Kimberly bicara di telepon sementara matanya membaca berkas di depannya. "Kau sudah menyiapkannya? Berkas perceraian kita."
"Belum. Aku terlalu sibuk. Aku tidak mau dan tidak akan pernah mau!"
Sangat kekanak-kanakan, pikir Kimberly. Dia tersenyum kecil. Benar juga kata pepatah, saat seseorang jatuh cinta, IQ mereka bisa turun drastis sampai ke lutut.
"Kau 'kan punya banyak pengacara," sindir Kimberly.
"Semua pengacaraku sibuk!"
"Kalau begitu aku akan minta bantuan Richard." Richard adalah seorang pengacara sekaligus koleganya di kantor sekolah. Pria itu juga ketua yayasan sekolah Eveready.
"Richard itu anak buahku juga," bantah Xander. "Apa yang dilakukannya harus mendapat persetujuan dariku!"
Senyum Kimberly makin lebar. "X, aku menyerahkan urusan ini padamu demi menjaga reputasimu. Kesannya lebih bagus kau yang mencampakkanku daripada aku yang mencampakkanmu"
"Ha! Reputasi?" suara X terdengar sinis. Seperti biasa, wanita yang bicara dengannya itu punya lidah yang tajam. "Aku tidak akan memberimu tunjangan sepeser pun," ancamnya.
"Aku tidak menginginkannya."
"Bagaimana kalau kuberi kau 50% sahamku?" Si X membujuk.
"Aku tidak berminat."
"Pulau Santorini?"
"Aku tidak suka."
" Emas? Berlian? Sebut apa saja, aku akan memberikannya padamu!" Xander bisa memberikan apa saja yang diinginkan wanita itu dan wanita itu bisa memiliki apa saja yang diinginkannya. Namun, kenapa perpisahan tetap saja terjadi?
Xander terus melakukan tawar menawar. Tentu saja ia ingin Kimberly, istrinya, mengurungkan niat bercerai. Bagaimana mungkin pasangan yang saling mencintai dan harmonis, menginginkan perpisahan?
Banyak alasan untuk berpisah, atau bercerai, terlepas dari takdir hubungan itu sendiri. Kadang kala penyebabnya hal sepele, bahkan mungkin dari pihak luar. Bagi Kimberly ia punya alasannya sendiri.
Orang tua Xander, suaminya, tidak pernah menyetujui hubungan mereka, karena latar belakangnya yang tidak menguntungkan. Dia anak yatim piatu, tidak memiliki kekayaan materi ataupun posisi penting yang dapat membantu bisnis keluarga suaminya. Bahwa dia menjerat anak mereka dengan tipu muslihat, mata duitan, seorang upik abu yang bermimpi menjadi Cinderella. Bahkan mereka menganggap pernikahan mereka dilakukan karena gadis itu hamil terlebih dahulu. Semua tuduhan ditanggapinya dengan besar hati.
Tuduhan hamil diluar nikah dapat dibuktikannya tidak benar dengan kelahiran anaknya yang secara normal, sebelas bulan setelah menikah. Kimberly juga banyak membantu perkembangan perusahaan mereka. Bersama dengan suaminya, mereka menjadi tim yang sangat kompak dalam menghadapi segala permasalahan. Namun tetap saja mertuanya merendahkannya.
Intinya, mereka tidak menyukainya dan Kimberly tidak ingin membuat suaminya menentang orang tuanya. Karena dia yatim piatu, dia sangat menghargai pentingnya orang tua walaupun kadang berbeda prinsip.
Suaminya sangat mencintainya, dia tahu itu dan dia juga punya perasaan yang sama. Namun dia tidak ingin terus menerus harus membuktikan diri di hadapan orang lain.
Dia tidak ingin menjadi beban, terutama bagi suaminya. Dia tidak ingin menjadi sumber kelemahan bagi orang lain dan dia tidak ingin orang lain menjadi kelemahannya. Dia tidak ingin punya kelemahan dan jika pun dia memilikinya, dia harus memastikan tidak ada seorang pun yang dapat menyentuh kelemahan itu.
Dan mencintai sesuatu adalah kelemahan. Dia tidak sanggup menghadapi kehilangan sesuatu yang dicintainya atau yang dicintainya itu disakiti. Sangat berat baginya. Ia kehilangan orang tua, kakak, hampir kehilangan suaminya beberapa kali dalam misi-misi mereka dan satu kali dia pernah hampir kehilangan anaknya. Ketika perayaan ulang tahun anaknya yang pertama, anak mereka diculik oleh orang dalam mereka sendiri.
Rasanya seperti roh meninggalkan tubuhnya saat itu juga. Dia lemas, tidak berdaya dan menangis. Dalam dunia yang mereka jalani, selalu ada pihak-pihak yang ingin mencelakakan mereka.
Untunglah anaknya diselamatkan tepat waktu, berkat kegigihan dia dan suaminya serta jaringan kerja mereka, tetapi kejadian itu meninggalkan trauma bagi Kimberly. Dia tidak akan sanggup menghadapi jika hal seperti ini terjadi lagi. Anaknya, bayi mungilnya, ada yang ingin menyakiti.
Jadi, dia memutuskan meninggalkan anaknya dalam pengasuhan mertuanya dan nantinya hak asuh anak jatuh pada suaminya, jika mereka sah bercerai, karena dia tahu anaknya lebih aman di sana. Dia memutuskan akan bercerai dari suaminya, karena dia merasa lemah, tidak pantas menjadi pendamping laki-laki yang paling luar biasa ada di alam semesta ini.
Suaminya adalah seseorang manusia yang bagaikan dewa. Dunia ini begitu kecil baginya dan semua dalam genggamannya. Seorang pria yang punya kekuasaan bahkan memindahkan gunung dan meruntuhkan langit jika ia menginginkannya.
Sangat luar biasa, terkadang menjadi sangat menakutkan.
"Bagaimana kabar Anthony?" tanyanya pada X di telepon. Ekspresi wajah dan suara Kimberly melembut.
"Baik dan sehat." Suara Xander turut melembut membayangkan anak mereka yang lucu dan pintar. "Aku sedang di luar kota, jika saja aku di rumah aku akan membawanya untuk bicara denganmu."
"Ya, tidak apa-apa, aku mengerti."
"Kau rindu padanya?"
Kimberly tersenyum lebar. "Tentu saja aku rindu, siapa yang tidak?"
"Apa kau juga merindukanku?"
Sebuah suara menyahut dari ambang pintu membuat Kimberly terbelalak. "Wah ... tidak kusangka dalam masa hidupku ini aku bisa melihat kau tersenyum, Kimberly ...." Suara itu berasal dari pria yang pernah menjadi walinya. Vincent Black!!
(Revisi: 19/07/2020)
![](https://img.wattpad.com/cover/156838822-288-k487818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Play In Fire (END)
ActionRomance 21+ Aku mencintainya, tetapi harus meninggalkannya *** Kimberly, gadis yatim piatu yang menikah rahasia dengan seorang CEO karena kebutuhan mendapatkan keturunan. Setelah mendapatkan anak, Kimberly didepak dari kastel mewah Keluarga Xin. Kim...