak kencang dan ia berdiri dengan senyum manis yang selalu aku ingat.

Aku berlari kearahnya dan ia menangkapku dan memeluk seraya mengangat tubuhku.

"Hi. I'm back Cia." Ucapnya dipelukanku dan aku terkejut karena ia menyebut nama belakangku seperti itu, aku kira dia akan lupa.

Aku melepas pelukannya dan tersenyum.

"Aku kira kamu lupa sama panggilan itu." Ucapku dan ia menggeleng.

"Aku gak bakal lupa sampai kapanpun" balasnya mengelus rambutku.

"Ekhem Arl. Ini ada tante Sarah kok kamu diemin sih? Salam dong." Ucap bunda menengahi pembicaraanku dengan Levin.

"Eh iya. Halo tante." Ucapku menghampiri ibunya Levin.

"Halo Arl, wah sudah besar aja ya kamu? Cantik pula. Cocok kayaknya nih kalau bersanding sama Levin." Ucap tante Sarah yang membuat keadaan sedikit canggung.

"Apa sih ma. Jangan gitu ah." Ucap Levin menyela ucapan ibunya.

Aku hanya tertawa kecil merespon ucapan tante Sarah yang aku tahu itu hanyalah bercanda.

Karena kebetulan Levin disini. Kami memutuskan untuk pergi berjalan - jalan sore dan bunda juga tante Sarah memilih untuk tetap dirumah.

Dan sekarang aku sudah bersama Levin di mobilnya menuju tempat yang kita berdua pun masih bingung ingin kemana.

"Mau kemana?" Ucapnya dan aku tertawa kecil seraya mengacak rambutnya kecil.

"Gimana sih? Kan kamu yang tadi nawarin jalan." Balasku.

Dia tertawa dan menyelipkan kata 'oh iya juga ya' yang membuatku tertawa juga.

Setelahnya kami diam dan entah darimana suatu ide datang begitu saja bagaikan lampu yang dinyalakan dalam ruangan.

"Kalo makan nasi goreng pinggir jalan. Kamu mau? Enak lho nasi gorengnya, tempat favorit aku sama Devan." Ucapku dan seketika rasa nyeri di hatiku kembali. Tempat ini adalah tempat favorit kami saat sudah bosan dengan suasana mall.

Obsessed [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang