Tanpa menghiraukan protes Kimberly, Xander menjilati payudara isterinya yang basah, hanya untuk membuat Kimberly kembali ke jalur berahi bersamanya. Tidak lama kemudian suara isterinya mulai mendesah menyebut namanya.
"Xander, ahh ...."
Ia membebaskan tangan Kimberly dan mulai menciumi kulit wanita itu dari dada terus ke perutnya, hingga ke bawah ke area lembut di antara kedua kakinya. Tangan Kimberly meremas rambutnya sebagai bentuk persetujuan. Ia memuja wanita itu, memuja tiap inci kulitnya, tiap bagian tubuhnya.
Xander mencelupkan jarinya ke dalam celah di selangkanganKimberly, menjilat, memutar dan membelai bagian itu dengan jari dan lidahnya. Kimberly basah meleleh di tangannya.
"Luar biasa, kau bahkan terasa sangat manis, sayang, ... seperti madu," katanya pelan, mengecap cairan yang dikeluarkan isterinya.
Ia memuja bagian itu, tempat di mana ia bisa mengisi tubuh isterinya, memenuhinya. Tempat anaknya dilahirkan. Ia sangat menyukai ide untuk membuat Kimberly hamil lagi, melahirkan anak-anaknya ..., terus berada di sisinya, tidak ke mana-mana.
"Apa kau memakai kontrasepsi?" Ia bertanya.
"Ehm ...," sahut Kimberly seraya mengangguk. Xander agak kecewa jadinya.
"Xander, aku tak tahan lagi ...," desah Kimberly. Tubuhnya mulai meliuk, menyodorkan panggulnya ke arah selangkangan Xander.
Xander mendengar namanya bergema di ruangan itu, di antara desahan wanita di bawahnya, yang sedang penuh penantian, dalam kuasanya. Menahan hasratnya sendiri rasanya membuat hidupnya berada di penghujung jalan.
"Baiklah ...." Xander mendesah lalu memasukkan batangnya ke dalam tubuh Kimberly perlahan-lahan.
Kimberly sudah mengantisipasi otot rongga di tubuhnya harus lemas untuk menyesuaikan dengan ukuran milik pria itu. Tubuhnya menghangat dan racun kenikmatan mulai menyebar dalam tubuh mereka. Xander bergerak pelan dahulu dan bertambah cepat kemudian.
Cengkeraman kaki Kimberly di pinggulnya tambah erat. Jari-jari tangan wanita itu mencengkeram bahunya yang bidang.
"Cepat, Xander! ... lebih keras lagi, ah ...hhnnh!!"
Keduanya sama-sama mendamba dan berjuang. Xander memasukinya jauh ke dalam, meraihnya, menyentuh bagian dalam dirinya yang siap meledak. Otot dalamnya yang lembut meremas milik Xander. "Xander!" Kimberly meneriakkan namanya dengan cengkeraman kuat memeras cairannya hingga titik penghabisan.
Bergumul di atas tempat tidur, tubuh keduanya basah oleh keringat. Setelah mencapai puncak berkali-kali, Xander melepaskan muatannya yang terakhir dengan amarah dan putus asa.
"Selama aku masih bisa membuatmu orgasme, Kimberly, Jangan-pernah-minta-cerai-dariku!" Ia menghantamkan tubuhnya ke dalam tubuh Kimberly di setiap kata yang diucapkannya.
Kimberly rasanya ingin mati saat itu juga. Sekarat karena hasrat. Tersesat dan mati dalam kenikmatan. Enam bulan. Hasrat yang tertahan demikian lama itu akhirnya terlepas dengan rasa begitu buas.
Akhirnya Xander jatuh ke dada isterinya setelah meraung melepaskan beban. Tubuhnya lemas sesaat. Xander berguling dan berbaring di sisi isterinya. Detak jantungnya masih cepat dan napasnya pendek dengan dada bergerak naik-turun. "Dan ini, " lanjutnya tersengal, "belum cukup untuk mengganti kehilanganku selama 6 bulan!"
Kimberly tertawa pendek. Memangnya, pernahkah ada kata cukup untuk seks yang hebat dan menyenangkan?
(Revisi: 22/07/2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Play In Fire (END)
ActionRomance 21+ Aku mencintainya, tetapi harus meninggalkannya *** Kimberly, gadis yatim piatu yang menikah rahasia dengan seorang CEO karena kebutuhan mendapatkan keturunan. Setelah mendapatkan anak, Kimberly didepak dari kastel mewah Keluarga Xin. Kim...